[Part 4]

651 47 0
                                    

Kim Jae Joong's POV

Aku terbangun saat kurasakan sinar matahari yang menembus kaca jendela terasa menyilaukan. Gorden jendela itu sudah tersibak. Pasti wanita robot itu sudah bangun. Yeah... dia selalu mendahuluiku dalam bangun pagi. Kulirik jam kecil di atas nakas. Baru pukul 7 lewat 10. Aku ingat ini adalah hari Sabtu. Dengan langkah santai, aku berjalan ke kamar mandi. Hanya cuci muka. Selanjutnya aku keluar kamar dan menuruni tangga.

Rupanya Eun Joo sudah berada di dapur. Aku berjalan ke arahnya. Bukan untuk mendekatinya, tapi aku memang berencana untuk membuat sarapanku. Kali ini bukan roti bakar, melainkan sandwich. Dan ditemani secangkir kopi, pastinya.

Dan benar saja, dia sama sekali tidak terusik dengan kehadiranku. Dia pasti tidak memedulikanku. Hah! Masa bodoh. Seminggu tinggal dengannya, aku sudah terbiasa dengan sikapnya yang menganggapku sebagai orang yang asing yang kebetulan tinggal serumah dengannya.

Beberapa detik kami hanya saling diam. Larut dengan pekerjaan masing-masing. Aku membuat sarapanku. Sedangkan dia membuat ...apa itu? Dia melarutkan madu kedalam segelas air. Lalu memotong lemon menjadi setengah bagian dan memerasnya di atas air madu tadi. Oh, pasti sarapan uniknya itu.

Sambil membuat kopi, aku melihatnya yang memakai celana training dan jaket. Wajahnya berkeringat. "Kau habis olah raga?" tanpa sengaja aku menyuarakan pikiranku.

Tapi dia sama sekali tidak menjawabku. Seperti tak ada yang mengajaknya berbicara, dia diam saja. Dia sudah selesai membuat minumannya. Kemudian menjauh dariku dan duduk di kursi meja makan. Letaknya berada tepat di depan dapur, tanpa sekat pemisah. Dia masih diam, seperti tak ada orang lain selain dirinya di sini. Ada apa dengannya? Meskipun dia memang menganggapku asing, tapi dia pasti menjawab pertanyaanku. Sesingkat apapun itu.

"Kau masih marah karena masalah kemarin?" tebakku dari depan counter dapur yang menghadap ke arah meja makan. Rupanya dia pendendam juga. Dia masih sebal dengan tingkahku yang menurutnya mengancam proyek besarnya.

Dia tak menjawab lagi. Hanya menyesap minumannya.
"Bukankah kita sudah selesai membahasnya?" aku mulai kesal sehingga menaikkan nada suaraku. "Ya! Jawab aku!"

Rupanya teriakanku berhasil menarik perhatiannya. Dia menoleh ke arahku, seperti akan berbicara.

Ting tong! Ting tong!

Bunyi bel yang terus berulang membuatnya tak jadi berbicara.

Aish! Dia pasti tak akan mau membuka pintu. Dengan masih kesal, aku bergerak ke pintu depan. Siapa juga yang bertamu pagi-pagi begini. Bel itu terus berbunyi selama aku berjalan mendekati pintu. Hah! Kurang sabaran sekali orang itu.

Ternyata orang itu adalah noona. Ada apa lagi Kim Yeon Hee mendatangi apartemenku? Bersama anaknya pula.

"Lama sekali kau membuka pintu!" decak Noona sambil menerobos masuk. Diikuti bocah 6 tahun yang digandengnya.

"Kau sedang apa sih?" tanyanya sambil mengganti sepatunya dengan sandal rumah. Lee Yoon Hoo, bocah itu, juga mengikuti kegiatan ibunya.

"Aku tadi sedang di dapur," jawabku sambil melangkah kembali ke dapur.

"Eun Joo-ya... kau habis olah raga?" tanya noona saat aku sudah berada di dapur. Dia juga sudah duduk berhadapan dengan Han Eun Joo.

"Ya, Eonni," jawabnya Han Eun Joo. Oh, sekarang dia bisa bersuara.

"Samchoon..." panggil Lee Yoon Hoo yang duduk di sebelah ibunya. "Samchoon sedang memasak apa?" tanyanya padaku.

"Samchoon sedang membuat sandwich, Yoon Hoo-ya. Kau mau?" jawabku.

Marrying Cinderella's Stepsister (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang