7

4K 465 10
                                    

"______? Kamu sakit?" Tanya Chanyeol sambil megang jidat gue dengan punggung tangannya.

"______?" Tiba-tiba suara itu muncul. Suara yang gue kenal banget.

"Sehun?"

Chanyeol nengok ke arah Sehun dan naikin alisnya. "Sehun? Siapa?"

Tiba-tiba Sehun mendekat dan kini punggung tangannya menempel di jidat gue.

"Lo sakit? Kok pucet gitu?" Tanya Sehun khawatir.

Gue senyum tipis. "Ngga kok. Cuma lagi ga enak badan aja,"

"Itu sama aja sakit," Chanyeol nyeletuk sambil megang tangan kiri gue. "Yuk, aku anter ke dokter,"

"Gue aja yang anter lo ke rumah sakit," Sehun megang tangan kanan gue.
Gue natap Chanyeol dan Sehun bergantian dengan sebelah alis naik. Ada apa sama dua orang ini?

Tiba-tiba Chanyeol narik gue dan ngelepasin tangan Sehun dari tangan gue. "Yuk, nanti sakit kamu tambah parah,"

Gue berusaha lepas dari Chanyeol dan ngeliat miris ke arah Sehun seolah minta pertolongan.

Sehun bertemu tatap dengan gue dan dia langsung narik gue ke pelukannya. "Dia gamau. Jangan dipaksa." Katanya tegas.

Gue cuma diem dipelukannya Sehun karena tiba-tiba badan gue lemes beneran.
Lemes karena gue dapet serangan jantung efek dipeluk Sehun.

Chanyeol bertolak pinggang. "Lo ini sebenernya siapa sih?" Tanyanya sambil ngeliatin Sehun curiga.

Sehun mempererat pelukannya. "Sekarang ga penting lah gue siapa. Yang penting lo pulang aja, biar ______ bisa istirahat."

Duh... Hun... Lo bikin gue tambah lemes...

Sehun ngelus kepala gue dengan lembut sambil nunduk ngeliat gue. "Yuk masuk, nanti gue bikinin bubur biar lo bisa minum obat setelahnya,"

Gue ga bisa berkata apa-apa dan cuma ngangguk nurut sama Sehun. Gue dituntun untuk masuk balik ke apartemen sebelum gue berhenti di ambang pintu dan bikin Sehun bingung.

"Kenapa?"

"Sebentar," gue berbalik lagi dan ketemu dengan matanya Chanyeol. "Yeol, mending lo pergi aja deh. Kalo bisa, jangan muncul lagi dihadapan gue. Makasih." Lo berbalik lagi dan nyuruh Sehun untuk nutup pintunya walaupun Chanyeol masih diri mematung disana.

******

"Lo tiduran aja dulu di kamar. Gue bakal tunggu di ruang tamu sampe cowo itu pergi trus nanti gue bakal langsung balik," kata Sehun sambil duduk di sofa samping gue.

Gue natap lurus ke matanya. "Kenapa langsung pulang? Katanya mau bikinin gue bubur,"

Sehun ngelirik ke gue sebentar trus langsung mengalihkan pandangannya lagi. "Gue kira lo butuh waktu untuk sendiri,"

Gue menghela napas. "Lo mau kalo gue sendirian dengan keadaan kaya gini trus tiba-tiba pingsan dan gaada satupun orang yang tau?"

"Lo kan punya temen, kenapa ga suruh temen lo pulang aja?"

Gue mendengus kesel. Kenapa sih ini anak? Ga kenapa-napa kok malah ngomongnya kayak nyolot gitu.

Gue diem, dia juga diem. Kita sama-sama ga ngomong apa-apa.

Entah kenapa kepala gue malah berasa makin pusing. Gue tutup mata gue, sambil mijit-mijit kening gue sendiri.

"Mungkin cowo tadi udah balik. Gue ba--Hei, lo kenapa?" Tanya Sehun dan nadanya langsung berubah jadi khawatir saat ngeliat gue mijit-mijit kening.

Blind Date [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang