Aldian Adrianditya, murid baru di kelas Olivia yang menjadi bahan perbincangan di sekolah. Ternyata Aldi itu anak dari designer terkenal. Banyak perempuan yang --modus-- berkenalan dengan Aldi, dari apa yang Olivia lihat Aldi hanya membalas semua itu dengan senyumannya.
"Hai"sapa seseorang yang membuat Olivia mengentikan aktivitas-membaca novel-nya. Aldi.
"Hai, Aldi! Ada apa?"tanya Olivia.
"Dari semua murid yang ada di kelas ini cuma lo yang belum gue kenal. So, nama lo siapa?"kata Aldi mengajak Olivia berkenalan.
"Olivia Anastasya"kata Olivia lalu tersenyum tipis.
"Gue Al--"ucapan Aldi terpotong, "Iya gue tau, Aldian Adrianditya"kata Olivia lalu terkekeh.
"Lah, ko lo tau nama gue sih?"kekehan Olivia makin kecang saat Aldi berbicara. "Lo lupa apa gimana sih, Di?"tanya Olivia.
"Lupa apaan deh?"tanya Aldi. "Tadi pas pelajaran Bu Shoffy kan lo ngenalin diri di depan"kata Olivia yang membuat Aldi nyengir.
"Ohiya, kirain lo ga merhatiin"katanya, lah alesan.
"Lo gak istirahat? Ke kantin atau kemana gitu?"tanya Aldi.
"Males ke luar kelas, lagian gue gak laper-laper banget sih"kata Olivia lalu membuka novelnya kembali.
"Oooh, yaudah. Gue ke kantin ya! Mau nitip apa?"tawar Aldi, sikapnya seakan ia sudah berteman akrab dengan Olivia. Yang ditanya hanya menggeleng lalu senyum.
Aldian pun melangkahkan kakinya ke kantin. Setelah orang itu menjauh, Olivia melipat tangannya di atas meja lalu memasang earphone dan mendengarkan lagu dari handphonenya itu.
•••
Saat istirahat, di kantin Randy berusaha mencari Olivia yang sedaritadi tak terlihat batang hidungnya. Bahkan saat pagi tadi ia akan mengajak Olivia ke sekolah, Olivia sudah tidak ada di rumah. Ia berpikir, apa cuma gara-gara kejadian tadi malem? Se-sepele itu?
Ia hanya tidak mengetahui apa yang sebenarnya Olivia rasakan.
Keadaan kantin hari ini sangat berbeda, entah mengapa hari ini kantin terasa sesak, penuh, dan berisik. Dari yang memesan makanan, menggoda anak ibu kantin, dan yang ribet karena makanan tumpah --ketabrak--.
"Bu, mie ayam basonya satu ya!"kata Randy ke Bu Rina --pedagang mie ayam di kantin--
"Siap mas Rendi"kata Bu Rina lalu mengacungkan jempolnya.
Merasa ada yang menepukkan bahunya, Rendy menoleh dan mendapati Dimas yang sedikit tersenyum
"Hai bro, napa lu?"tanya Dimas. Randy hanya menggeleng.
"Ah, ayolah ada apa? Kita udah kenal 4 tahun, gue udah tau lo banget deh. Jadii, muka lo kenapa kusut hari ini?"tanya Dimas, lagi. Rupanya ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kepo.
"Engga, gue cuma bingung aja gitu. Bingung sama Oliv, terus gatau kenapa gue malah ngerasa hampa"kata Randy dengan muka datarnya.
"Lo suka sama dia ya?!"Dimas menyimpulkan.
Randy menjitak dahi Dimas, "Gila lah, enggak! Gue sahabatan sama dia udah lama banget. Ga mungkin gue suka sama dia. Jujur aja gue sayang sama dia, tapi ya sebatas sahabat"kata Randy.
"Kalo feeling gue dan hasil mengamati selama ini sih, kemungkinan besar dia suka sama lo"
"Ngawur lo! Gue sama dia itu sahabat, ga akan lebih"kata Randy lalu menyantap mie ayam baksonya yang sudah datang.
"Peka sama perasaan dia, atau nanti lo akan nyesel. Gue ke kelas duluan ya!"kata Dimas. Kata-kata itu membuat Randy sedikit berpikir,
Apa emang selama ini gue yang gak peka?
Setelah lama berpikir, ia pun kembali melanjutkan makan-nya.
•••
Jam pelajaran terakhir, jam yang paling dinantikan murid. Walaupun pelajarannya sedikit membosankan. Setidaknya sekitar 15 menit lagi bel akan berbunyi.
Di kelas Olivia, di jam pelajaran terakhir ini harusnya Pa Aman masuk untuk mengajar Bahasa Indonesia. Tapi setelah 50 menit belajar, Pa Dodi--guru piket-- memanggilnya dikarenakan ada tamu yang ingin bertemu dengannya.
Syukurlah.Di bangku nya, Olivia tetap dengan posisi terenak --melipat tangan dengan earphone ditelinga--. Dari pada ngegosip gajelas yakan, pikirnya.
Tiba-tiba saja bagian depan mejanya digebrak oleh seseorang, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Aldi.
"Jail banget lo, ganggu Kendall bocan"kata Olivia lalu menenggelamkan kepalanya kembali.
"Tidur mulu lo, dasar kebo!"kata Aldi lalu menjulurkan lidahnya.
"Lebih baik tidur dari pada ngegosip tuh kek cabe-cabean yang dibelakang"jawab Olivia seraya menunjuk geng Verasya --si biang gosip--.
"Hush, sumpah lo kalo ngomong dalem banget"ucap Aldi.
"Bodo amat, ga jelas lo"jawab Olivia ketus, sepertinya moodnya sedang hancur.
"Sensi amat lu, mbak. Abis pulang mau ikut gue gak?"ajak Aldi.
"Kemana? Kita baru kenal sehari, bahkan baru beberapa jam. Dan lo udah berani ngajak gue jalan? Gimana kalo ternyata lo itu nyu--"ucapan Olivia terpotong saat Aldi menutup mulutnya.
"Ngaco, kalo ngomong kemana aja. Yakali, tampang captain america lo bilang penculik"kata Aldi tidak terima.
"Jangan hari ini deh, gimana kalo weekend? Deal?"tawar Olivia.
"Deal!"
•••
Thanks buat yang masih nungguin cerita ini, jangan lupa vomments! Terima kasih x.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen FictionMungkin tuhan cuma ngizinin kita untuk jadi sahabat. Gak lebih, dan gak akan pernah lebih dari itu.