14

3.6K 416 9
                                    

Gue menangis dipelukan Sehun. Entah kenapa hati gue rasanya nyeri banget. Baru sekali ini gue ngerasain sakit kaya gini cuma karena cowo.

Sehun membelai rambut gue dengan lembut, seakan dia bisa ngertiin perasaan gue. Dia juga malah nerima gue dipelukannya, padahal dia sendiri udah punya tunangan. Inilah yang bikin gue bingung.

Kenapa Sehun masih bersikap baik sama gue? Kenapa dia memperlakukan gue seakan gue ini pacarnya?

"Nangis aja sepuas lo, gue disini kok,"

Kata-kata Sehun sukses bikin gue nangis tambah kejer. Kenapa... kenapa?

"Lo tau gue nangis karena apa?" Kata gue disela sesegukan tangisan.

Sehun menggeleng, lalu menaruh dagunya diatas kepala gue. "Gue ga perlu tau, kalo lo butuh gue untuk menenangkan diri... gue siap untuk jadi senderan lo,"

Gue makin sesegukan dan cuma nerusin tangisan gue di pelukan Sehun.

******

Gue membuka mata. Saking capenya nangis, gue malah ketiduran setelahnya. Gue sadar gue masih dipelukan Sehun. Tangannya masih melingkar ditubuh gue. Gue mengangkat kepala gue dan melihat Sehun tertidur.

Gue mempererat pelukan gue ke Sehun sambil memejamkan mata lagi. Untungnya kali ini bukan mimpi. Untungnya gue emang benar-benar lagi dipelukan Sehun saat ini.

Tiba-tiba gue teringat dengan Eun Byul.
Ini ga bener. Gue ga boleh meluk-meluk Sehun sementara Eun Byul disana gatau apa-apa. Gue ga boleh nyakitin perasaan Eun Byul karena dialah tunangan Sehun. Kalo seandainya gue ada di posisi Eun Byul, gue pasti bakal kecewa banget sama Sehun.

Gue langsung bangun dan berdiri, menatap Sehun sebentar, lalu merapihkan selimut untuk membunhkus dirinya. Setelah itu gue berjalan ke kamar untuk menenangkan diri.

Handphone gue berdering. Ada telepon masuk dari Jongdae.

"Halo? _____? Lo dimana"

"Gue di rumah nyokap,"

"HAH?" kata Jongdae kaget. "Jadi lo di Busan sekarang?"

"Iya. Gue gabisa pulang karena disini ada hujan badai. Paling besok gue baru balik,"

Tiba-tiba ada suara Nana. "Lo gapapa kan _____? Suara lo lemes banget kedengerannya?"

Gue menghela napas. "Gapapa kok. Cuma kedinginan aja,"

"Kok lo tiba-tiba banget sih balik ke Busan? Biasanya lo bilang ke gue sama Jongdae, ada apa dengan nyokap lo?"

"Nyokap gue gapapa, gue cuma kangen nyokap aja. Kalian gausah khawatir,"

"Besok lo kabarin gue aja kalo udah sampe terminal, nanti gue jemput," kata Jongdae.

"Gausah. Gue bisa sendiri kok. Udah dulu ya gue ngantuk nih,"

Gue langsung mematikan teleponnya dan berbaring di kasur.

Sehun. Sehun. Sehun.

Gue harus lupain perasaan gue ke Sehun.

******

"_____? Lo lagi tidur ya?"
Sehun mengetuk pintu kamar gue.

Gue mengambil nafas dan berjalan ke arah pintu untuk membukanya. Gue bertemu tatap dengannya dan gue berusaha untuk senyum.

"Engga kok, ada apa?"

"Lo punya ramyeon?" Tanyanya. "Hujan-hujan begini kayanya enak banget ya makan ramyeon, hehehe,"

Gue mikir sebentar. "Coba kita liat," gue berjalan melewatinya kearah dapur dan memeriksa lemari makan.

"Ada nih," gue mengeluarkan sebungkus ramyeon dan menyodorkannya ke Sehun. "Lo mau gue bikinin?"

Blind Date [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang