[PART 9]

789 51 4
                                    

Aku baru sadar telah membuat kesalahan fatal. Menyebut Kim Jae Joong sebagai member boyband JYP! HUAHAHA.... Kentara sekali bukan fans-nya. Maaf ya, (terutama buat fans JYJ)

***

Rumah besar itu belum menampakkan kesibukan yang berarti. Karena hari masih cukup pagi untuk beraktivitas. Paling hanya beberapa pembantu yang sudah bekerja sesuai tugas masing-masing. Namun, perempuan dengan rambut panjang-bergelombang itu sudah tampil rapi. Dengan memakai gaun selutut berwarna peech yang tampak manis berpadu dengan warna kulitnya. Ditambah heels 11 cm yang membuatnya terlihat semakin anggun. Langkahnya pelan-pelan, tak ingin membuat gaduh. Sehingga bisa mengganggu neneknya yang pasti sedang sibuk dengan tanaman hiasnya di taman belakang.

Tingkahnya yang lebih mirip seperti pencuri daripada penghuni rumah itu karena Han Hye Mi akan mengikuti audisi untuk sebuah drama. Sudah pasti, neneknya akan melarangnya. Maka, setiap kali ia akan mengikuti audisi, ia akan pergi dan melakukannya diam-diam. Bagaimanapun juga, neneknya tetap akan mengetahui. Termasuk tentang kegagalannya seolah itu adalah suatu hal yang pasti.

Memang, tak sekalipun ia berhasil lolos audisi sebagai pemeran utama di film maupun drama. Dia hanya akan mendapatkan peran kecil yang kurang berarti. Prestasi tertingginya hanya sebagai pemeran pendukung yang akan tampil beberapa episode saja. Meskipun begitu, ia tidak menyerah. Ia yakin, suatu saat nanti ia pasti berhasil menjadi artis papan atas.

"Hye Mi-ya, mau kemana pagi-pagi begini?" sebuah suara menghentikan langkah Hye Mi saat akan melewati gerbang depan.

Pemilik suara itu berada di depannya. Seorang pria paruh baya yang baru saja memasuki halaman depan rumah.

"Samchon," Hye Mi cukup terkejut dengan kedatangan pamannya sepagi ini. Bingung harus menjawab apa, Hye Mi hanya tersenyum kikuk.

"Apa kau mau audisi?" Tebakan Hwan Tae Shik yang tidak meleset itu membuat Hye Mi terkekeh.

"Ya sudah, ayo kuantar. Sekalian nanti ke kantor," ajak paman Hye Mi.

Han Hye Mi menolak, "Tidak perlu, Paman. Aku bisa berangkat sendiri. Bukannya Paman mau bertemu Nenek?"

"Aku ke sini sengaja ingin menemui keponakan tersayangku ini," sebelah tangan Hwan Tae Shik mengusap lembut rambut panjang Hye Mi. "Maat, Paman tidak bisa ikut upacara peringatan kematian ayahmu tempo hari."

Seperti diingatkan kembali akan kematian ayahnya, Hye Mi sempat sedih. "Tidak masalah, Paman. Aku tahu Paman pasti sibuk." Perempuan itu memaksakan senyumnya.

Sejenak, pria paruh baya didepannya memandang putri adik perempuannya itu dengan pandangan bersimpati. Seolah ikut merasakan kehilangan yang sama. Meskipun setahun lebih telah berlalu, tetapi kematian ayahnya tetap membuat Hye Mi sebagai putri tunggalnyamerasa pilu.

"Ayo cepat berangkat,"ajak Hwan Tae Shik menyudahi lamunan Hye Mi.

Paman dan keponakan itu belum membuka suara semenjak berada di dalam mobil. Kendaraan itu melaju dengan kecepatan sedang menuju sebuah perusahaan entertainment terkemuka di Seoul.

"Kau tahu Hye Mi, Pamanmu ini bisa membantumu dalam audisi itu," ucap Hwan Tae Shik mengakhiri kebisuan  mereka.

Seketika Hye Mi menggoyangkan kedua telapak tangannya ke depan, pertanda keberatan. "Jangan Paman!"

Hye Mi mengerti benar maksud 'membantu' yang diucapkan pamannya. Membuatnya mendapatkan peran penting dalam drama melalui pengaruhnya sebagai pengusaha terpandang. HY Holding memang salah satu perusahaan besar yang tidakbisa diabaikan.

"Aku pasti bisa berhasil dengan usahaku sendiri, Paman," begitu percaya diri Hye Mi mengucapkannya, seperti memang begitulah takdirnya.

Pamannya hanya tersenyum sambil mengangguk. Tampak mengerti keinginan keponakannya. "Kau tahu, Hye Mi, ayahmu pasti bangga memiliki putri yang berjuang keras mengejar mimpinya sepertimu. Tapi, apa kau tidak mau bekerja di perusahaan? Ayahmu pasti akan lebih senang kalau kau juga ikut mengurus perusahaannya."

Marrying Cinderella's Stepsister (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang