Badmood

291 62 4
                                    

Yasmin P.O.V

Setelah tersentak kaget mendengar bahwa kuncinya hilang kita disuruh untuk mencarinya. kita pun mencari kepenjuru sekolah, kesetiap ruangan, kelapangan sekolah sampai-sampai tong sampahpun kita cari. Ibu Siska tidak bilang apapun pada kita dimana kunci itu hilang. Ya iyalah mana mungking Ibu Siska menyuruh kita untuk mencarinya bila sudah mengetahuinya.

Aku mulai curiga dengan Ibu Siska, jangan-jangan ibu mempermainkan kita untuk mencari kucinya yang hilang.

Kami sudah mencarinya kedalam lemari, atas lemari, bawah lemari, kolong bangku, vas bunga,rerumputan . Masa iya kita harus mencarinya keatas genteng, gak mungkinkan Ibu Siska bermain diatap sekolah.

Ada-ada saja.

kami sekarang berada dikls XI-A yang merupakan temat aku belajar, kls terlihat kosong hanya ada aku, Gilang, sarah, Ivan dan Alex tentunya. Aku meminta mereka supaya membantuku untuk membuka borgol terkutuk ini, apa saja yang penting dapat membuka borgol ini.  Aku tak mau terus-terusan barengan dengan Cowok yang bernama Alex itu. Amit-amit dah.

"Lo! Lo! Lo! Bantuin gue buat ngebuka nih borgol, oke!" Ucapku sambil menunjuki satu persatu ketiga temanku.

"Masih aja lo berdua diborgol, elah." Ucap Gilang dengan sedikit mengejek.

"Kalian jangan banyak cing cong deh, buruan cari alat yang dapet buka nih borgol." Sekarang Alexlah yang berbicara.

"Iya gih buruan, ceritanya panjang." Perintahku lagi. Mereka pun langsung pergi entah kemana untuk mencarikan alat yang dapat membuka borgol terkutuk ini.

Dikls, aku dan Alex sudah mencoba mengesekkankan rantai borgol ini pada tiang besi agar mereka dapat terbelah tapi hasilnya sia-sia. kamipun mencoba cara lain yaitu dengan batang besi kecil berukuran lidi yang dibengkokkan lalu memutarnya seperti membuka kunci tapi sepertinya borgol ini tak mau dibuka.

"Buat apa lo bawa batu-batu segala?" Tanyaku pada Ivan yang baru datang.

"Buat dilemparin kekepala lo. Ya buat ngehancurin borgol lah." Jawab Ivan. Ia pun langsung memepreknya dengan batu yang keras itu, tapi hasilnya nihil rantai borgol itu hanya terlihat lecet-lecet saja. Lalu datanglah sarah.

"Cobain pake korek api ini buat ngelelehin besinya." Coba sarah sambil menyalakan korek api yang menggunakan minyak itu. Tetapi borgol ini terlalu kuat.

"Walaupun korek api itu gak mempan ngelelehin tuh borgol, tapi lo udah mempan ngelelehin hati gue. Ayyye!!" Gombal Ivan pada sarah dan sarah hanya bisa memutar bola matanya. Tiba-tiba saja pintu kls terbuka menunjukan Gilang yang membawa sesuatu.

"Gue bawa gergaji nih...." Ucap Gilang yang membuat aku dan Alex terkejut dan refleks mundur menjauhinya. Gila tuh orang.

"Lo gila ya, masa bawa gergaji kayak gitu buat ngebuka borgol si!" Ucapku dengan nada tinggi.

"Gue kan mau motong tuh rantai supaya kalian bisa bebas, gimana si?."jawab Gilang.

" Tau gak! Bukan borgol ini aja yang kepotong, tapi tangan kita keikutan kepotong BAHLUL!" Ucap alex tak kalah tingginya.

"Padahal gue udah susah-susah minjem nih gergaji sama penjaga kebun sekolah yang galak itu." Jawab Gilang sewot.

"Salah lu sendiri kenapa lagi bawa yang gituan, balikin gih!" Balas sarah. Gilangpun pergi untuk mengembalikan gergaji itu pada penjaga tukang kebun. Kalo sama sarah mah nurut dia.

"Terus gimana nasib gue, gue mau pulang mamaaa....." Ringisku.

"Kayaknya lo udah ditakdirin sama tuhan agar lo berdua tetep bersama deh." Mendengar kata-kata Ivan seketika itu juga membuat kami berdua mau muntah bersamaan.

"Jangan halu lo." Ucapku sambil membuang muka pada Alex.

"Udah berapa lama sih lo jomblo?" Tanya Alex yang sepertinya menyindir Ivan.

"Eh lo jangan ngehina gue, gue udah punya calon pacar, nih tinggal proses aja." Jawab Ivan sambil mengkode pada sarah."Iya kan Sar?" Goda Ivan.

"Mimpi....." Jawab sarah judes.

"Kalo gak mau jadi calon pacar aku, mau gak jadi calon pendamping hidup aku? Ayyyee!!!" Goda Ivan semakin tak karuan.

"Gesrek lo. Udah ah gue mau pulang dulu, bye!!" Jawab sarah jutek tak lupa menjitak kepala Ivan lalu berjalan keluar kls meninggalkan Ivan yang sedang meringis kesakitan.

"Gue juga mau pulang dulu ya daah.....Sar tungguin gue!!" Ucap Ivan.

Lah lah mereka kok pada pulang terus nasib borgol ini gimana, masa gue ditinggalin sendiri sama anak belagu ini sih. Ya tuhan.....

Tiba-tiba Ibu Siska dan Gilang datang menghampiri kami dengan membawa wadah yang berisikan ribuan kunci.

"Ini adalah semua kunci yang ada disekolah ini, kalian coba cari deh disini siapa tau kuncinya ada disini." Tutur Ibu Siska.

"Njirr.. Banyak banget!" Ucap Alex sambil melongo melihat kunci-kunci ini. Ada yang berwarna gold, silver ada juga yang udah karatan.

Kami langsung mengubrak abrik ribuan kunci yang mirip dengan kunci borgol ini. Masa iya kami harus mencoba satu persatu kunci ini sih.

"Woi Gilang jangan ngeliatin mulu, bantuin nih!" Perintahku pada Gilang yang sedari tadi hanya berdiri memperhatikan kami.

"Eh kirain gue lagi nonton sulap." Canda Gilang yang sama sekali tak lucu.

"Ibu keluar sebentar ya, ada urusan yang harus Ibu selesaikan. Kalo udah ketemu langsung buka aja." Ucap Ibu langsung meninggalkan kami bertiga.

Sudah beberapa menit mungkin hampir sejam kami tidak menemukan kunci yang dimaksud ibu itu. Kamipun sudah berusaha mencoba sebagian kunci ini. Bayangin aja seribu kunci!

"Gue pegel nih, dari tadi gak ada yang cocok juga." Keluhku.

"Mungkin lo cocoknya cuman sama gue aja kali." Ucap Gilang tanpa mengalihkan pandangannya dari kunci.

Tiba-tiba Ibu Siska datang, dilihat dari ekspresinya sepertinya dia ingin memberitahukan sesuatu.

"Ibu sudah menemukan kuncinya!" Ucap ibu Siska pada kami.

"Ketemu dimana bu?" Tanyaku pada Ibu Siska.

"Sebenarnya kunci ini gak ilang, ibu cuman lupa aja nyimpennya ternyata kunci ini ada disaku baju ibu." Tutur ibu Siska yang membuat kami ingin pingsan seketika.

"Jadi kuncinya gak ada disini, padahal kita udah nyoba satu-satu kuncinya loh bu, ah elah..." Keluh Alex pada Ibu Siska.

"Ya maklum namanya juga udah tua, pelupa." Tutur Ibu Siska.

"Nini nini..." Gumam Alex tapi kita masih dapat mendengarnya.

"Tadi bilang apa, ibu gak denger?" Tanya Ibu Siska sambil mendekatkan kupingnya pada Alex.

"Engga engga kok bu engga apa-apa." Ucap Alex sambil tersenyum kuda.

Akhirnya borgol itu terbuka, aku tidak usah berduaan lagi dengan Alex aku bisa kemanapun tanpa ada yang menghalangi.

"Lex katanya lo kebelet pipis." Tanyaku pada Alex.

"Duh iya gue kok bisa lupa ya. Permisi bu..." Ucap Alex sambil berlari keluar kls.

*

Setelah muak aku dihukum mati-matian sama cowo belagu itu, aku menenangkan pikiranku dengan berolahraga. Apa lagi kalo bukan bermain basket.

Aku dan Gilang sekarang sedang berada dilapangan basket. Aku tak tau kenapa hari ini merupakan hari sialku.

Aku mendribble bola lalu melempar bola ke keranjang, bola itu meleset dan keluar dari keranjang. Kucoba beberapa kali melempar dan memasukkan bola tapi bola itu tak mau saja masuk keranjang. Dan akhirnya Gilang merebut bola basket itu dari tanganku dengan mudah. Aku merasa sedang tidak mood hari ini.

Semua ini berawal gara-gara cowok brengsek itu.

Fly High [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang