BasketBall

214 48 0
                                        

Lapangan basket yang biasa kita pakai untuk latihan sehari-hari, kini diambil alih oleh anak basket SMA Bina Utama. Sialan.

Aku dan anak-anak basket lainnya baru saja hendak bermain harus tertunda saat melihat lapangan basket sudah dikuasai terlebih dahulu oleh anak basket BU.

Dilapangan memperlihatkan orang-orang yang sedang bermain basket dengan memakai seragam berwarna hijau yang menandakan bahwa itu adalah anak basket dari SMA Bina Utama. Padahal kami sudah menyiapkan alat-alat untuk bermain baket, mengganti baju dengan seragam dan kini kita harus menerima kenyataannya. Tidak! Kami tidak mau!

"Woii lapangan ini mau dipake sama kita buat latihan basket!" Ucap Galih yang merupakan kapten basket kita.

"Sorry, lo gak liat kalo kita udah duluan yang maen disini." Jawab salah satu anak basket Bina Utama yang berada didepan kita.

" Tapi ini lapangan kita, jadi bilangin ketemen-temen lo suruh pergi dari sini!" Ucap Galih.

"Lapangan-lapangan siapa? Lapangan ini berhak buat kita pake juga. Jadi sebaiknya lo yang ngalah." Balasnya songong.

"Ngalah? Didalam kamus kita gak ada yang namanya "Mengalah"." Jawab ketua kapten basket kita.

"Jadi lo maunya apa tanding sama kita , ayo!" Tantang Alex.

"Siapa takut, yaudah mana kapten basket lo gue mau ngomong?" Tanya Galih.

"Gue." Ucap seseorang dari arah belakang. Kami sontak langsung menoleh kesumber suara.

Tak disangka-disangka seorang lelaki bertubuh tinggi nan gagah, berkulit putih dan berambut hitam pekat. Aku menatap lebar laki-laki itu tak percaya, seseorang yang tidak asing bagiku seseorang yang ternyata aku kenali seseorang yang telah merusak sebagian kehidupanku siapa lagi kalo bukan "Alex?"

"Lo gak usah repot-repot nyari, gue kaptennya." Ucap alex yang ternyata adalah kapten basket BU.

Whatt !Kapten apa? Basket? Demi apa?

Sebenarya aku tak tau kalo Alex si songong itu menyukai olahraga basket sama denganku dan yang lebih parah lagi dia adalah kapten basketnya. Parah. Bisa-bisa aku kena struke lagi kalo harus ngelawan sama anak kayak dia.

"Oh bagus dong. Sekarang bilang ke temen lo kita akan tanding." Jawab Galih.

"Oke. Woii temen-temen mulai sekarang kita akan tanding ngelawan BD  peraturannya siapa yang menang dapet nguasain lapangan basket ini dan yang kalah....." Alex si ketua tim basket itu menyerukan pada timnya dan menggantungkan perkataanya.

"Dan yang kalah apa?" Tanya Galih.

"Dan yang kalah harus nurutin semua perintah si pemenang." Lanjutnya.

"Deal...."

"Deal...."

Pertandingan basket kali ini adalah campuran, yang artinya cewe cowok bisa main termasuk aku dan Gilang. Kami menyiapkan strategi, stamina, konsentrasi dan yang yang terpenting kekompakan. Tidak ada main curang, apalagi main kekerasan.

"Siap-siap aja jadi babu." Ucap alex kearah kita dengan ekspresi meremehkan.

Wah pengen disunat itu orang.

Kini kami saling berdiri berhadapan dengan anak basket Bina Utama, tatapan mereka penuh dengan kebencian kami balas dengan tatapan tajam, mereka melihat kami lagi dengan tatapan meremehkan kami balas lagi dengan tatapan sinis. Mereka memandang kami murka sampai-sampai ada mata yang hampir keluar yang akhirnya kami balas dengan tatapan datar saja.

Udah ah tatapan-tatapannya nanti bisa-bisa naksir lagi.

Priitt.......!

Show Time.

Peluit berbunyi ini saatnya kami beraksi. Bola dilambungkan, Bola itu berhasil ditangkap oleh Galih, ia men-dribble bola itu pada teman se-teamnya dan bolapun masuk ke keranjang lawan. Kini bola berada dipihak lawan, lawan terus mendekati wilayah kami dan akhirnya berhasil dan mencetak skor yang sama.

Kyaa....!!

Semangat Alex.....!!

Team Alex pasti menang.......!!!

Alex.....Alex.....Alex....!!

Yang membuat konsentrasiku buyar dan membuatku risih yaitu teriakan-teriakan kaum hawa yang kini aku mengetahuinya yaitu ditunjukan kepada Alex si kapten basket.

Gak ada kerjaan banget, orang kayak Alex disemangatin.

Ok fokus.

Gilang berhasil mencetak angka lagi dan lagi. Melihat team basketnya sudah tertinggal angka oleh kami sepertinya mereka mencoba keluar jalur.

Gilang mem-passing bola kepadaku, aku men-dribble bola dan fokus kearah depan melewati satu persatu lawan tetapi sepertinya itu tidak berjalan lancar. Dua orang laki-laki yang gagah dan kuat sepertinya menghapitku dari dua arah yang berbeda. Ini bukan ide baik.

Bagaimana aku mau melempar bola bila mereka menggunakan kekerasan. Aku mencoba menghindar dan berhasil melenyapkan mereka berdua tapi datanglah beberapa orang yang mengerubungiku dan langsung merebut paksa bola dari tanganku.

Dasar curang. Satu lawan satu.

Aku melihat Galih kapten basketku terjatuh kesakitan saat kakinya diringkas oleh lawan. Kini kita bermain tanpa adanya kapten yang memimpin. Lagi-lagi Gilang harus keluar dari lapangan karna luka ditangannya.

Karna tidak adanya wasit yang mengawasi, mereka sepertinya bebas melakukan kekerasan, tapi kita terus mengandalkan kerja sama dan kekompakkan. Peluit tanda selesainya permainan berbunyi, kami mengaku kalah dalam permainan ini.

Tapi aku tetap tak terima mereka semua melakukan kekerasan dan kecurangan, ya iyalah mereka melakukan itu orang kapten basketnya kaya gitu gimana mau main baik-baik.

"Udah liat kan, siapa yang pecundang. Kalian semua harus ngalah dan harus jadi anak buah kita selama seminggu penuh." Ucap alex beraninya berkata itu kepada kami.

"Sebaiknya kalian enyah dari sini dan siap-siap buat besok, kalian ada pekerjaan!" Ucap Alex santai dengan nada mengejek yang ditambahi tawaan oleh teman-temannya, dia juga menatapku aneh menandakan ini bukan pertanda baik.

"Gawat, bisa-bisa dia mau bales dendam lagi sama gue waktu kejadian kemarin. Habis gue!" Batinku.

Emang ini masa penjajahan belanda apa yang disuruh keja paksa untuk nurutin semua perintah yang mereka mau, kita udah merdeka kali. Tapi apa daya janji adalah janji, dan janji harus ditepati. Mau tak mau kami harus menuruti semua perintah mereka.

Jadi lain kali jangan buat janji yang tak bisa kau penuhi.

Tapi tak apa meskipun kami kalah kami tidak akan menyerah. Seorang pemenang selalu berfikir tentang kerja sama sementara pecundang akan selalu berfikir bagaimana tuk menjadi penguasa.

Kemenangan bukan segalanya.

*******************

Part ini khusus menceritakan tentang basket. Ya sebenarnya aku juga gak bisa main basket sih.

Vote and comment!

#firannisa

Fly High [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang