3 bulan berlalu.
Sore hari ini Olivia akan memenuhi janjinya untuk pergi bersama kekasihnya, Aldi. Kekasih? Ya, tiga minggu lalu Aldi menyatakan perasaannya pada Olivia. Mengherankan bukan? Aldi pun menceritakan kalau ternyata ia jatuh cinta pada Olivia saat pertama kali bertemu, bahasa kerennya Love at the first sight. Walaupun Olivia tidak langsung menjawabnya, setelah 2 hari berpikir akhirnya ia memutuskan untuk menerima Aldi. Jujur saja, Olivia memang mempunyai perasaan pada Aldi walau mungkin perasaannya pada Randy lebih besar. Ia berharap, semoga Aldi dapat menggantikan posisi Randy di hatinya walaupun sebenarnya Randy memang tidak akan pernah tergantikan.
Handphonenya berbunyi tanda Line masuk, nama Aldi tertera disana.
Aldiii👑 : gue udh nyampe
Aldiii👑 : nunggu di bawah yaia pun membalasnya,
Olivia : Okay, tunggu inces datang ya pangeran kodok HAHAHA
Olivia : Alay bgt gue kayanya
Olivia : Bentar ya!!!
Olivia pun me-lock handphone-nya lalu menyimpannya di dalam sling bag yang telah ia pakai. Dengan langkah cepat ia menuruni tangga dan berjalan ke tempat dimana Aldi berada. Olivia tersenyum mendapati Aldi yang berdiri di depan mobil dengan tangan yang disimpan menyilang di belakang.
"Ayo, Al!"ajak Olivia karena sedaritadi mereka hanya diam.
"Buru-buru banget kayanya?"tanya Aldi lalu terekekeh pelan.
"Terus mau kapan dong?"Aldi melangkah maju menuju Olivia.
"Sekarang. Nih buat lo"kata Aldi, ia melemparkan sebuket bunga yang langsung sigap ditangkap oleh Olivia.
"Gak ada romantis-romantisnya banget lo jadi orang"kata Olivia sambil tersenyum.
"Yang penting lo seneng kan?"Aldi mulai menggodanya. "Iya deh iya, Thanks Aldi! Ayo, berangkat sekarang?"Aldi tersenyum lalu keduanya masuk ke mobil.
Aldi memakai seatbeltnya lalu menyalakan mesin mobil. Ia terdiam sejenak lalu melihat ke arah Olivia. Ia tersenyum, "Pake seatbelt nya, Olivia Anastasya"ucapnya. "Ehiya, aku lupa"Olivia pun memakainya dan tersenyum pada Aldi. Aldi kembali menatap ke arah depan dan menginjak pedal gas.
Ternyata, hari ini hujan turun dengan deras sehingga membuat jalanan ibu kota macet. Sudah sekitar 30 menit mereka terjebak di salah satu jalan besar milik Jakarta. Olivia menatap keluar jendela, memperhatikan air yang terus menerus turun membasahi kota ini. Merasa bosan, ia beralih kepada radio yang berada di depannya, ia mulai mengganti saluran radio untuk mencari lagu yang enak untuk menemani mereka di tengah jalanan macet ini.
"Lo bosen ya?"tanya Aldi yang mendapat anggukan dari Olivia.
"Gue punya CD banyak, cari aja di depan lo" dengan cepat, ia menuruti perintah Aldi. Membuka laci di depannya, dan mengambil beberapa kaset berisi musik itu. Hingga akhirnya ia menemukan kaset yang menurutnya cocok."Illuminate Shawn Mendes, boleh ya?"pinta Olivia. Aldi mengangguk, "Iya, play aja".
Track 3 - Treat You Better
Keduanya menikmati lagu itu dan ikut menyanyikannya. Hingga pada bagian reff Olivia terdiam mendengar Aldi yang ikut menyanyi.
"I know I can treat you better than he can
And any girl like you deserves a gentleman
Tell me why are we wasting time
On all your wasted crime
When you should be with me instead
I know I can treat you better
Better than he can" nyanyi Aldi sambil menggerakan tangannya di atas stir mengikuti tempo lagu. Olivia memperhatikannya, ko kaya ngode sih?!"Liv, lo laper gak? Makan yuk!"ajak Aldi yang tidak mendapat jawaban dari Olivia. Ia pun melihat ke sebelahnya dan mendapatkan Olivia yang sedang melamun.
"Heh, ngelamun mulu"kata Aldi sambil menepuk pundak Olivia.
"Eee--eh, tadi lo ngomong apa?"tanya Olivia yang tersadar dari lamunnnya.
"Lo kenapa? Ngelamunin apaan sihh?"tanya Aldi sambil mencubit hidung Olivia.
"Iih diem Aldii, sakit tau!!"kata Olivia sambil memegang hidungnya.
"Lagian pake ngelamun segala, kenapa sih?" lagi-lagi ia bertanya.
"Gapapa, pengen aja"kata Olivia yang mendapat jitakkan dari Aldi. "Ngelamun ko kepengen? Kalo kesambet gimana?"
"Ish Aldi, sumpah ya, tangan kamu gabisa gitu ya sedikit diem aja? Aku berkali-kali jadi korban tangan kamu nih, aku laporin ke KPAI loh nanti!!!"ujar Olivia dengan muka bercandanya yang sinis.
"Aduh aku-kamu, jadi malu deh heheheh"ucap Aldi tersenyum jahil.
"Tuhkan salah lagi, serah deh serah"Olivia lalu membuang mukanya dan kembali melihat ke luar jendela yang berada di sebelah kirinya.
"McD?"tanya Aldi. Dengan cepat, Olivia nyengir ke arah Aldi. Aldi tertawa, lucu amat dah ni anak satu. 50 meter setelahnya Aldi berbelok ke kanan, ke restoran cepat saji favoritnya.
Setelah memarkirkan mobil, keduanya turun dan memesan makanan.
"Mau makan apa? Lo cari tempat duduk aja, gue yang pesenin"kata Aldi.
"Cheeseburger, please?" ujar Olivia lalu menampakkan deretan giginya yang rapi.
"Okay"
•••
Setelah 15 menit menunggu, Aldi pun datang dengan nampan berisi makanan untuk mereka berdua. Aldi meletakkannya di atas meja lalu duduk.
"Nih, makan dulu Liv"kata Aldi. "Iya, thanks Aldi"
Mereka lalu memakannya hingga habis. Tidak terasa, sudah 45 menit mereka berada di restoran cepat saji itu dan sekarang sudah pukul tujuh malam. Hujan deras pun kini sudah berubah menjadi rintik-rintik kecil.
Handphone Olivia berdering, tanda ada telepon yang masuk. Ia mengambilnya dan tertera nama Ibunya.
"Halo, ma?"
"Aku lagi sama Aldi baru selesai makan. Ada apa?"
"Oohh iyaiya, sekarang aku kesana"
"Mama juga hati-hati, Daahh"Setelah percakapan itu diputuskan oleh ibunya, Olivia menyimpan handphonenya kembali dan menunggu Aldi yang sedang ke tempat cuci tangan. Tak lama kemudian Aldi pun datang dan duduk kembali di depan Olivia.
"Aldi, bisa anter aku ke rumah sakit?"
•••
Ada apa ya yang buat Olivia harus pergi ke rumah sakit?
by the way, Hallo semuanyaa!!!
Maaf untuk keterlambatan publish, sebenernya udah ada di draft tapi aku lupa untuk publish hehehe
Ohiya, apa tanggapan kalian tentang cover baru friendzone ini? please comment yaaa
Terima kasih untuk kalian yang masih nungguin cerita ini, makasih juga yang udah votee!!Jangan lupa vote&comment yaa, see uuu!❣❣❣

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen FictionMungkin tuhan cuma ngizinin kita untuk jadi sahabat. Gak lebih, dan gak akan pernah lebih dari itu.