"Dad, aku pinjam palu" teriak Rifya dari kamarnya.
Dad mendengus kesal. Dia segera mengampiri anaknya di kamar. "Hay, masuk ke mobil!" Perintah Dad.
"Paluuuuuuu" Rifya mengerucutkan bibirnya.
"Untuk apa, my baby Hayden?" Tanya Dad ikut mengerucutkan bibirnya.
Rifya mengulurkan buku bersampul kulit cokelat. "Buka gembok kecil ini, Daddy" jawab Rifya.
"Apa itu? Heh, pakai kunci gembok itu, sayang" kesal Dad.
"Kuncinya tidak ada, Dad!" Rifya berdecak kesal. "Palu sekarang juga!" Tegasnya.
Dad keluar. "Eltra, tolong ambil perkakas di countainer dapur!" Teriak Dad. "Berikan palu pada Hayden"
"Okay, Robert" sahut Eltra.
Setelah mengambil palu, Eltra segera menuju kamar Rifya. Dia memberi palu itu pada Rifya. "Untuk apa?" Tanya Eltra.
Rifya mengambil palu itu, dia meletakkan buku bersampul kulit cokelat di lantai dan kemudian memukul gembok kecil yang berada di pinggir buku itu.
Gembok itu patah. Rifya segera melepas patahannya dan kemudian membuangnya di sembarang tempat. Lalu dia melirik Eltra.
"Pergi!" Ketus Rifya.
Eltra mendengus. "Daddy, Hayden tidak mau masuk mobil" teriak Eltra.
"Ih, pengadu!" Kesal Rifya. "Pergi!"
"Hayden, masuk mobil, nak!" Teriak Dad.
"Ya, Dad. On the way!" Jawab Rifya. Lalu dia menatap Eltra yang sedang terkekeh. "Dasar lelaki menyebalkan!"
Eltra mengangkat bahunya. "Yang penting aku tampan" jawabnya.
🚙
Selama di perjalanan yang membosankan, Rifya dan adiknya terdiam memandang jalanan. Dad lebih memilih perjalanan dengan mobil dibanding harus naik pesawat. Selain ingin jalan-jalan, dengan mobil jadi lebih mudah. Banyak barang yang bisa di muat dalam mobil, sedangkan dengan pesawat barang yang harus dibawa sangat terbatas.
"Mommy, kenapa Eltra pisah mobil?" Tanya Nathan.
"Dia harus beres-beres dengan Maid di rumah kita. Jadi, dia menyusul nanti" jawab Mom.
Rifya memandang buku bersampul kulit cokelat yang berada di pangkuannya. "Lebih bagus Eltra jadi Maid lelaki pribadi kita" sahut Rifya.
Dad tertawa. "Hay, tidak boleh begitu" kata Dad. "Dia hanya membantu kita saja, bukan berarti aku menjadikannya Maid lelaki"
"Wajahnya pantas jadi babysitter" kata Nathan sambil mengubah robotnya.
Rifya terkekeh, lalu membelai rambut adiknya. "Itu baru adikku!"
"Nathan, jangan ikuti kakakmu, nak!" Tegur Mom.
Karena perjalanan masih jauh, Rifya pun berniat untuk membaca diary milik Jan. "Aku tidak yakin seorang 'Jan' menulis Diary. Itu seperti.. waria" gumam Rifya dalam hati.
Perlahan-lahan, Rifya membuka buku itu dan membaca halaman pertama. Rifya terbelalak. Benar saja, itu persis seperti tulisan Jan.
Isi tulisan itu menceritakan kehidupan Jan tentang kekesalan, kesulitan, kesedihan, kebahagaiaan, dan lain-lain. Semua perasaan Jan, di tumpahkan pada buku itu. Tulisan khas yang rapi dan bagus. Harinya tak menentu, bisa seminggu, atau sebulan kemudian atau beberapa bulan kemudian.
Ada beberapa halaman yang membuat Rifya jantungan.
xx-xx-xxxx
Dear diary yang manis,
Mungkin Aphrodite benar. Cinta itu buta. Bahkan aku tak mengerti mengapa aku jatuh cinta pada pemilik blog 'Heute Liebe und Hasse'. Padahal isi blog ini hanyalah materi fisika. Aku senang mengenal pemiliknya. Setiap aku bertanya, dia selalu menjawabnya dengan benar. Sepertinya, pemiliknya sangat pengertian dan baik hati. Aneh. Belum pernah bertemu, tapi sudah jatuh cinta. Padahal belum tahu bagaimana wujudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCE OF HURT
RomanceSiapa yang tahu bila takdir mempertemukan kembali Rifya dengan seorang yang tak dia kenal. Tidak tahu nama, asal daerah, dan lainnya. Yang dia tahu hanyalah wajah. Berawal dari pertemuannya di olimpiade fisika dan kemudian bertemu kembali untuk mene...