-25-

474 80 1
                                        

Kim Seokjin's pov

Keesokan esokan, dan esokan harinya, Minhyun bener bener misah sama gue. Doi nggak pernah main sama gue lagi. Kayaknya sih dia kesibukan ngejalanin misinya buat ngedeketin si jungkook itu.

Bahkan, posisi Minhyun— cewek bobrok yang selalu main bareng gue itu tergantikan sama Zana yang tiba tiba nyamperin gue di kantin sambil membawa semangkuk penuh dengan bakso.

"Hai, Jin." sapanya sambil duduk di hadapan gue.

"Eh, hai." sapa gue balik.

Bukan sok cuek bebek apa gimana, tapi pandangan gue terlalu fokus mengarah ke dua manusia yang lagi di tempat nasi kuning. Yang lagi berdiri berdampingan, dan ketawa ketiwi bareng.

"Gue boleh kan duduk di sini?" tanya Zana.

"Iya" balas gue. "duduk aja gapapa."

Keadaan mendadak garing, dengan gue yang sibuk ngeliatin Jungkook sama Minhyun, dan Zana yang sibuk dengan makanannya.

Eh tapi btw si Minhyun itu jago juga ya kalau mau pendekatan gitu. Liat aja sekarang, Jungkook udah mulai luluh, dan udah mulai....



ngerangkul pundaknya Minhyun.


i dont know why, gue gatau kenapa, spontan badan gue berdiri dengan sendirinya.

Zana sampe kaget melihat pergerakan gue yang tiba tiba begini, makanya, "Jin? lo kenapa si???" tanyanya yang juga dengan spontan memegang tangan gue.

Minhyun sih kayaknya melihat pergerakan gue juga, makanya Minhyun noleh, lalu malah mengedipkan matanya ke gue, dan mengacungkan ibu jarinya.

"Bukan itu yang gue mau ooyyyyy!" batin gue.

Karna Minhyun dan Jungkook udah keluar kantin, akhirnya gue duduk, lalu menghadap ke Zana.

"Lo kenapa sih Jin? serius deh, daritadi lo aneh banget."

"Ah itu......" gue speechless. Karna gue juga nggak tau gue tadi kenapa. Dengan sendirinya tiba tiba gue berdiri kek orang kesurupan.

"Tadi gue liat kayak ada bayangan kecoa di kolong, makanya gue kejang."

Kayaknya Zana agak bingung dengan jawaban gue, tapi akhirnya doi ngangguk juga. "oh....."

"i-iya."








hening.









Nggak biasanya begini.

Biasanya kalau hening gini, gue selalu siap siaga memulai pembicaraan baru.

Tapi sekarang?


"Zan, gue beli minuman dulu ya." ujar gue sambil berdiri.

"o-oh, yaudah........"

Gue mengangguk, dan langsung menuju ke kedai esnya bang Taehyung.

"Banggg, es tehnya ya biasa." Ujar gue sambil menyodorkan duit 2 ribuan dari kantong.

Bang Tae mengangguk, lalu segera menyiapkan es tehnya buat gue. Selagi itu, gue menyempatkan melirik ke arah lapangan yang keliatan dari sini.

Daaaan kebetulan banget keliatan juga sosok Minhyun dan Jungkook yang lagi duduk bareng di pinggir lapangan.

'Akrab banget najis' batin gue.

"Kalau cemburu mah samperin atuh Prit," ujar seseorang tiba tiba yang langsung menyadarkan gue dari lamunan.

"Ha? Apa?"

Bang Tae tersenyum ke arah gue dengan tangan yang memegang es teh. Gue langsung mengambil tehnya, dan meminumnya.









Mendadak haus.


"Tumben Prit, nggak sama cewek yang rambutnya pendek itu?" Tanya bang Tae yang sukses membuat gue mengernyitkan dahi.

"Maksudnya Minhyun?"

Bang Tae mengangguk, "hooh bedul. Biasanya lu kan selalu sama dia, Prit."

Gue cuman diem, sambil terus menatap ke arah lapangan.

"Kejar tau Prit, sebelum di ambil orang."



Gue menatap bang Tae aneh, "apaan si"





"Eh seriusan, kejar, daripada nyesel?"

"Ah sok sok an lu bang Tae, pernah ngerasain cinta juga kaga."

"LAH—"

"Udah ya bang, gue ke kelas duluuuu" gue pun langsung ngibrit. Kabur dari ceramahannya bang Tae.


















Tapi....... tadi gue kenapa ya?





----////-----

A/n: makin hari makin gajelas ceritanya :'' sedih gue wkwkwk

Vomment gengs walopun ceritanya jelek! Wkwkwk❤️😭🤧

Cewek Gorengan 🌮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang