"Gendong gue dulu, baru gue kasih unjuk arahnya," gue tersenyum jahil sementara Sehun menatap gue tanpa ekspresi.
"Lo punya kaki kan?" Tanyanya songong.
"Kaki gue pegel gara-gara ngintilin lo hunting selama dua jam tanpa istirahat,"
"Trus? Itukan kemauan lo, kalo lo gamau harusnya bilang dari awal,"
"Pokoknya gue gamau tau lo harus gendong gue. Mau makan ga?"
Sehun diam. "Mendingan gue cari restoran aja," lalu dia berbalik dan meninggalkan gue begitu aja.
"Sehun! Ih tega amat sih," gue berlari mengejar Sehun dan tiba-tiba kaki gue tersandung batu dan terluka.
"Aaaww.. Sehun..." gue merintih memanggil Sehun. Dia nengok, lalu dengan malasnya balik lagi menghampiri gue.
"Halah paling lo cuma pura-pura doang kan biar gue gendong lo?"
Gue menatapnya tajam. "Lo liat nih kaki gue. Berdarah. Masih bilang kalo gue cuma pura-pura jatoh?"
Muka Sehun seketika berubah jadi serius. Dia jongkok dihadapan gue sambil ngeliatin luka gue kaya dokter ahli.
Gue mendengus kesal. "Udah sana lo pergi aja duluan, gue bisa urusin sendiri," kata gue sambil megang kaki gue dan ngelepasin tangan Sehun dari kaki gue.
Sehun menatap gue, lalu dalam satu sentakan gue udah ada di punggungnya. Gue digendong kuda sama dia.
"Eh eh eh!" Gue berpegangan pada bahunya untuk menyeimbangkan tubuh gue.
Sehun menghela napas. "Lo berat juga ya ternyata, gue belom jalan aja berasa udah capek banget,"
"Apa lo bilang? Jadi gue gendut?"
"Gue ga bilang lo gendut. Gue bilang lo berat," katanya sambil mulai jalan pelan-pelan.
"Itu sama aja, lo mau gue cekik? Hah?" Gue melingkarkan tangan gue di lehernya, pura-pura mau nyekik dia.
"Lo nyekik gue, gue lepasin lo sekarang juga biar jatoh,"
Gue langsung lepasin tangan gue dari lehernya. "Eh, jangan... hehe,"
Seketika kita berdua pun sama-sama diam. Gue yang tadinya cuma pegangan di bahu Sehun, kini gue melingkarkan tangan gue di lehernya dan dagu gue beristirahat di bahunya.
"Doain aja semoga sampe rumah nyokap lo gue ga pingsan,"
Sehun nyindir gue dan gue mukul bahunya pelan. "Demen banget godain gue sih,"
Dia nengok sedikit dan wajah kita jadi berdekatan. "Siapa yang godain lo? Dih geer,"
Gue cuma manyun dan ga bales jawabannya.
"Masih jauh kah?"
Sehun ngomong lagi. "Masih dua kilometer lagi,"
"APA LO BILANG?" Sehun kaget dan langsung mau nurunin gue dari punggungnya. "Gue ga sanggup kalo masih dua kilometer lagi. Turun turun,"
"Eeeeee engga gue boong! Jangan turunin gue!" Gue meluk lehernya dengan erat karna gamau dia turunin gue. Posisinya udah pewe banget soalnya.
"_____!"
Tiba-tiba ada yang manggil nama gue dan gue kenal suara itu. Gue nengok ke arah sumber suara dan langsung senyum.
"Eomma!"
******
"Kok bisa luka gitu sih kaki kamu?" Tanya mama khawatir.
"Tadi kesandung, hehe," gue melingkarkan tangan gue dibahu Sehun dan dia bantu gue untuk jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Date [ COMPLETED ]
FanfictionKamu adalah seorang wanita yang membuka jasa Blind Date. Pekerjaanmu adalah mencarikan pasangan untuk seseorang dengan kriteria yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Anehnya, kamu sendiri belum punya pasangan, padahal kamu sudah melakukan pek...