Under My Umbrella

223 43 3
                                    

Author P.O.V

Ini adalah bagian yang tidak disukai oleh Yasmin, bagian dimana hujan turun begitu derasnya. Ia kurang menyukai hujan, mereka basah, lembap, dingin, hujan membatasinya untuk bermain dan yang paling tidak ia sukai hujan menghalangi dirinya untuk pulang.

Merepotkan.

Kebanyakan orang mungkin menyukai hujan, mereka tak segan-segan tubuhnya dibasahi derasnya hujan. Namun bila kau bertanya apa dia suka hujan? Dia pasti dengan spontan akan menjawab Tidak.....aku tidak suka hujan.

Tidak suka bukan berarti benci, bukan membenci pemberianNya melainkan membenci setiap kenangan dan memorinya. Hujan memang merupakan anugrah dari tuhan tetapi mereka juga membuatnya bernostalgia lagi dan dirinya tak mau itu semua terulang kembali.

Hujan memisahkan kita dari kehangatan mentari, hujan juga menutup senja sehingga suram menyinggahi langit, hujan selalu menyisakan sebuah sepi dipinggir jalan. Suara gemercik hujan bergemuruh diotaknya, kedinginan hujan begitu menusuk kulitnya. Dia tak suka itu.

Gadis itu hanya bisa meratapi hujan, menghitung berapa tetesan hujan yang jatuh walaupun itu terdengar sangat mustahil. Menerima bahwa tuhan menyuruhnya untuk berteduh sejenak.

Alex P.O.V

Baru saja pulang sekolah aku sudah dihadiahi tangisan langit, aku menyesal karena sudah menolak dijemput untuk pulang. Padahal tadi tidak ada tanda-tanda langit akan turun hujan ataupun mendung.

Aku berlari menuju salah satu pohon besar nan rindang untuk menjadi tempatku berteduh. Ini adalah salah satu tempat yang dekat denganku untuk berteduh sejenak, melihat bahwa langit sudah gerimis.

"Sial kenapa harus hujan segala!" Ucap frustasi cewek yang ada disebelahku. Akupun menoleh.

"Yasmin?" Tanyaku setelah kulihat bahwa cewek itu adalah Yasmin."Lo ngapain disini?"

"Menurut lo gue lagi ngapain, berenang? Gue juga lagi berteduh sama kayak lo." Jawabnya datar.

"Kenapa harus hujan segala sih?" Ucap yasmin sambil mengacak-ngacak rambutnya yang panjang itu dengan frustasi, akupun tertawa geli melihatnya.

"Ada yang lucu?" Tanya Yasmin yang sepertinya menyadari bahwa aku tengah menertawakannya.

"Lo kayak orang gila deh."Jawabku sejujur-jujurnya, karna itu memang benar.

"Lo kalo sebut gue orang gila lagi, lo gue teke."Ancamnya yang menurutku itu lucu.

"Ih akuutt.....Ampun Mak." Candaku yang sepertinya membuat Yasmin menjitak kepalaku serius dan akupun hanya meringis kecil.

"Lo gak suka hujan ya?" Tanyaku menghentikan aktivitasku.

"Enggak."Jawabnya singkat, padat dan jelas. "Kenapa?" Tanyaku lagi.

"Is not your business." Jawabnya masih jutek tanpa melihat kearahku.

"Gue suka hujan, menurut gue hujan itu membawa kesenangan." Ucapku berterus terang.

"Membawa kesenagan? Menurut gue hujan itu membawa kesialan." Tuturnya yang sejenak aku tak setuju dengannya.

"Kesialan itu bukan dari hujan, justru hujan itu berkah dari tuhan." Jawabku membenarkan.

"Tapi hujan itu udah ngebawa kebahagiaan gue, semua kenangan bahagia gue direnggut olehnya hujan sendiri yang ngebuat gue benci dengannya." Tuturnya masih tanpa mengalihkan pandangannya dari hujan.

"Lo gak bisa nyalahin hujan gitu aja itu semua bukan salahnya,emang lo kalo lagi sial pas ada hujan doang?" Tanyaku pada Yasmin.

"Enggak sih, pas ada lo juga gue kena sial mulu." Jawabnya yang membuatku menatapnya seketika.

Fly High [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang