21

3.4K 422 10
                                    

Kita berdua akhirnya sampai di rumah Sehun. Keliatannya sepi banget rumah itu.

Sehun menoleh dan tersenyum ke gue, lalu menggandeng tangan gue. "Yuk masuk,"

Gue cuman ngangguk sambil membiarkan diri gue ditarik sama Sehun masuk ke dalem rumahnya.

Sehun membuka pintu rumahnya dan langsung membawa gue ke dapur. Kita berhenti didepan lemari makan.

"Ayo kita liat, ada makanan apa ya disini..." Sehun melepas tangannya dari tangan gue dan membuka lemari makan. Isinya ada ramyeon, ada bubur instan, teh, bumbu dapur, dan lain-lain.

"Jangan yang ribet-ribet ya masaknya, gue kan belum ahli-ahli amat, hehe" kata gue cengengesan.

Sehun menepuk-nepuk puncak kepala gue. "Tenang aja. Gue bantuin kok,"

Gue cuma nyengir ga jelas sambil ngeliatin Sehun yang masih milih bahan-bahan untuk dimasak. Sekarang dia pindah ke kulkas untuk nyari sayur-sayuran.

"Menu hari ini apa yaa," kata Sehun sambil ngetuk-ngetuk dagunya sendiri.

"Gue sih ikutin chef aja deh," kata gue dan Sehun ketawa.

"Oke, kita masak doenjang jjigae aja ya," Sehun membawa semua barang-barang yang diperlukan dan mulai menyiapkannya.

"Eh, jangan lupa pake ini,"

Gue berbalik dan tau tau Sehun udah tepat didepan gue, memegang sebuah apron dan memakaikannya ditubuh gue. Bahkan dia mengikatkannya dipinggang gue, sampe sampe dia harus berada deket banget sama gue untuk mengikat tali apron bagian belakang.

"Biar baju lo ga kotor," katanya sambil senyum.

Mampuslah jantung kumat lagi gimana ini yatuhan.

"Gu-gue bantu apa dulu nih?" Tanya gue gugup.

"Cuciin aja dulu semua bahan-bahannya,"

Gue cuman ngangguk ngikutin instruksi dari Sehun.

******

"Hun ini bener ga kaya gini motongnya?" Tanya gue dan Sehun langsung menghampiri gue yang lagi motong lobak.

"Yaudah segitu juga cukup... Emangnya lo belom pernah motong lobak ya?"

"Pernah, cuma untuk masak doenjang jjigae ini belom pernah,"

"Halah ngeles aja,"

"Dih siapa juga yang ngeles? Orang gue-AAWWWW,"

Sehun langsung nengok dan nyamperin gue. "Kenapa?"

Gue nunjukin jari telunjuk gue yang berdarah akibat keiris pisau.

"Yaampun kok bisa gini sih, hati-hati dong mangkanya..." kata Sehun langsung narik gue ke wastafel, membersihkan darah yang keluar.

Gue cuma diem dan meringis sedikit.

"Tunggu sini. Gue ambil kotak P3K dulu," katanya langsung pergi.

Gue menggigit bibir bawah gue. Kali ini mimpi atau bukan?

Gue nepok pipi gue sendiri. Sakit sih. Tapi ntar tau tau gue bangun dari tidur nih. Kan syedih.

Sehun balik lagi sambil membawa kotak P3K. Dia mengobati luka gue dengan teliti dan memakaikan perban dijari gue.

"Udah selesai. Pokoknya hati-hati ya, makanya kalo lagi ngerjain sesuatu tuh jangan ngelamun,"

Gue cuman manyun sambil ngangguk, dan lanjutin pekerjaan gue.

Blind Date [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang