[PART 22]

548 63 8
                                    

Harusnya ini jadi part Ending. Tapi, karena terlalu panjang, akhirnya aku buat jadi 2 part. Dan part ini lebih banyak narasinya.

FYI, part 21 udah gak aku private. Ternyata, malah makin sepi pembaca aja 😪

Enjoy it... 😊

🍁🍁🍁🍁

Keluar dari mobil, Kim Jae Joong melangkah menuju gedung HY Holding dan masuk kedalam lift khusus. Sampai di lantai teratas gedung, pria dengan tinggi 182 itu dengan santainya memasuki ruang Presiden Direktur. Sekretaris yang ruangannya terletak di sebelah tampak tak menghalangi Jae Joong. Itu karena kunjungannya yang rutin setiap pagi. Hampir karyawan--terutama yang berada di lantai atas--sudah mengenali kebiasaan presdir muda itu selama enam bulan terakhir.

Senyum miring Jae Joong tercetak di wajah saat melihat perempuan itu sedang serius menekuri dokumen di kursinya. Ya, sepagi ini perempuan itu sudah sibuk. Itu pemandangan yang selalu ia dapati setiap kunjungannya di pagi hari. Dan, seperti yang biasa ia lakukan, diletakkannya kotak makan yang ia bawa tepat di depan muka perempuan itu. Tak peduli kertas-kertas yang ditindih adalah berkas penting.

"Habiskan dulu sarapanmu!" suruh Jae Joong saat perempuan itu menengadah dan memandangnya kesal.

"Minggir!" usir perempuan itu tak kalah tegas.

Bukannya menyingkir, Jae Joong justru duduk di kursi tamu dengan santai.

"Kau lupa? Dokter sudah memperingatkan pola makanmu yang kacau itu. Kau mau pingsan seperti minggu lalu?" ucapnya memulai ceramah panjang. "Makan sekarang, Adik Ipar!"

Hye Mi, perempuan itu, mendengus keras. Ia benci dengan panggilan itu. Tapi ia lebih benci mendengar ceramah panjang Jae Joong. Maka, mau tak mau, diraihnya kotak makan itu. Bekal di hadapannya harus ia habiskan.

Jae Joong diam mengamati perempuan itu memakan bekal yang dibawanya. Saat Hye Mi terlihat akan menyudahi makan yang masih tersisa setengah, ia kembali memaksa, "Habiskan atau aku akan menarik dukungan para investor!"

Lagi, Hye Mi mendengus kesal. Selalu saja itu ancamannya. Itu pula alasannya tidak bisa mengusir pria yang selalu memanggilnya "adik ipar" enam bulan ini. Benar, sebagian besar investor yang mendanai proyek penelitian besarnya karena hasil lobby-nya. Jadi, kapan pun Jae Joong bisa mempengaruhi para investor itu untuk mencabut dukungan.

Selesai menandaskan makanan, Hye Mi langsung menyingkirkan kotak bekal itu dari meja kerjanya.

"Lihat? Aku sudah menghabiskannya. Jadi, kau bisa pergi kan?" usirnya terang-terangan.

Jae Joong tersenyum tipis. Sebelum meninggalkan ruangan, ia sempat mengacak lembut puncak kepala Hye Mi dan dibalas tatapan garang perempuan itu.

"Oh ya," seru Jae Joong saat menyentuh handle pintu, "kau tidak serius berhubungan dengan anak pemilik Kingdom Hotel kan?"

Hye Mi menatap malas pada pria yang berdiri di ambang pintu, "Pertama, itu bukan urusanmu. Kedua, aku tidak punya hubungan apapun dengannya selain kepentingan bisnis. Ketiga, pergi sekarang juga!"

Ucapan galak itu membuat Jae Joong terkekeh. "Woahh, kalau saja sekarang ada Eun Joo, pasti dia tidak percaya sikap garangmu padaku."

Jae Joong mendongak dan memejamkan mata. "Aku sangat merindukan kakakmu," hanya dengan mendengar suara bernada sendu itu saja, Hye Mi tahu rasa rindu Jae Joong yang begitu besar untuk dia.

Marrying Cinderella's Stepsister (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang