Assalamu'alaikum. Ahlan wa sahlan. Namaku Rahmah. Jadi ceritanya aku punya tetangga di satu komplek yang dia bukan adik kelas TK / SD / SMP / SMA. Sama sekali kita tidak pernah jadi kakak kelas dan adik kelas dalam satu sekolah. Tapi kenapa kita ditakdirkan oleh Allah menjadi tetangga dalam satu komplek...?
Namanya Ahdan. Aku pertama kali bertemu dan mengenalnya kira-kira saat aku masih duduk di bangku SMP antara kelas 7 atau 8 aku lupa. Tapi ingat, kita tidak pernah satu sekolah dan tau dimana dia sekolah saja tidak.
Singkat cerita, kalau tidak salah kejadian ini saat bulan Ramadhan entah tahun berapa yang pasti saat aku masih SMP. Saat itu sedang malam peringatan Nuzulul Quran, hari peringatan dimana turunnya Al-Quran, tepatnya tanggal 17 Ramadhan. Biasa jika di mushola dekat rumahku di komplek alias Mushola Al-Furqan tercinta, saat peringatan Nuzulul Quran biasa diadakan ceramah atau semacam pengajian gitu. Nah sebelum dimulai ceramah kala itu, ada dua orang perempuan dan laki-laki yang diambil dari komplek ini untuk membacakan ayat suci Alquran dan beserta sari tilawahnya. Kalau untuk sari tilawahnya aku sudah mengenal betul siapa yang akan membawakannya. Dan ternyata tak lain dan tak bukan adalah Kak Syifa, tetanggaku sendiri yang rumahnya tepat berada di samping mushola itu. Cantik, baik, taat agama, dan bacaan Alquran nya juga lumayan bagus.
Waktu itu aku belum mengenal siapa namanya dia sebenarnya. Tapi ternyata laki-laki yang membacakan ayat Alquran itu adalah tetangga istimewaku itu alias Ahdan. Saat dia mulai membaca, tiba-tiba jantungku berdetak lebih cepat. Duh Ya Allah, kenapa suaranya nian indah sih ? Apa ini yang dinamakan jatuh cinta ? Saat itu aku langsung merasakan jatuh cinta hanya karena mendengar seseorang yang membacakan ayat Allah yang suaranya Masya Allah bagus banget. Dia berhasil membuatku tertarik dengannya. Saat aku berani melihat ke arahnya, lagi-lagi aku dibuat tertegun olehnya hanya karena parasnya yang tampan. Aduh udah deh...aku korban jatuh cinta pada pandangan pertama, dari mata turun ke hati. Saat itu aku masih belum mengenakan jilbab. Tapi dilihat dari penampilan dan sikapnya, sepertinya dia adalah pemuda yang baik dan taat agama.
Setelah selesai acara, sudah bisa dipastikan aku pulang dengan perasaan yang berbunga-bunga. Kalau tidak salah, selepas acara itu tapi aku tidak tau persisnya kapan, dia dan ayahnya yang ternyata adalah seorang pengurus mushola itu sama seperti ayahku juga, mereka pergi mengunjungi rumahku. Sepertinya sih ingin menemui ayahku dan ada urusan penting antar sesama ayah. Mungkin urusan mushola, pikirku waktu itu. Dan tak kusangka, aku saat itu disuruh ibu mengantarkan minuman untuk mereka berdua di depan ruang tamu. Aku terkejut senang tapi sekaligus deg deg an yang sangat luar biasa. Oke, aku anggap ini kesempatan dan tak boleh aku sia-siakan.
Waktu itu aku lupa apakah mengenakan jilbab atau tidak. Sambil membawakan minuman, aku berusaha tenang dan mencoba untuk tersenyum di saat perasaan hati ini yang bercampur aduk. Lalu aku mantapkan langkah kaki ini untuk menuju ke tempat mereka berada. Setelah aku meletakkan minuman itu di atas meja, aku langsung mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan ayahnya dia, tapi tidak dengan dia. Setelah aku bersalam dengan ayahnya, aku sempat menatapnya (tapi tidak tau dengan dia) dan aku hanya tersenyum saja memaklumi. Setelah selesai semua, aku langsung lari terbirit-birit ke dalam rumah lagi untuk menenangkan perasaan. Entah apa yang mereka bicarakan diluar sana, tapi yang pasti setidaknya aku telah melaksanakan perintah ibu dengan baik dan aku tak lupa mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah.
Aku bisa mengenalnya lebih dekat melalui ayahku. Karena hubungan ayahku dan ayahnya yang sudah dekat dari dulu, jadi mungkin Insya Allah hubungan kita juga akan dekat suatu saat nanti. Aamiin....*eh*. Dia adik kelasku yang berada di bawah ku satu tahun lebih muda. Dia adalah putra dari Pak Chanam dan Bu Dokter Eka. Ayahnya adalah seorang pekerja di toko buku, tapi aku kurang tau dibagian apa. Ibunya adalah seorang dokter umum yang buka praktek di komplek ini juga. Makanya, kalo cuma sakit biasa, keluarga kami langganan ibunya dia. Sudah bisa dipastikan hubungan ibuku dan ibunya juga dekat. Udah kayak apaan tau aja ya hehe :). Nah karena ibunya dokter, maka aku menyebut tetangga istimewaku ini sebagai dokter cinta. Karena kurasa dialah cinta pertamaku. Dan Insya Allah aku mencintainya karena Allah, dari yang sebelum aku belum berhijab, sampai sudah berhijab syar'i seperti sekarang ini.
Hai semuanya...maaf banget baru sempet update sekarang. Suka ga ada waktunya alias sibuk banget sebagai pelajar kelas 12. Semoga suka ya. Aku minta comment + vote dari kalian ya. Thank you guys 😃
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story
RomanceKehadiranmu yang tak pernah kumau, kuinginkan, dan bahkan kuharapkan. Kau yang pernah mengisi hari-hari di hidupku. Kau yang pernah mengubah segalanya di hidupku. Namun, jika kisah indah itu harus berakhir disini begitu saja, tak apa. Aku akan ikhla...