Ini kayaknya gak penting banget sih. Tapi, aku pengen ada si Embul Yoon Hoo. Kan kasihan, bocah itu udah lama gak muncul 😁😁
Dikit aja, namanya juga ekstraTenang aja, aku masih pengen buat extra part lagi kok.
🌸🌸🌸
Saat usia kandungan Eun Joo memasuki bulan kesembilan, dia dan Jae Joong pindah ke sebuah rumah di kawasan Apgujeong, Seoul. Rumah besar dengan desain modern itu sudah dibeli Jae Joong beberapa bulan lalu, sebelum istrinya pergi. Dia sengaja menyiapkan rumah dengan halaman depan yang luas itu untuk keluarganya. Dia selalu membayangkan bisa bermain dengan bebas bersama anak-anaknya kelak. Dan, baru tiga hari lalu mereka bisa menempatinya. Karena tanpa terduga, Eun Joo merasa berat meninggalkan apartemen mereka.Istrinya itu bahkan, pada hari mereka akan pindah, masih memandangi begitu lama setiap sudut apartemen yang sudah ditinggalinya hampir dua tahun ini. Lantai dua, dimana ada kamarnya dan Jae Joong. Pantry tempatnya mengawali pagi. Meja makan, hingga ruang tengah. Ternyata ada banyak kenangan yang tercipta di tempat ini.
"Sudah kubilang kan, kita masih bisa sering ke sini. Tenang saja, aku tidak akan menjualnya." Sudah kesekian kali Kim Jae Joong mengucapkan kalimat serupa. Dan hari itu, Jae Joong sudah mengulang ucapannya empat kali.
Tangan Jae Joong memeluk tubuh istrinya dari belakang. Lalu, pergerakan Eun Joo yang mendadak berbalik mengejutkannya. Tanpa menunggu lama, Eun Joo langsung mencumbu bibir suaminya dengan cepat. Ciuman yang menggebu dan penuh hasrat.
Dengan matanya yang menggelap, wanita hamil itu berucap pelan, "Aku ingin melakukannya, sebelum kita pindah dari sini."
Jae Joong tersenyum senang menyambut ide istrinya. Dengan segera ia membantu istrinya melepaskan semua pakaian yang melekat pada tubuh. Dilanjutkan dengan bajunya sendiri. Begitu tak ada seutas pun benang yang menutupi tubuh, mereka langsung bercinta di sofa panjang yang terletak di dekat mereka.
Hari itu, mereka meninggalkan apartemen itu dengan sesi panas di sofa dan dilanjutkan di ranjang selama setengah jam lebih.
🌼🌼🌼
"Whoaaa, Imo! Dia menendang." seru Yoon Hoo girang. Matanya berbinar jenaka. Kedua tangannya ia letakkan di perut besar Eun Joo.
"Kau merasakannya?" tanya Eun Joo dengan senyum di bibir.
Bocah itu mengangguk cepat dan antusias. "Tapi, apa Imo tidak sakit ditendang terus?" wajahnya berubah cemas.
Eun Joo terkekeh. "Tidak begitu sakit kok. Hanya sedikit, kalau dia menendang dengan sangat keras."
Yoon Hoo mendekatkan wajahnya pada perut sang bibi. "Adik bayi, jangan nakal ya? Kau jangan menendang terus. Kasihan Imo, nanti dia kesakitan." Dengan penuh perhatian, ia memberikan nasihat bijak pada si jabang bayi.
"Apa kau suka sepak bola makanya sering menendang?" lanjut bocah itu tampak serius. "Kalau begitu sama sepertiku. Aku juga sangat suka sepak bola. Kau tahu, aku sering berhasil memasukkan bola ke gawang." Si bocah tambun itu mulai melantur. Ia membanggakan kepiawaiannya mencetak gol, padahal itu karena tidak pernah ada penjaga gawang.
Seperti sedang mendengarkan si bayi menjawab, Yoon Hoo lalu mengangguk-angguk. "Benarkah? Kau mau bermain bola denganku?" gelak tawanya mengudara. Lalu, saat baru teringat sesuatu, ia mendongak. "Tapi, Imo, dia laki-laki kan?"
Eun Joo langsung tertawa. Sudah berpanjang lebar keponakannya bercerita tentang bola, baru sekarang Yoon Hoo menanyakan jenis kelamin anaknya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Cinderella's Stepsister (COMPLETED)
Fiction généraleJika dalam bingkai dongeng, Eun Joo adalah saudara tiri Cinderella. Serakah, ambisius, licik, dan sombong. Demi mendapatkan kursi presdir di perusahaan ayah tirinya, ia membuat kesepakatan dengan Kim Jae Joong melalui pernikahan. Bagi Jae Joong, Eu...