12

3.6K 407 11
                                    

"_____? Mau ikut ga?"

Gue tersadar dari lamunan, lalu perlahan ngangguk sambil senyum ke Sehun. "Boleh,"

Sehun senyum balik. "Ayo naik,"

Tanpa basa basi gue langsung naik ke motornya dan kita pun langsung cabut dari situ.

Sehun ngendarain motor lumayan ngebut dan gue bingung harus pegangan dimana. Yakali gue main peluk-peluk tunangan orang.

Tapi Sehun bener-bener ngebut dan kalo gue ga pegangan, gue bisa terbang. Gue meremas jaket di pinggang Sehun dan memejamkan mata karena anginnya kenceng banget.

"Hun, pelan-pelan aja bisa ga?"

"Apa?"

"Gausah ngebut,"

"Motor gue maunya diajak ngebut,"

Gue cuma menghela napas dan meremas jaketnya dengan erat.

Ga lama kita pun sampe di terminal. Gue heran, ngapain kita ke terminal?

Gue turun dari motornya Sehun dan Sehun markirin motornya. Gue diri disamping dia dan langsung nanya. "Ngapain kita ke terminal?"

Sehun nengok sambil naro helmnya di motor. "Naik bis lah,"

Alis gue naik. "Bis? Kan lo bawa motor?"

Sehun berbalik sambil senyum. "Kita kan mau hunting foto di Busan. Gue capek lah kalo naik motor ke Busan." Dia maju selangkah lalu nengok ke gue. "Ayo, nanti bisnya keburu jalan,"

Gue melotot. Busan? Sehun hunting foto sampe ke Busan?
Dan apa yang dia bilang tadi? Kita? Gue dan dia? Berdua doang?

Dagdigdugdagdigdug. Mulai lagi deh jantung gue kumat.

Gue masih berdiri mematung disamping motor Sehun. Sehun yang ngeliat gue ga bergerak, langsung narik tangan gue. "Ayo buruan,"

Pergelangan tangan gue dipegang sama dia bro. Omaigat. Genggamannya halus banget. Gue jadi mau interlaced finger sama dia. Gimana ya rasanya?

Gue langsung geleng-geleng. Ga. Ini ga bener. Sehun tuh udah tunangan. Dia milik orang lain. Gue ga boleh ngerusak kebahagiaan dia.

Gue langsung ngelepasin tangan gue dari dia. "Gue bisa jalan sendiri kali,"

Sehun nengok dan berhenti sejenak, natap gue lurus. Dan yang pasti gue gatau arti dari tatapannya itu apa.

Setelah itu dia cuma senyum tipis dan sejajarin langkahnya dengan gue. Kita masuk ke terminal dan langsung beli tiket bis tercepat ke Busan.

******

Gue duduk dipojok deket jendela dan Sehun disamping gue. Bisnya sih ga terlalu rame karena ini bukan weekend. Gak lama setelah kita naik, bis pun jalan.

Gue cuma natap kosong ke jendela. Diantara kita gaada yang ngomong, suasana sepi banget. Sampe akhirnya Sehun ngomong duluan.

"Apa kabar?"

Gue tersadar dari lamunan, nengok ke Sehun dengan alis naik. "Hah?"

"Lo apa kabar?" Tanya Sehun lagi, ngulangin pertanyaannya.

Gue senyum tipis. "Baik, lo sendiri?"

Sehun senyum balik. "Baik juga kok," gue cuma ngangguk dan nunduk kebawah, mainin jari-jari tangan gue.

"Tunangan lo apa kabarnya?" Gue mengangkat kepala gue dan melihat Sehun dengan ekspresi muka yang... sedikit kaget?

Gue oon juga sih kenapa nanya kaya begitu ya? Ga penting juga sebenernya, malah ngancurin mood gue yang lagi bagus ini.

Blind Date [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang