17. Second chance

74 10 0
                                    

VOTE ... VOTE
VOTE

Sorry for typo and enjoy it ;-)

----------------------------

Rooftop. Ya, Bintang mengajak Shawna ke rooftop. Ralat, bukan mengajak, lebih tepatnya memaksa.

Setelah sampai di rooftop ini, tak ada yang mengeluarkan suaranya. Bintang dengan pemikirannya dan Shawna dengan kecanggungannya. Genggaman tangan Bintang juga sudah terlepas dari tangan mungil Shawna. Karena Shawna benci dengan keadaan seperti ini, dia mengeluarkan suaranya.

"Mau ngomong apa?" kata Shawna datar. Bintang hanya meliriknya, dia bingung harus memulai darimana.

Merasa diabaikan, Shawna melangkahkan kakinya untuk kembali ke kelasnya. Namun, sebuah tangan menginstrupsinya untuk tidak beranjak pada tempat ini.

"I love you!"

Deg!!

Shawna spontan membalikkan badannya ke arah Bintang.

'Kata itu.. Gue selalu berharap lo ngucapin itu ke gue, kak. Tapi kenapa lo ngucapin kata itu saat gue udah yakinin hati gue buat gak jatuh untuk kedua kalinya sama elo, kak.' batin Shawna.

"I love you, Sha!" ucap Bintang sekali lagi. Air mata Shawna menggenang di pelupuk matanya. Shawna melepaskan genggaman Bintang dari tangannya.

"Kenapa kakak ngucapin itu?" kata Shawna sambil menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Gue cinta sama lo, Sha. Mungkin gue telat ngungkapinnya, tapi emang ini yang gue rasain. Dari pertama gue liat lo, gue udah cinta sama lo. Dari cara lo ketawa, bicara, dan--"

"Stop!" ucap Shawna sambil mengangkat tangannya ke udara.

"Gue gak mau denger kata-kata lo lagi, kak. Karena setiap perkataan lo itu ngingetin gue kalo lo pernah nyuruh gue buat menjauh dari lo, kak." kata Shawna datar.

"Maaf. Tapi kenapa? Give me one chance, Sha!" pinta Bintang pada Shawna. Namun, Shawna malah berlari menjauhi Bintang.

"Give me one chance, please! I love you, Sha!" teriak Bintang frustasi. Saat akan membuka kenop pintu rooftop, Shawna menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkan suaranya.

"Only one chance. Prove it!" kata Shawna dan melengang pergi.

"Thanks, Sha. Gue akan buktiin kalo gue pantes dan layak buat dapetin hati lo." janji Bintang. Di dua sisi yang berbeda, terlihat dua orang yang menatap kejadian tadi dengan tatapan sendunya.

====

Bintang memantulkan bola basketnya dan melemparnya ke arah ring berkali-kali. Namun tak ada yang masuk sekalipun. Kali ini ia bermain basket sendiri di markasnya.

Aldo dan Revan menggeleng-gelengkan melihat tingkah Bintang. Sedangkan Segaf, ia asik bermain ps di ruang tamu.

"Kemana kapten tim basket kita yang jago main basket, Do?" sindir Revan.

"Tau, Van. Ilang kali ditelen cabe-cabean." gurau Aldo sambil terkikik geli.

"Bacot lo pada!!" umpat Bintang sambil melemparkan bola basket ke sembarang arah dan berjalan ke pinggiran.

"Wee, santai Bin. Cerita sama kita-kita. Kita bakal dengerin curcolan alay lo!" kata Aldo.

"Ngomongin apaan si?" timpuk Segaf sambil merebut snack milik Aldo.

"Anjing! Balikin jajan gue, Gaf. Tuh jajan kesukaan gue!" sewot Aldo.

"Pelit amat sih. Ntar gue beliin se-truk kalo perlu!" kata Segaf. Dan bodohnya, Aldo mengangguki perkataan Segaf.

"Omongan lo berdua kaga berbobot, nyet. Ada masalah apaan sih, Bin? Perasaan lo selalu aja kena masalah dah!" ucap Revan.

"Bukan Bintang yang kena masalah, tapi masalah yang cari gara-gara sama Bintang!" sontak Aldo mendapat jitakan dari Revan dan Segaf.

"Gue bingung. Apa yang harus gue buktiin ke Shawna kalo gue bener-bener sayang sama dia. Bahkan cinta." terang Bintang.

Pergerakan tangan Segaf terhenti, ia memutar kembali apa yang telah diucapkan Bintang.

'Shawna? Mungkin ini saatnya gue harus ngelepasin Shawna buat Bintang. Cinta gak harus memiliki kan? Ngelihat Shawna bahagia aja udah cukup buat gue!' batin Segaf.

"Yang perlu lo tunjukkin ke Shawna itu rasa perhatian lo. Walaupun berupa perhatian kecil kaya kasih coklat, bunga, atau boneka mungkin?" saran Segaf dengan mengesampingkan perasaannya sendiri.

"Nah, cakep! Tumben lo pinter, Gaf? Gue setuju sama saran Segaf." kata Aldo heboh.

"Lo lupa kalo sahabat lo ini sangat berpengalaman dalam urusan cewek?" ucap Segaf menyombongkan diri.

"Tai, nyet. Apalah dayaku yang jomblo selama bertahun-tahun." kata Aldo dramatis.

"Dih, jauh-jauh dari gue!! Najis, alay, tai, kadas, kurap, anying!" umpat Revan.

"Bebeb jahat sama dedek. Dedek gak suka!" Segaf menjitak kepala Aldo. "Jangan bego-bego lo jadi orang. Gue kirim ke planet pluto, tau rasa lo!"

"Wah, lo jadi adek kelas songong banget sama senior!" bela Aldo.

"Lah? Bodo amat, njing. Gue gak takut!" ucap Segaf. Bintang yang sedari tadi diam, kini mengeluarkan suaranya.

"Ntar gue coba saran lo, Gaf." Segaf menganggukkan kepalanya.

------------------------------

701 words

TINGGALKAN VOMMENT DISINI👇👇👇

[ Dikit, gapapa ya? Ini aja gue sempet sempetin update ditengah-tengah ujian kok. Hebat kan gue?? Yang kangen Shawna sama Bintang semoga kangennya terobati dengan part pendek ini yaa :) ]

- Author Labil -
Ig : elisrhl <3

Tbc..

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang