Sequel - 2

3.9K 418 78
                                    

Gue hanya bisa diam karena kedua tangan Sehun memegang pagar rumahnya, seakan menjebak gue supaya gue gabisa kemana-mana.

Jantung gue mulai deg-degan lagi. Bukan karena sindrom itu. Tapi deg-degan kaya dulu. Kaya waktu gue lagi jatuh cinta sama dia.

Gue menelan ludah dan menatapnya. Dia masih memperhatikan bibir gue. Gue bukan takut, tapi........

Sehun malah membawa wajahnya lebih dekat dengan wajah gue. Duh gimana dong nih?

Gue memejamkan mata dan langsung berjingkat melingkarkan tangan gue dileher Sehun, memeluk tubuh kekarnya tanpa banyak mikir.

Sehun pasti kaget. Yaiyalah. Gue sendiri juga kaget kenapa gue malah meluk dia. Abisnya gue ngeri dia udah keburu nyium gue duluan.

Gue memeluknya erat, sangat erat dan menenggelamkan wajah gue di lehernya.

Perlahan, gue merasakan sesuatu melingkar di pinggang gue. Sehun membalas pelukan gue. Dengan erat.

Kita berpelukan selama kurang lebih lima menit didepan rumah Sehun. Tanpa bicara sepatah kata pun.

Dan gue, kini merasakan sesuatu yang aneh muncul dihati gue.

******

"Seneng banget akhirnya gue bisa meluk lo lagi," kata Sehun saat posisi kita masih berpelukan kaya teletabis.

Gue membuka mata dan menggigit bibir. Ini kenapa sih? Kayanya ada yang salah sama otak gue hmmm.

Jujur, gue sama sekali ga kepengen ngelepas pelukan ini. Entah kenapa gue ngerasa bener berada dipelukan Sehun sekarang.

"Lo baik-baik aja kan?" Sehun melepas pelukannya lalu menatap gue khawatir.

Gue menatapnya lurus. Daritadi gue tuh kaya orang gabisa ngomong soalnya cuma diem aja.

"Eh, ujan!"

Tiba-tiba ujan deres. Sehun kebingungan dan langsung meneluk gue dari samping, menutupi kepala gue dengan satu tangan lalu masuk kedalam rumahnya.

Lagi-lagi gue cuma diem aja dan ngebiarin Sehun bawa gue masuk kedalam rumahnya.

Dia membawa gue duduk diruang tengah. Tubuh kita udah sama-sama basah walaupun kena ujan sebentar doang. Karena ujannya deres banget sih. Gue cuma nurut duduk disofa, lalu dia pergi kebelakang dan kembali membawa handuk untuk gue.

"Nih, pasti dingin.. Gue bikinin teh dulu ya,"

Gue hanya menatap punggung Sehun yang berjalan ke dapur untuk membuat teh.

Gak lama dia datang membawa dua cangkir teh untuk kita. Dia juga nyalain tv biar suasanyanya ga canggung gitu.

"Diminum ya tehnya, biar badan lo anget," kata Sehun dan gue cuma ngangguk sambil ngambil cangkir tadi dan menyeruputnya sedikit demi sedikit.

"Kalo boleh tau... Kenapa lo tiba-tiba ada didepan rumah gue? Lo nyari gue?"

Alis gue terangkat. Nahlo. Mau jawab apa nih gue? Masa gue jawab 'gue gatau tiba-tiba gue kepikiran sama lo dan kaki gue melangkah begitu aja sampe kerumah lo' (?) Aneh bin ajaib itumah.

"_____? Lo sakit?"

Gue cuma kedap kedip sementara Sehun memegang kening gue.

"Suhu tubuh lo biasa aja kok. Tapi kenapa lo daritadi ga ngomong sama sekali?" Tanya Sehun.

Gue menghela napas. "Gue gapapa kok, cuma--AAAKKK"

Tiba-tiba ada petir gede banget dan semua listrik mati. Gue sontak langsung meluk Sehun yang ada disamping gue dan menenggelamkan wajah gue didadanya.

Blind Date [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang