[PART 16]

548 45 4
                                    

Alam pasti sedang mempermainkan takdir mereka. Baru tadi pagi mereka mulai merasakan kebahagiaan. Baru tadi pagi Jae Joong menyatakan cintanya, setelah sang istri mau terbuka tentang hidupnya. Baru tadi pagi, ia yakin bisa memulai babak baru kehidupan pernikahan yang sesungguhnya. Kini istrinya terbaring tak sadarkan diri dengan luka dan memar di beberapa bagian tubuhnya.

Mata Kim Jae Joong memindai tubuh wanitanya. Tulang lengan dan kaki kirinya patah. Kepalanya dibalut perban pasca-operasi. Benturan keras di kepalanya membuat Eun Joo mengalami gegar otak ringan. Hatinya perih melihat kondisi kekasihnya. Jiwanya ikut tersakiti meratapi derita perempuan di hadapannya.

Kenapa takdir harus mempermainkan mereka?

Rasanya ia ingin menyalahkan seseorang atas nasib malang istrinya yang seperti tak diberi kesempatan berbahagia lebih lama. Sayangnya, ia tidak tahu siapakah yang seharusnya "bertanggung jawab" atas kecelakaan itu.

Tangan Jae Joong masih menggenggam sebelah tangan istrinya. Dengan linangan air mata, ia tak berhenti memandangi Eun Joo.  

"Jae Joong," remasan pelan Park Jun Su di pundaknya tak membuat ia berpaling dari wajah sang istri. Jae Joong bergeming di posisinya.

"Polisi mengatakan kalau mobil yang dikendarai Eun Joo adalah milik kediaman keluarga Han."

"Apa?" Jae Joong baru menoleh. "Bagaimana bisa?"

"Sebaiknya kau tanyakan langsung pada polisi. Mereka di luar, ingin memberitahukan perkembangan penyelidikan sekaligus meminta keterangan darimu."

Jae Joong mengangguk lalu berjalan keluar kamar inap.

*****

Lipatan pada kening Jae Joong tak juga pudar. Jelas ada yang aneh pada kronologis kecelakaan istrinya yang dijelaskan oleh detektif di hadapannya.

"Pagi tadi, kami berangkat ke kantor bersama. Rencananya Eun Joo akan dijemput oleh supirku ketika pulang. Dan pukul enam tadi, aku baru saja meneleponnya. Dia bilang akan segera pulang. Jadi mana mungkin tiba-tiba Eun Joo mengendarai mobil keluarganya dan kemudian..." Jae Joong masih miris, mengucap kecelakaan itu mengingatkannya pada kondisi sang istri yang belum sadarkan diri, "kemudian dia mengalami kecelakaan itu."

Detektif itu mengangguk. "Benar. Menurut keterangan pihak keamanan HY Pharmaceutical, Nyonya Han Eun Joo memang meninggalkan kantor pukul enam lebih dengan menumpang taksi. Kemungkinan saat itu dia menuju kediaman keluarga Han. Tak lama setelah itu, dia pergi dengan mobil yang akhirnya terjatuh ke jurang. Menurut hasil penyelidikan kami, penyebab kecelakaan itu karena rem mobil yang rusak sementara Nyonya Han mengemudikannya dengan kecepatan tinggi."

"Meskipun benar Eun Joo pergi ke rumah keluarganya, aku yakin dia akan mengabariku. Karena kami punya janji pada saat itu. Jadi apa yang sebenarnya terjadi?"

"Alasan kepergian Nyonya Han ke rumahnya dan apa yang terjadi di sana, kami masih dalam tahap penyelidikan. Kami baru mengumpulkan keterangan para saksi yang saat itu ada di sana, termasuk Nona Han Hye Mi," polisi itu menjeda sejenak sebelum melanjutkan ujarannya, "semoga Nyonya Han Eun Joo lekas sadar. Sehingga kami bisa meminta keterangan darinya atas kejadian yang sebenarnya."

Jae Joong mengangguk pelan.

Selesai dengan urusannya, polisi itu pamit undur diri. Kim Jae Joong melangkah kembali menuju ruang rawat sang istri. Semenjak istrinya keluar dari ruang operasi, itulah pertama kalinya pria itu meninggalkan Eun Joo.

"Hyung!"

Langkah Jae Joong berhenti. Kalau saja perempuan itu tak menyapanya, mungkin saja Jae Joong akan terus berjalan tanpa menghiraukan kehadirannya. Sedari tadi, Ha Na memang sengaja berdiri tak jauh dari ruang rawat Eun Joo, sengaja menunggunya.

Marrying Cinderella's Stepsister (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang