-12-

643 85 0
                                        

Kim Seokjin's POV

Gue terus memandangi seseorang yang berdiri di tempat penjual gorengan. Tubuhnya yang mungil itu membuat gue agak sulit untuk mencarinya, mengingat orang-orang di sekolah ini pada gedong.

"Ngeliatin apaan, Seokjin?" Tanya Minhyun disebelah gue.

Gue langsung terbangun dari lamunan gue, "hah? Kagak. Gue cuman... Pengen makan tempe aja."

Minhyun mengangguk, "yaudah, beli aja."

"Nanti ah... Penuh."

Minhyun ber-oh-ria lalu ia kembali melanjutkan memakan soto ayamnya.

Gue pun masih senang memperhatikan Zana yang masih berusaha memasuki kerumunan orang-orang itu, lalu mengambil gorengannya.

Namun tiba-tiba aja, ada seseorang yang mendorong Zana sampai mundur beberapa langkah.

Gue pun langsung bangkit. Reflek.

"Hm? Jin? Kenapa?" Tanya Namjoon.

"U-uh, gue pengen beli gorengan bentar! Nanti abis lagi tempenya." Tanpa menunggu jawaban apapun dari Namjoon, gue pun langsung melesat pergi. Pergi menghampiri Zana.

"Lo gak apa-apa? Kenapa tadi?" Tanya gue sambil memegang bahunya Zana. "Kedorong ya?" Tanya gue lagi.

Zana terkekeh, "i-iya nih. Songong banget tuh orang." Katanya sambil menunjuk seseorang didepannya.

"Gue geplak ya."

Zana langsung memegang tangan gue, "ehh! Jangan!"

"Kenapa? Kan nggak gentle banget ngedorong perempuan." Kata gue. Sok jagoan.

"Ah udahlah, mungkin nggak sengaja." Kata Zana, lalu ia berdiri dan menepuk-nepuk roknya, "nih, gue nggak apa apa."

Gue memandangi Zana sebentar.


Udah kecil. Cute. Cakep.


Kedorong lagi.

"Yaudah deh."

Setelah itu, Zana pamit. Katanya temen-temennya udah nunggu di luar kantin.
Walau berat hati, gue -setelah mengambil beberapa tempe- langsung kembali kemeja kantin.

"Lama banget?" Tanya Minhyun, "makanan gue udah keburu abis nih."

Gue tertawa kecil sambil menggaruk tengkuk, "sorry. Tadi penuh banget."

"Whatevs. Balik yuk, gue ada tugas yang belum selesai nih." Kata Namjoon lalu segera bangkit, diikuti dengan Munhyun dan gue.



"Hyun!" Panggil gue ke Minhyun yang lagi mengerjakan sesuatu dikelasnya.
Minhyun mendongak, lalu ia meneriaki, "apa?! Masuk aja, Seokjin!"

Gue pun masuk. Walaupun gue merasakan ada beberapa tatap tajam yang tertuju kearah gue.

"Hyun, bagi kertas ulangan."

"Najis buat gituan doang," Minhyun merogoh tasnya, "bentar bentar." Katanya.

Sambil menunggu, gue melihat kearah pekerjaannya Minhyun. Ternyata, dari tadi Minhyun lagi mengerjakan PR matematika.

"Hyun, ini PR matematika buat kapan?"

"Sekarang. Untung aja gurunya belum dateng, jadi masih sempet gue ngerjain."

"Anak pinter." Kata gue dengan sedikit nada sarkas.

Minhyun hanya mendengus, lalu ia langsung memberikan gue satu kertas ulangan yang masih mulus, dan tak ada lipetan sama sekali.
"Wah, masih bagus. Keren. Makasih."

Minhyun mengangguk, "ok, lo balik gi—"

"Minhyun, itu pacar lo?" Tanya suara cewek dari sebelah kanan gue.

Gue dan Minhyun sama-sama menengok, dan menemukan Lily, ketua gang -yang katanya agak 'cabe'- dikelas ini.

"Minhyun, setelah putus sama Jaebum, lo malah ke Seokjin?" Kata Lily lagi, sambil bertolak pinggang.

Minhyun berdecak, "gak jelas lo. Sana balik, tempat duduk lo kan dibelakang." Usir Minhyun.

"Heh?! Lo kira lo siapa?! Bisa-bisanya merintah gua?!" Kata Lily, nge-gas.

Untuk mencegah pertengkaran cewek, -yang hanya menarik rambut- gue pun mengeluarkan suara. "Eh, udah-udah. Jangan berantem. Ribut tau nggak?"

Lily menyipitkan matanya kearah gue, "lo siapa?"

"Seokjin"

"Gue nggak nanya nama lo, iprit. Lo siapa berani-beraninya kesini?!"

"Gue pen minjem ker—"

"kENAPE ADA COWOK INGUSAN YANG MODAL TAMPANG DOANG MASUK KE KELAS GUEH?!"





Hening.






"dIH YAUDAH DONG SELOW. DASAR CABE GAK BERGUNA!!!" Akhirnya gue katakan itu.


Hening.


Semua orang pada ngeliat kearah gue.

Keringat mulai bercucuran dari semua badan gue.

Mpus.

"HAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHA"
Bukannya nolongin, Minhyun malah ngakak. Saking ngakaknya, Minhyun sampe mukul mukul mejanya. "ANJRIT. KOK GUA NGAKAK YA?!"
Katanya.

Gue memegang tangannya Minhyun, menghentikannya untuk memukul mukul meja kayu itu.

Kan kasian,

Mejanya.

"Dih, songong banget nih orang." Kata gue, "diem gak! Bukannya nolongin malah ngakak!"

Minhyun belum berhenti ngakak juga.

Sedangkan Lily masih menatap gue dengan sinis.

"Selow, selow. Tadi gua cuman bercanda kok. Tenang ya." Kata gue perlahan-lahan sambil mundur kebelakang -tidak lupa membawa kertas ulangan dari Minhyun.-

"Kita damai. Gue nggak bermaksud buat nyakitin gang CABE kalian." Kata gue dengan menekan kata-kata 'cabe'.

Lily melotot.



Nyali gue menciut.




Dan, dengan secepat kilat, gue langsung berlari kembali kekelas gue.






A/N: vomment ya gaesssss



---/////----

Cewek Gorengan 🌮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang