3. Who's him?

159 16 4
                                    

Hai, hai! reader kesayangan aku ;)). Makasih udah setia ngikutin alur ceritaku.. Maapkeun jika typo berserakan. Jgn lupa VOMMENT yah 💞💞
-
-
-cekidot!!!

---------------

"Na?"

Shawna terkejut dan tetap berjalan dengan lamban. Takut takut kalo Dion yang memanggilnya.

"SHAWNA!!"

Ah, Shawna kenal suara itu. Dengan pasti, Shawna memutar badannya dan menghadap kedua temannya.

"Lo ngapain sih?? Kayak orang takut gitu?"

"Gue pikir Dion yang manggil gue. Makanya gue agak takut takut gitu!!"

"Lah?? Dion? Apa hubungannya coba?" tanya Ghista.

"Males jelasinnya, Ghis. Intinya luka gue tadi diobatin sama kak Dion--"

"WHAT??" ucap Ghista dan Lexa bersamaan.

"Anjir,, suara lo berdua toa banget sih!! Sakit nyet kuping gue. Untung di koridor sepi!"

"Ya, abisnya baru gue sama Ghista tinggal bentar udah kehilangan momen langka. Sumpah, Na!! Lo beruntung banget tau gak?? Jarang jarang kak Dion peduli sama orang lain!" Shawna tidak tertarik dengan omongan Lexa.

"Beruntung pala lo peyang?? Orang gue tadi juga diomelin kali. Greget gue!!"

"Ya, tapikan gak biasanya kak Dion itu peduli sama orang lain, Na!!" jelas Ghista.

"Au ah. Bodo amat. Kesel gue sama dia!!"

"Awas loh, Na. Nanti kesel kesel malah cinta lagi!!" cerocos Lexa polos. Shawna langsung memukul lengan Lexa. Walaupun cuma pelan.

"Sialan lo!"

"Ampun deh!! Mendingan kita ke kantin aja yuk!! Laper nih!!" kata Ghista sambil menunjuk perutnya.

"Iyadeh!!"

====

Shawna POV's

"Duduk dimana, Ghis, Lex??" tanyaku.

"Eum,, disana aja yuk!! Deket lapangan basket. Kan seru tuh sambil liat basket!!" seru Ghista. Aku dan Lexa pun setuju akan hal itu.

"Nah, sekarang siapa yang pesen minum sama makanannya??" tanyaku pada mereka.

"Gue makanan!!" jawab Ghista heboh.

"Yah, berarti gue dong yang minuman?? Yaudahlah. Mau minum apa lo??"

"Gue jus alpukat aja deh!!" Ghista melirik ke arahku. "Lo apa, Na?"

"Samain kaya lo aja, Ghis!" jawabku sekenanya.

"Trus makanannya apa?? Gue kok berasa jadi waitress gini sih?!" aku dan Lexa tertawa.

"Emang itu kan bakat lo, Ghis. Bakso aja yuk??" ajakku. Ghista dan Lexa pun menganggukan kepalanya, tanda setuju. Mereka pergi ke kedai makanan dan minuman. Aku?? Aku hanya menunggu mereka sambil melihat anak basket bermain.

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang