-10-

754 100 3
                                        

Kim Seokjin's POV

Gue memutuskan untuk mengerjakan soalnya di cafe sapel yang 24jam. Untuk menghemat paketan, dan untuk sekalian mengisi perut gue.

Bikin tugas biologi itu susah banget ya, gue sampe-sampe menghabiskan 2 setengah jam duduk di depan laptop gue ini, dan ditemani dengan Cheetos yang di kasih keju. Ini adalah makanan kesukaan gue dan Namjoon, -kalau misalnya lagi nongkrong disini.

Tugas ini dikumpulinnya besok, sedangkan gue baru ngerjain sekarang, dan sekarang itu udah menunjukan pukul 9.00pm.

Mati aja gua.

Karna ini juga mencakup tugasnya Namjoon, jadi gue memutuskan untuk menelponnya.

Setelah beberapa nada dering, akhrinya Namjoon mengangkatnya juga.

"Halo? Jin?"

"Eh, Joon, tugas biologinya gimana? Gue nggak ngerti nih!"

"Dongo dasar"

"Dih! Yaudah kerjain sekarang tugas lo sendiri!"

"Hehehehehhe. Tapi Jin..... Gue lagi diluar rumah.... Jadi nggak bisa ngebantuin lo"

"Yah terus gimana? Bingung gue" Gue mengacak ngacak rambut, sambil sekali kali melihat ke meja, -kali aja ada ketombe yang jatoh.

"Siapa aja yang nitip tugas di lo, Jin?"

Gue berpikir sebentar, "hmmm..... Lo sama Minhyun doang sih..."

"Nah! Panggil aja Minhyun! Dia pinter di biologi loh!"

"Kata siapa lo?"

"Iya! Udah telpon aja! Minhyun available 24 jam kok" kata Namjoon lalu diikuti ketawanya.

"Lo kira Minhyun apaan?" Gue menghela napas, "nanti kalau Zana cemburu gimana?"

"Tai. Nggak mungkin banget," Namjoon menghela napas, "udah lah, telp aja. Gue sibuk nih, lagi nyetir mobil ferrari"

"Tai."

"Hahahah yaudah ya, dadahhh" lalu Namjoon mematikan telpnya.

Gue menghela napas, telpon nggak ya?

Kalau gue telpon, Zana bisa aja cemburu. Tapi kalau gue nggak telpon, tugas gue nggak bakal bisa kerjain.

Ah.

Ok lah.

Gue kan setia.


"Halo? Ini gue, Jin. Dateng ke sapel yang 24 jam dong, bantuin gue bikin tugas biologi. Kalau nggak dateng, berarti tugas lo nggak selesai."
Gue langsung menutup telpon.

Gue setia sama pelajaran maksudnya.


Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Minhyun dateng juga.

"Lama gila." Itulah kata-kata pertama gue yang keluar dari mulut ketika Minhyun baru aja duduk dibangku yang ada didepan gue.

Minhyun membuang napas panjang, "gilaaaa! Gue capek banget!" lalu Minhyun mengambil minum gue, "bagi ya. Haus banget, kek pen mati."

"Yaudeh sono. Orang udah abis"

Minhyun menaruh minuman gue dengan cara dibanting, "ah Seokjinnnn!!! Gue hausss"

Gue merogoh saku, lalu mengeluarkan duit 50ribu-an, "noh beli minuman sendiri."

Minhyun tersenyum, lalu ia menyubit pipi gue dengan gemas, "maacih Seokjin 'anteng"

"Tai."

Minhyun pun ngibrit kebawah untuk beli minuman.



Tak lama kemudian, Minhyun kembali membawa 3 Qtela, dan 1 Coffee,
"Anjrit, banyak banget. Kembaliannya mana? Berapa?" Tanya gue langsung.

"Selow, Seokjin. Nanti bakal gue ganti." Minhyun duduk, lalu ia mulai membuka satu persatu Qtelanya.

Gue hanya mendengus kesal.

Lalu, tiba-tiba aja gue merasakan ada kilatan cahaya didepan gue,

CEKREK

"WAH ANJRIT. LU MOTO GUE?!?" Kata gue setelah menyadari kalau kilatan cahaya tadi adalah blitz dari kamera hapenya Minhyun.

Minhyun terkekeh, "abisan lo ganteng banget kalau pake kacamata kayak begitu."

Sekarang gue memang memakai kacamata. Dan ini juga karna gue lagi mengerjakan tugas. Kalau main, dan sekolah mah gue nggak pernah pake kacamata.

"Yaelah, biasa aja kali. Gue lebih gantengan kalau pake jas." Kata gue dengan pedenya sambil mengibaskan poni.

"And, I would love to see that." Kata Minhyun sambil memajukan badannya, "please?"

"Ngarep."

"IHHHH SEOKJIN MAHHH"

Gue menghadapkan komputer gue kearah Minhyun, "berisik lo. Udah, ngerjain dulu. Dikumpulin besok kan?"

Minhyun mengangguk.

"Yaudah. Kerjain sono."

Minhyun hanya manyun.
Gue pun bersyukur dalam hati.

Akhirnya gue istirahat juga.





A/N: vomment ya gaeeeesssss





-----//////-----

Cewek Gorengan 🌮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang