-1-

1.7K 191 15
                                    

Kim Seokjin's POV

"Jin!" Panggil seseorang dari belakang gue. Gue menoleh dan menemukan Namjoon, sahabat gue, lagi berlari kecil ke arah gue.

"Apaan?" Tanya gue dan berhenti berjalan.

"Lo mau kemana? Nggak ke kantin?" Tanyanya sambil berjalan disebelah gue.

"Iye, ini mau."

"Kok kagak kasih tau gue? Sombong lu, mentang-mentang ada Jin tomang, kembaran lo." Kata Namjoon sambil menyengir.

"Tai." Bales gue singkat sambil menoyor pipinya Namjoon

Nama gue Kim Seokjin, atau yang sering di panggil Jin. kelas 2 SMA.
Temen temen sekelas gue sering nge-bully gue karna nama gue, 'Jin'. Mereka keseringan memanggil gue 'Jin iprit'. Dan sering juga menganggap kalau gue itu sodaranya Jin tomang.

Kadang jadi gue itu nyesek ya. Padahal kan muka gue ganteng aned, masa di katain Jin iprit?

Ahem

Semua orang rata-rata menyapa gue, "hai Jin...........iprit."

Gue tersenyum, lalu menunjukan mereka– orang orang yang ngejek gue–, jari tengah, sambil bilang, "tai lu semua"

Karena nama gue juga, gue jadi popular di sekolah, dan juga karena muka gue yang ganteng nggak ketolongan ini, adek kelas pada ngasih kode kode nggak jelas, gue mah diem aje.

Sampai di kantin, Namjoon langsung menuju ke abang tukang Bakso, sedangkan gue ke tempat roti, tentu karna dompet gue yang belakangan ini jadi menipis.

"Bu, beli roti ini ya, yang 2000 rebu." Kata gue sambil menunjukan roti yang berwarna ijo, entah dari mana warna itu berasal.

"Iya iya, ambil aja Prit" kata ibu itu dan langsung meladeni orang lain.

Tuh kan, ibu kantin aja manggil gue iprit. Alias Jin iprit.

Ketika gue mau mengambil roti, tiba tiba aja ada seseorang yang mencolek pundak gue. Belum sempet gue menoleh, orang itu langsung bilang, "ambilin gorengan itu dong, kak"

"Yang mana? Kan banyak?" Tanya gue lagi sambil memandang Tahu, pisang goreng, tempe, cireng, dll.

"Tahu semuanya, ambilin tujuh." Katanya lagi.

Gue ngambil pelastik dan mulai mengambili tahu yang minyaknya banyak banget.
Baru setengah gue ngambil tahunya, tiba tiba gue teringat sesuatu.

"Dih?! Emang gue abangnya apa?!" Gue langsung menoleh ke orang tadi, "lu nyuruh nyuruh gua! Emang gu—"

Mata gue membesar, menatap orang itu.

"M-maap kak. Gue kan minta ngambilin tahu doang." Kata dia.

Kata si cewek gorengan itu.

"A-ah elu si." Bales gue, agak canggung.

Ngomong ngomong, cewek gorengan ini pendek juga ya? Kira kira cewek ini sedada gue.

Gue pun ngambilin tahunya lagi.

Setelah itu, kasihin ke cewek gorengan.

"Makasih kak." Katanya.

Gue mengangguk, "nama lo siapa? Kelas?"

Cewek itu mendengak untuk melihat kearah gue, "Kim Zana, kelas 11-E. Kakak?"

Kakak?
Bukannya kita sama sama kelas 11?

"Jangan manggil gue kakak kali. Gue kelas 11 juga." Bales gue.

Zana tertawa, "wah, lu sih tinggi banget! Gue kira elu kelas 12! Hahahaha"

"Lu kali yang kependekan untuk kelas 11."

BUKK

Zana memukul perut gue. Untung aja perut, bukan bawahnya.

"Tai lu." Katanya dengan muka ketus

"Elo kali yang tai" nggak mau kalah, gue langsung membalikkan kata katanya.

"Elo!" Balas Zana kesal.

"Elo!"

"Elo!"

"E—"

"AH CIE CIE JIN IPRIT AMA ZANA LAGI PACARAN!!!!" Tiba tiba aja ada yang teriak dari arah kedai bakso, pas gue liat, ternyata si Namjoon kampret.

Semua orang ikut ikutan neriakin.

Ah elah.

"Apaan sih Namjoon?! Anjir lu!!" Omel gue dan langsung narik Namjoon dengan kerah kemejanya, dan langsung pergi dari kantin.

"Lu apaan dah?! Gak jelas!!" Omel gue sambil menjitak kepalanya Namjoon.

"Hehe. Abisan elu mesra banget tadi." Katanya sambil cengar cengir.

Gue memutar kedua bola mata jengah. "Manggil Seokjin kek, jangan jin iprit anjing."

Namjoon cuman bisa cengengesan.

Namjoon pasti selalu berisik kalau ada orang yang gue suka, Namjoon selalu teriak "CIE JIN IPRIT, LIATNYA KE MANA TUH?"

Tai.

Malah manggilnya Jin iprit lagi.

Yah—
Yang penting gue tau namanya, plus kelasnya si cewek gorengan itu.

------//

Cewek Gorengan 🌮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang