Saat cinta terukir di mata
Kepada manusia yang lemah
Dia pun akan merasa akulah
Sang pemilik cintaSaat hati terbelenggu cinta
Cinta yang buta dan prasangka
Dia pun akan merasa akulah
Sang pemilik jiwaKau terhempas
Kau terlena
Dalam syair ilusi cinta(Wirda Mansur - Cahaya Cinta (OST Cahaya Cinta Pesantren))
***
Pada awal Februari, rohis melaksanakan agenda wajib tahunan yaitu musyawarah kerja atau muker. Muker biasanya bertempat di masjid sekolah selama 2 hari 1 malam saat weekend. Muker diadakan bertujuan untuk penyerahan laporan pertanggungjawaban, pembuatan program kerja baru, sidang komisi, dan pemilihan sekaligus pelantikan ketua rohis dan keputrian, ketua mpr, dan ketua seluruh alumni rohis.
Hari Jumat sebelum muker dilaksanakan biasanya akan diadakan pra-mukernya terlebih dahulu. Sebenarnya aku sempat ikut pra-muker tahun lalu ketika baru pertama kali aku masuk rohis dan saat itu aku langsung dimasukkan ke dalam departemen keputrian bersama sahabatku alias Adel. Tetapi karena aku belum masuk ke grup rohis dan ketidaktahuanku kalau keesokan harinya ada muker yang sesungguhnya, jadi aku tidak ikut. Muker yang sekarang ini aku dipilih untuk menjadi koordinator akhwat untuk kementerian syiar dan media.
Esoknya kami baru memulai acara pada siang harinya bertempat di ruang aula. Ka Fajri juga salah satunya yang ikut. Dia dipilih menjadi presidium atau pemimpin sidang 1 yang tetap. Pelaporan lpj dilakukan pada malam harinya di masjid.
Aku dan Adel sudah bekerja keras untuk menyelesaikan lpj departemen keputrian berdua saja di rumahku. Kami mengerjakannya waktu sehabis pengambilan nilai olahraga lari di stadion GBK dan setelah itu pengerjaannya dilakukan di rumahku sampai kami telat makan siang dan sampai tidur larut malam. Ya untung saja sudah ada panduan pengisiannya dari contoh tahun lalu.
Karena koordinator departemen yaitu Ka Suci tidak bisa hadir maka yang melaporkan LPJ adalah kami berdua. Saat tibanya kami melaporkan hasil lpj, tanpa aku duga si doi merubah gaya bicara dan kata-katanya. Aku merasa seperti dipermainkan atau dipermalukan saat itu. Entah sedang mencari perhatian atau cari sensasi ke orang-orang lah. Posisi aku dan Adel pastinya sedang di depan, dan antara aku dengan doi sempat terlibat adu mata. Ingin sekali rasanya aku melempar mic ini ke mukanya, biar tahu rasa dia. Baik para penonton akhwat di belakangku maupun ikhwan pasti tak ada yang tau bagaimana kesal dan malunya aku saat itu. Mungkin Adel sedikit merasa apa yang sedang aku rasakan. Aku mengepalkan tanganku dan mendengus keras dalam hati. Aku menyesal lebih memilih duduk di depan selama seharian itu.
Gue benci banget sama lo! Gue benciiii!!! Teriakku dalam hati. Napasku naik turun dan punggungku bergetar. Aku menatap tajam ke arahnya dengan pancaran kemarahan.
Ketika aku ingin tidur di masjid saja (kami semua memang tidur di masjid), aku merasakan hal yang tak kuduga lagi. Saat itu aku memang belum terlalu pulas tidur, jadi aku masih bisa mendengar suara-suara di sekitar. Tiba-tiba aku mendengar dari bawah ada percakapan dari beberapa orang ikhwan (sepertinya), dan salah satunya ada yang berbicara dengan nada seperti berteriak atau memang sengaja dibesarkan agar orang yang dia maksud dalam pembicaraannya itu mendengar suaranya. Aku tahu siapa orang itu. Siapa lagi kalau bukan Ka Ihsaan. Entah untuk siapa yang dia bicarakan, apa yang sebelumnya mereka bicarakan, dan siapa saja yang diajak berbicara oleh Ka Ihsaan (sepertinya awalnya itu sempat membahas tentang pelajaran atau kuliah), tetapi aku menangkap satu kalimat yang amat jelas aku dengar dan telingaku terlalu peka sepertinya mendengar obrolan mereka.
Salah satunya adalah : "Kalo lo emang mau sama dia, ya nikahin aja". Kurang lebih seperti itu. Aku terbelalak kaget. Aku langsung tersadar kembali. Hahh?? Nikah ?? Aku menengok ke arah Adel yang tidak begitu jauh dari posisi tidurku. Aku melihat dia sudah tertidur, jadi sepertinya dia tidak mendengar apa yang mereka bicarakan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story
RomanceKehadiranmu yang tak pernah kumau, kuinginkan, dan bahkan kuharapkan. Kau yang pernah mengisi hari-hari di hidupku. Kau yang pernah mengubah segalanya di hidupku. Namun, jika kisah indah itu harus berakhir disini begitu saja, tak apa. Aku akan ikhla...