15. Little braver

96 10 0
                                    

Vote
Vote ... Vote

Sorry for typo and hope you like this part

------------------------------

Sinar matahari meyilaukan pandangan Shawna. Ia terbangun dan melirik jam di atas nakasnya.

06.30

Shawna menidurkan tubuhnya kembali dan--

"Hah? Setengah tujuh?? Mampus gue!! Huah, mama kok gak bangunin Sasha sih!!" Shawna berlari ke arah kamar mandi dan hanya butuh lima menit untuk mandi. Ia bergegas memakai seragam dan turun ke bawah.

"Pagi, ma!! Mama kok gak bangunin aku sih?!" kesal Shawna sambil meminum susu buatan mamanya secepat kilat.

"Mama udah bangunin kamu. Kamunya malah bilang lima menit lagi ya, ma." ucap mamanya sambil menirukan suara Shawna.

'Masa sih gue bilang gitu ke mama?? Perasaan enggak deh!' batin Shawna.

"Sasha berangkat dulu ya ma. Assalamualaikum!" ucap Shawna sambil mencium punggung tangan mamanya.

"Kamu gak sarapan dulu, Sha?" tanya mamanya.

"Udah telat ini, ma!" teriak Shawna.

"Pak Pujo, cepetin ya pak. Keburu Shawna telat!!" perintah Shawna.

"Siap non!" kata pak Pujo sambil menundukkan kepalanya. Walaupun sekolah ini termasuk milik eyangnya, tapi ia sebisa mungkin tidak menodai nama baik keluarga Dhanata.

"Pak, cepetin dong!! Lima menit lagi udah masuk nih!"

"Ga bisa non. Di depan udah kelihatan macetnya non. Palingan sepuluh menit itu paling cepet non bisa nyampe sekolahnya!" terang pak Pujo. Shawna melirik jam di pergelangan tangan kirinya.

"Yaudah pak, Shawna naik ojek aja ya. Pak Pujo balik ke rumah aja." ucap Shawna sambil membuka kenop pintu mobil.

"Tapi non, tugas bapak kan nganterin non Shawna ke sekolah dan ini belum sampai sekolah."

"Udah pak, Shawna ga punya waktu lagi. Hati-hati pak pulangnya!!" teriak Shawna sambil menutup kembali pintu mobilnya. Ia berlarian dengan jarak yang sempit karena terhalang oleh beberapa kendaraan yang membuat macet jalanan di ibu kota.

"Bang, ojek ya. Ke sekolah Bhakti Jaya sekarang bang!!" perintah Shawna cepat.

"Siap neng!" Shawna mengecek jam di pergelangan tangan kirinya berkali-kali.

"Bang cepetin dikit ya. Tiga menit lagi gerbang udah ditutup bang!" ucap Shawna gusar.

"Sabar ya neng. Bentar lagi juga nyampe!" Shawna mengiyakan ucapan tukang ojek dan menunggu dengan gelisah.

"Argh, sampe sini aja bang. Nih ongkosnya!!" kata Shawna sambil menyerahkan uang lima puluh ribuan ke tukang ojek dan bergegas berlari.

"Neng, uangnya kelebihan atuh!"

"Ambil aja bang. Makasih!" Shawna berlarian di pinggiran jalan dengan keringat yang bercucuran.

"Anjir, ntar kalo dimarahin eyang gimana?" tanya Shawna sambil terus berlari.

"Fix, ini pasti dah telat. Moga moga diberi keringanan sama eyang ya Allah!"

Setelah beberapa menit, Shawna sudah sampai di depan gerbang. Ya, gerbang sudah ditutup rapat.

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang