22

3.3K 414 17
                                    

Gue ga nyangka banget pas tau nyokapnya Sehun udah meninggal. Ga percaya juga. Terakhir gue ketemu dia kan keliatannya masih sehat-sehat aja.

Gue menangis dipelukan Sehun, gue tau apa yang Sehun rasain saat ini. Gue menenggelamkan kepala gue di dadanya.

Sehun mengelus kepala gue dengan lembut. "Kok nangis sih? Gue aja ga kenapa-napa..." katanya.

Gue melepas pelukannya dan menatap matanya dalam-dalam. Dia senyum, tapi sebenernya dia tuh menelan semua kesedihan yang dia tanggung. Matanya ga bisa bohong.

"Kenapa lo ga cerita sih?"

"Untuk apa gue cerita? Toh, lo ga akan peduli kan... Lo aja ga peduli sama gue, apalagi sama nyokap gue," kata Sehun.

Iya gue salah. Gue tau gue salah karena nyuekin lo dari kemaren Hun. Tapi kalo lo punya alesan kenapa lo ngikutin gue terus, pasti gue ngertiin.

"Gue ga tau kalo sebenernya keadaan lo seperti ini,"

Sehun senyum miris. "Seperti apa? Sedih kaya gini? Trus lo cuma mau kasihanin gue gitu?"

Gue diem. "Bukannya gitu--"

"Yaudahlah. Lupain aja," kata Sehun lalu menatap makan nyokapnya, tak lama matanya tertutup.

Gue gatau harus ngomong apa lagi. Jadi gue cuma diem, sementara Sehun mungkin lagi berdoa buat nyokapnya.

Sehun menoleh. "Yuk balik,"

Dia menggandeng tangan gue lagi. Gue hanya menurutinya dan  kita pun balik ke mobil.

Gue masuk ke mobil dan Sehun langsung menjalankan mobil pergi dari tempat menyeramkan itu. Gue sendiri juga ga tau dia ngarahin mobil ini kemana.

Gue cuma diem. Sehun juga diem. Kita sibuk sama pikiran masing-masing.

"Jangan diem aja dong, jadi dingin gini suasana mobil,"

Gue nengok. Akhirnya dia ngomong juga. "Trus, lo mau gue nyanyi nyanyi disini?"

Sehun nyengir. "Boleh juga,"

Gue melotot. Lah, dia beneran nyuruh gue nyanyi?

"Beneran? Suara gue cempreng loh. Bikin kuping lo sakit,"

"Gapapa. Yang penting gue bisa denger suara lo,"

Aduh. Kenapa lagi ni bocah. Mulai lagi bikin terbang anak orang.

"Gamau ah"

"Yih kok gamau?"

"Au"

"Kok jadi jutek gitu sih?"

"Bodo"

"Gue cium nih,"

"Hih?!"

Sehun ketawa. "Lo tuh lucu ya,"

"Makasih," kata gue dan mengalihkan pandangan keluar jendela. "Loh kok kita ke arah luar kota sih Hun? Emangnya mau kemana?"

"Gue mau nyulik lo,"

Gue menoleh ke Sehun dengan mata membesar. "Nyulik gue?"

"Udah lo diem aja, mendingan lo tidur deh. Nanti kalo udah sampe gue bangunin," kata Sehun masih fokus nyetir.

"Gamau. Nanti lo berbuat yg macem macem lagi sama gue,"

"Dih, siapa juga yang mau macem-macem sama lo?"

"Tauah," gue berbalik nyenderan ke jendela dan lama-kelamaan tidur juga.

******

Blind Date [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang