"Lu tau kenapa kalo gue
Setelah bel pulang berbunyi, seperti biasa gadis itu langsung menuju ruang olahraga dan mengganti bajunya dengan seragam olahraga biru kuning.
Kini gadis itu tengah men-dribble bola dengan lincahnya, ia berhasil melewati satu persatu lawannya dengan mudah, ia juga berhasil melakukan shooting lalu melakukan toss tangan dengan sesama tim.
Gadis itu memang menyukai bidang olahraga, terlebih lagi dengan basket, menurutnya basket merupakan sebagian dari kehidupannya, hidupnya terasa tidak berarti baginya bila tidak bermain basket, bahkan bila saja ia tidak bermain seharipun seperti ada kekosongan yang ada didalam dirinya. Ia merelakan waktu istirahatnya hanya untuk berlatih basket bersama teman-temannya. Memang setiap sepulang sekolah gadis itu selalu menyempatkan diri untuk melakukan hobinya itu.
Dia juga tidak sendirian, ada temannya yang juga sama-sama menyukai basket.
Menurutnya basket bukan hanya sekadar menangkap bola, merebut bola dari lawan ataupun memasukan bola ke keranjang. Melainkan belajar apa itu arti kerja sama, kekompakan dan yang paling terpenting adalah kebersamaan.
Gadis itu merasa lelah lalu duduk dibangku penonton sambil mengibas-ngibaskan bajunya yang tampak basah oleh keringat, karna saking hausnya ia langsung meminum minumannya dengan cepat.
"Woyy....!" Tepuk seorang lelaki dari belakang yang membuat gadis itu terlonjat kaget sampai air yang sedang diminumnya tersedak.
"Gilang, kalo memang niat lo bunuh gue, tolong yang lebih elit, bisa kan?" Tukas gadis itu sewot. Laki-laki disampingnya terkekeh, kemudian mengacak-ngacak rambut hitam yang dicepol sembarang.
"Kenapa? Encok?" Tanya laki-laki itu yang kini duduk disamping gadis itu. Yang ditanya hanya bergeming, karna ia tau bila ia menjawabnya sekali saja akan ada ribuan pertanyaan yang keluar.
Menurutnya laki-laki itu sekarang adalah pengganggu baginya, tapi jangan salah walaupun teman lelakinya ini bawelnya gak ketolongan sampai-sampai melebihi bawelnya cewek-cewek, tapi ia adalah sahabatnya dari kecil yang dapat membuatnya tersenyum.
Gadis itu terus memandangi teman-temanya yang sedang bermain basket tanpa memperdulikan orang disampingnya. Anggap saja itu sebagai angin sepoi-sepoi yang lewat.
"Yasmin."Gilang menoleh.
"Hmm..." Jawab perempuan yang bernama Yasmin itu dengan geram sambil menopang dagu.
"Lo tau kenapa orang itu bisa ngelakuin shooting dengan seimbang?" Pandangan Gilang mengarah pada pemain basket yang ada dilapangan.
"Karna rajin latihan." Jawab Yasmin mantap.
"Salah. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan atau stabilitas, yaitu stabilitas berbanding lurus dengan proyeksi titik berat badan berada dalam bidang tumpuan, dan stabilitas berbanding terbalik dengan jarak vertikal. Jadi dengan melakukan lompatan jarak vertikal akan semaik diperluas." Gilang menjelaskannya panjang lebar. Dia memang termasuk kelas ipa, dan pernah menjuarai olimpiade-olimpiade selain basket.
"Waw, gue tercengang Lang." Ucap Yasmin tanpa menatap Gilang. Yasmin sebenarnya tidak peduli.
"Makanya besok-besok belajar yang benar, IQ lo pasti rendah banget, gue yakin." Jawab laki-laki itu sambil membawa kabur minuman Yasmin lalu berlari agar tidak kena amukan Yasmin.
"Gilaaang...!" Teriak Yasmin yang membuat orang disekitarnya tiba-tiba saja refleks menghentikan aktifitasnya dan menolehkan matanya pada Yasmin.
Yasmin yang menyadari sekarang orang disekitarnya tengah memperhatikan dirinya, Yasmin langsung tersenyum canggung dan mengangkat kedua tanggannya seperti sedang ditangkap oleh polisi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fly High [END]
Teen FictionAre you gonna fly high? Or are you gonna fall? Amazing Photo and motivation by Helius-kun on devianArt google