"Rand. Gue minta maaf untuk yang kemarin. Gue beneran gak ngomong apa-apa ke Oliv. Dan sekarang kita sebatas sahabat--"Aldi menarik napas. "Atau bahkan teman"lanjut Aldi pada Randy yang berada di depannya. Kini mereka sedang berada di taman belakang sekolah.
"Maafin gue juga, Di. Gue terlalu cepet nyimpulin sesuatu. Gue setuju kok kalau lo sama Oliv. Lo bikin dia bahagia. Maaf kalo gue buat kalian putus"Randy menendang pelan rumput di bawahnya.
"Dia bahagia. Tapi dia gak sayang gue lebih dari sahabat, Rand. Dia udah cinta dan sayang sama seseorang"Aldi tersenyum tipis mendapati Randy mengerutkan dahinya.
"Siapa?"tanya Randy yang memberanikan diri. Aldi melihat jam di pergelangan tangannya.
"Yang jelas dia orang yang sangat beruntung. Bentar lagi masuk nih, gue duluan ya. Ohiya, jagain Olivia ya Rand"Aldi tersenyum menepuk bahu Randy lalu melangkah pergi meninggalkan Randy yang masih bingung dengan yang dibicarakan Aldi tadi. Randy menaikkan bahunya lalu memutuskan untuk kembali ke kelas.
•••
Pulang sekolah Olivia dijemput oleh Kenzo karena Kenzo sedang tidak ada jadwal apapun--katanya. Ia berdiri dari setengah jam yang lalu di gerbang sekolahnya. Kenzo tak kunjung datang padahal langit sudah mulai gelap. Sudah berkali-kali ia menghubungi Kenzo tapi tidak ada jawaban.
"Liv, ko belum balik?"tanya Randy yang terlihat dari kaca depan sebelah kanannya yang sengaja dibuka. Ia masih mengenakan baju basket--ekskul mungkin.
"Nungguin bang Kenzo. Masih di jalan kayanya"jawab Olivia lalu membenarkan tasnya.
"Udah dihubungin?"tanya Randy yang mendapat anggukan dari Olivia, "Tapi gak dijawab"
"Mau bareng gak nih?"tawar Randy.
"Enggak deh. Kayanya macet. Bentaran lagi juga nyampe. Lo duluan aja"Olivia tersenyum.
"Beneran nih gakpapa gue tinggal?"tanya Randy memastikan.
Olivia mengangguk, "Iya. Gue bisa jaga diri kok tenang aja"
"Yaudah deh. Kalo masih belum dijemput juga telfon gue aja ya. Hati-hati"ujar Randy.
"Iya, lo juga hati-hati"lalu Randy melajukan mobilnya setelah tersenyum ke arah Olivia.
Satu jam kemudian Kenzo sampai dengan mobil putihnya. Tetapi orang yang ia akan jemput tidak ada di sana. Bahkan ini bisa dibilang sangat sepi. Pagar sekolah pun telah tertutup dan hanya ada Pak Amang--satpam sekolah-- yang sedang berjaga.
Ia melihat ponsel yang ada di sebelahnya. Tertera 20 missed call dan 10 pesan dari Olivia. Tadi ia mengantar kekasihnya dulu dan sialnya posel milik Renzo habis baterainya. Dan baru ia charge saat di mobil. Kenzo menekan call back pada panggilan tak terjawab Olivia. Tapi nihil, ternyata ponsel Olivia juga mati. Kenzo mulai panik. Kemana Olivia?
Kenzo lalu mengetik nama Randy di kontaknya lalu menekan tombol hijau untuk memanggil.
"Hallo Rand"
"Iya bang?"
"Lo bareng Olivia gak?"
"Hah? Engga. Terakhir gue dia di gerbang sekolah nunggu dijemput sama lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen FictionMungkin tuhan cuma ngizinin kita untuk jadi sahabat. Gak lebih, dan gak akan pernah lebih dari itu.