"Kini harus aku lewati sepi hariku tanpa dirimu lagi. Biarkan kini ku berdiri melawan waktuku tuk melupakanmu. Walau pedih hati. Namun, aku bertahan."
-Akhir cerita cinta, Glenn Fredly**diplay ya mulmednya
•••
Seminggu berlalu. Jam istirahat telah berbunyi 15 menit yang lalu. Olivia melihat murid lain berlalu-lalang dari jendela kaca di sebelah kanannya. Tapi ini tampak aneh. Mereka semua berlari satu arah, menuju ke arah timur. Ada apa?
Tiba-tiba Amanda, teman sekelasnya menghampiri dengan nafas yang terengah-engah.
"Ada apa sih? Ko pada lari lari ke sana? Lo lagi, ngos-ngosan gitu"Olivia mengerutkan dahinnya.
"Itu---hhh... Aall--hhhh"Olivia semakin tidak mengerti. "Atur dulu nafas lo yang bener, baru ngomong"
"RANDY SAMA ALDI BERANTEM DI TAMAN BELAKANG!"Olivia yang mendengar kabar itu tersentak kaget lalu ia berlari kencang menuju taman belakang sekolah.
"Ah kan tu anak, ditinggalin juga gue"Amanda memutar bola matanya.
Kerumunan orang mengelilingi dua siswa yang sedang adu jotos. Randy dan Aldi. Bukannya melerai, orang-orang disana malah berteriak seakan-akan ini adalah tontonan gratis bagi mereka.
'Ayo ayo ayo!!'
'Berani taruhan? kira-kira siapa yang menang?'
'Aduh woy jangan berantem dong'
'Kalo kata gue bentar lagi satpam sama guru BP dateng'
'Apaansi berantem di sekolah, cabut kuy'
Randy mencengkram kerah Aldi dengan keras. Memang ia yang memulai duluan. Ntahlah apa yang diinginkan Randy. Saat di kantin tiba-tiba saja ia menonjok Aldi yang mau memakan siomaynya.
"Apa yang lo lakuin sama Oliv sih, sampe dia jauhin gue?"tangan kanannya mengepal keras.
"Gue gak ngapa-ngapain dan gue gak bilang apa-apa ke dia"
BUGH! Tonjokkan itu pun mendarat lagi di perut Aldi, "Jujur dong!"
Bibir Aldi tersenyum miring, "Lo gak tau apa yang Oliv rasain selama ini Rand. Lo terlalu egois" Tangan randy kembali bersiap untuk mendaratkan pukulan, tetapi sebuah tangan menahannya.
"Lo gila?!"tanya Olivia. "Apa sih maksud lo? Tiba-tiba nonjok Aldi gitu. Kalo dia kenapa-napa gimana?! Gak waras ya lo!"Muka Olivia memerah penuh emosi.
Ia menghampiri Aldi yang tersungkur diatas tanah.
"Ya tuhaan Aldi, muka kamu! Kita ke uks ya Di takutnya infeksi"Randy yang melihat kejadian di depan matanya merasakan sesak.
"Bisa jalan kan?"Aldi mengangguk.
"Urusan kita belum selesai"Olivia menatap Randy dengan penuh amarah. Lalu ia menjadi tumpuan Randy saat berjalan ke UKS.
Aldi menggigit bibir bagian bawahnya. Ia sedang berada di UKS dan Olivia yang mengobati lukanya.
•••
"Sakit? Maaf ya, Di"Aldi mengangguk. "Sakit sedikit doang"
"Apa banget sih Randy. Ko dia tiba-tiba gitu ke kamu?"
"Lagi pengen main kali dia"gurau Aldi yang mendapat tatapan datar dari Olivia.
"Gak lucu ya, Di. Kaya gini tuh bukan main-main"
"Kamu emang ngejauhin Randy akhir-akhir ini?"tanya Aldi yang membuat Olivia menghentikan tangannya yang sedang mengobati Randy. Ia menunduk.
"Jadi itu alesan dia mukulin kamu sampe kaya gini? Yang ngejauhin dia kan aku, ko jadi kamu yang kena sih?! Kalo mau bonyok, ya bonyokin gue aja elah"Olivia mendengus kesal.
"Lagian kenapa ngejauhin Randy sih? Ada-ada aja"Olivia terdiam.
"Ehm, Liv"
"Apa Di?"
"Kayanya lebih baik kita sampe sini aja"Olivia sontak menoleh ke arah Aldi.
"Lah? Kenapa? Engga enggak!"Olivia menolak.
"Liv..."
"Aku mau kamu jujur sama diri kamu sendiri. Aku tahu kalo kamu sayang banget sama Randy, jangan naif akan semua itu Liv. Harusnya dari awal aku sadar, kalau sampai kapan pun aku gak akan bisa ngegantiin posisi Randy di hati kamu, gak akan bisa ngegantiin Randy di pikiran kamu. Selama apapun dan sekeras apa pun aku mencoba, nama Randy udah terukir di hati kamu. Maaf Liv, kalau selama ini lo harus pura-pura bahagia di depan gue"
Ia menghela napasnya, "Gue lebih baik melihat orang yang gue sayang bahagia walaupun bukan sama gue dari pada dia harus pura-pura bahagia di depan gue. Cinta itu tulus, tanpa meminta balasan"
Olivia menangis sedari tadi. Aldi betul, ia tidak bisa membohongi perasaannya yang sangat mencintai Randy.
"Al, maafin gue ya. Gue gak bermaksud ngejadiin lo sebagai pelampiasan, aku emang naruh perasaan itu. Thanks buat perlakuan lo selama ini yang membuat gue selalu ngerasa cewek spesial. Maafff banget, gue gak bermaksud buat matahin hati tulus lo itu, Di"Olivia berkata sambil sesegukkan karena ia masih menangis.
"Gue tau kok lo gak bermaksud untuk itu semua. At least gue bisa buat lo tersenyum beberapa bulan ini, bisa lo jadiin tembok kokoh untuk nyender, bisa lo jadiin selimut ketika dingin, waah multi fungsi juga ya"dasar Aldi, ia masih sempat saja bergurau.
"Ngomong-ngomong kata siapa hati gue patah? Orang masih utuh juga"
Aldi berbohong, malah kini hatinya sudah terpisah menjadi berkeping-keping.
"Jangan nangis dong, jelek"kata Aldi lalu menghapus air mata yang tersisa di pipi Olivia.
"Yang harus lo inget, sejauh apa pun lo melangkah gue akan terus ada di belakang lo. Gue bersedia kalo suatu waktu lo butuh tempat untuk ngungkapin apa yang lo alami dan pundak gue ini bersedia untuk jadi tembok untuk lo bersandar"Aldi tersenyum, tetapi yang di depannya malah mengeraskan tangisannya.
"Ah kaya bocah lo nangis mulu"kata Aldi yang mendapat cubitan kecil di lengan kanannya. "Berisik lo"
Olivia memeluk Aldi erat. Aldi tidak keberatan, bahkan ia membalasnya tak kalah erat.Menyakiti diri sendiri demi melihat orang yang kita sayang bahagia memang sulit dan menyesakkan, tetapi melihatnya bahagia dengan orang lain lebih baik dari pada melihatnya melakukan semua hal dengan terpaksa.
Mereka merenggangkan pelukannya itu. Olivia tersenyum dan menghapus sisa-sisa air mata di pipinya.
"Ehm, bentar lagi bel nihh. Lo di sini aja istirahat. Gue ke kelas yaa, Di. Cepet sembuh ganteng, dadahhh!"Olivia meraih knop pintu dan berjalan menuju kelasnya. Aldi terus senyum saat punggung itu terus menjauh. Ia merogoh saku dan mengambil ponselnya. Membuka line, mencari kontak Randy, dan mengetikkan sesuatu.
Randy Nicholas
Pulang sekolah gue tunggu di cafe deket rumah lo. Pastiin lo dateng karena gue akan nyelesein semuanya.
•••
HALOOO, YAY DOUBLE UPDATE AHAHAHAHA
Vommentnya jangan lupa ya wankawan🖤🖤buat yang mau lebih kenal atau nanya-nanya bisa difollow ig;@keishaaka
thank youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Fiksi RemajaMungkin tuhan cuma ngizinin kita untuk jadi sahabat. Gak lebih, dan gak akan pernah lebih dari itu.