Kim Jae Joong's POV
Wanita itu sudah duduk di ruangan yang telah kami pesan. Salah satu ruang VIP di sebuah restoran tradisional Korea. Ya, kami memang membutuhkan ruang yang private karena apa yang akan kubicarakan dengan wanita itu sangat rahasia.
Aku langsung duduk di hadapan wanita itu. Kami hanya terhalang meja makan ini. Dia langsung sedikit membungkuk, memberikan hormat. Tanpa seulas senyum. Ya ampun, wajahnya datar sekali. Sebenarnya wajahnya cantik. Hanya menggunakan riasan tipis. Bahkan di bibir ranumnya seperti tidak ada polesan lipstik ataupun lipgloss. Rambut hitamnya sedikit di atas bahu, hanya dibiarkan terjuntai. Sekali lagi, tanpa perlakuan apapun atau sedikitpun aksesoris yang menghiasinya. Yang benar saja, apa wanita ini yang akan kunikahi?
Biasanya untuk pertemuan semacam ini, bukankah seorang wanita sepertinya harus mempercantik diri? Aku jadi sangsi, dia adalah direktur HY Pharmaceuticals Company. Apa mungkin dia hanyalah asistennya atau seseorang yang diutus untuk menggantikan direktur itu?
Seorang pelayan menyela diriku yang masih sibuk dengan pikiranku. Pelayan itu membawakan sekoci teh. Tapi aku tidak memperhatikan kegiatan pelayan itu, karena perhatianku masih terpusat pada wanita yang juga membalas tatapanku dengan ekspresi datarnya. Setelah pelayan itu meninggalkan ruangan ini, wanita itu mulai membuka suara.
"Aku yakin kita sudah saling mengetahui profil masing-masing. Jadi, apakah kita harus berkenalan dulu?"
Aku tertawa geli dengan pertanyaannya. Ada yang salah dengan wanita ini. "Terserah kau saja, Han Eun Joo-ssi."
Ya, tentu saja aku mengenalnya. Lebih tepatnya, mengetahui profilnya-seperti yang diucapkannya tadi. Dia adalah calon istriku, jadi mana mungkin aku tidak mengenalnya, meskipun hanya namanya.
"Baiklah, aku anggap kita sudah saling mengenal. Jadi, kita langsung ke inti pertemuan. Anda setuju dengan rencana pernikahan ini, Kim Jae Joong-ssi?"
Lagi-lagi aku dibuat terkekeh dengan ucapannya. Dia benar-benar tidak bisa berbasa-basi. "Tentu saja. Asal kau membuat penawaran yang bagus untukku," jawabku dengan menaikkan sebelah alisku, tak lupa dengan seringai khasku. Aku kini sedang berbisnis dengannya.
Seolah tidak terpengaruh dengan pesona pria tampan di hadapannya, Han Eun Joo melanjutkan, "Aku yakin, Presdir Yoon sudah memberitahukan dengan jelas pada Anda. Pernikahan ini akan menguntungkan kedua belah pihak."
Tentu saja, Presdir Yoon sudah memberitahuku dengan begitu jelas rencana pernikahan bisnis ini. Beberapa hari yang lalu, wanita lanjut usia itu mendatangi rumahku. Itu adalah pertama kalinya, petinggi HY Holding tersebut menemuiku di rumah, bukan di kantorku.
"Aku menemuimu untuk menawarkan sebuah bisnis, atau bisa juga disebut permintaan. Dan juga, anggap saja sebagai balas budi keluargamu pada mendiang suamiku." ucap Presdir Yoon saat itu tanpa berbasa-basi. Mungkin itu memang sudah menjadi ciri khas keluarganya.
Balas budi. Aku tahu itu. Sudah lama Kakek mengingatkanku akan hutang keluarga kami pada suami wanita di depanku. Bahkan hingga menjelang akhir hidupnya. Jika bukan karena bantuan Han Tae Kyung, yang saat itu menjabat sebagai presdir HY Holding, mungkin perusahaan keluarga kami hanya tinggal riwayat. Kakekku dan suaminya itu bukan hanya bersahabat, tetapi juga rekan bisnis.
Sekarang adalah waktunya kami harus membalas budi.
"Apa yang bisa kami bantu, Presdir Yoon?""Menikahlah dengan cucuku. Bukan cucu kandungku, melainkan Han Eun Joo, anak tiri mendiang putraku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Cinderella's Stepsister (COMPLETED)
General FictionJika dalam bingkai dongeng, Eun Joo adalah saudara tiri Cinderella. Serakah, ambisius, licik, dan sombong. Demi mendapatkan kursi presdir di perusahaan ayah tirinya, ia membuat kesepakatan dengan Kim Jae Joong melalui pernikahan. Bagi Jae Joong, Eu...