[PART 23 - ENDING]

949 65 0
                                    

Ada yang bingung dengan part sebelumnya?
Karena sebenarnya itu belum tuntas, jadi pasti membingungkan. Alurnya kelihatan kacau dan janggal (padahal emang iya 😂).
Nah, ini saya jelaskan kejanggalan itu.

Part ini bakal panjang banget. Dan nanti bakal ada ekstra part ya (favorit aku sebenarnya) 😁😁

Baca part ini sambil menikmati MV di atas ya... Cocok banget lagu It Has to Be You ini dengan perasaan Jae Joong 😌😌😌

🍁🍁🍁🍁


Dari mobilnya yang berhenti di tepi jalan, Kim Jae Joong bisa menyaksikan kehidupan istrinya yang membuatnya ingin menangis. Selama ini, air mata menjadi pantangan untuknya. Karena menurutnya itu membuatnya lemah.

Tapi itu tidak berlaku untuk saat ini. Melihat wanita yang dicintai dan begitu dirindunya sedang menyiangi tanaman obat di tengah teriknya mentari, tak pelak membuat hatinya bagai teriris sembilu. Apalagi, kini istrinya itu tengah berbadan dua. Dari informasi yang dilaporkan anak buahnya, Eun Joo selama ini bekerja membuat obat herbal di pulau kecil ini.

Ingin sekali dirinya menghentikan Eun Joo. Tapi, ia terpaksa harus menahannya. Dia takut Eun Joo akan lari lagi begitu melihatnya, lalu semakin menjauh.

Dipukulnya kemudi mobil, sebagai sasaran kekesalannya. Sekaligus ungkapan putus asa atas dirinya yang seperti tak bisa berbuat apapun.

Di tengah kekacauan perasaannya, pikirannya memutar kembali ingatan pada hari itu. Hari di mana Eun Joo meminta berpisah darinya. Hari itu, enam bulan lalu, dengan sangat terpaksa dirinya mengabulkan permintaan istrinya.

Saat itu, setelah sebulan lebih Kim Jae Joong mencari keberadaan istrinya, akhirnya ia menemukan titik cerah. Eun Joo berada di Pulau Anmyeon. Mungkin ia ingin menemui ibunya. Kim Jae Joong tidak salah jika memerintahkan anak buahnya untuk terus mengawasi pulau terpencil itu. Dirinya yakin, kapan pun itu, Eun Joo akan menemui ibunya. Tanpa banyak pertimbangan, ia langsung berangkat menyusul istrinya.

Setengah hari perjalanan Jae Joong untuk sampai di pulau itu. Baru saja menjejakkan kakinya di pelabuhan, ia mendapati istrinya bersama sang ibu dengan tas jinjing besar. Keduanya terlihat akan meninggalkan pulau itu.

"Kemana lagi kau akan pergi?" suara rendah sarat emosi itu menghentikan langkah kedua wanita. Tubuh Eun Joo membeku seketika melihat pemilik suara.

Di sana, hanya berjarak tak lebih dari lima meter, pria yang ditinggalkannya tengah berdiri. Menatapnya tajam. Amarah itu terpancar jelas pada manik kelamnya. Dan, jika tak salah, Eun Joo juga menangkap kekecewaan di dalamnya.

Mendadak bibir Eun Joo kelu. Dihirupnya nafas dalam-dalam. Dia harus terlihat tegar.

"Kurasa kau sudah menerima surat perceraian dariku. Aku sudah melimpahkannya pada pengacaraku, jadi kau bisa bicara dengannya."

Mendengar kata perceraian sialan itu, rahang Jae Joong mengeras. "Kita-harus-bicara-sekarang." ucapnya penuh penekanan di setiap kata. Dia tak ingin ada bantahan.

Eun Joo mendesah pelan. Mengalah. Benar, sepertinya mereka perlu bicara. Supaya pria itu mau menerima kepergiannya dan tidak pernah lagi mencarinya.

Maka, beberapa menit setelah itu mereka berdiri menghadap deburan ombak, tak jauh dari pelabuhan tadi.

"Jelaskan, apa alasanmu pergi meninggalkanku? Apa alasanmu mengingkari janji untuk selalu di sisiku?"

Eun Joo menarik nafas panjang sebelum mulai menjawab.

"Enam belas tahun yang lalu, aku hidup berdua bersama Eomma. Kami tinggal di sebuah rumah kecil di pesisir pantai. Hidup kami biasa saja, tidak bisa dikatakan bahagia juga. Meskipun tanpa sosok ayah, hidupku baik-baik saja. Hingga, lelaki itu datang. Semuanya terjadi dengan cepat. Ibuku menikah dengannya. Lalu kami pindah ke rumah besarnya di Seoul. Kami tinggal bersama seorang putri dan ibunya.

Marrying Cinderella's Stepsister (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang