Sabtu, 30 Desember 2017
00.30 WIB
.
Tengah malam itu aku baru mendudukkan diriku di atas kasur. Seusai berdoa, aku terdiam sebentar sambil mengerjap-ngerjapkan mataku yang sebenarnya sudah meminta untuk dipejamkan, tetapi diriku belum mau. Pikiranku masih terasa berat. Ya, siapa lagi kalau bukan karena dia.
.
Hatiku yang sehari sebelumnya merasa gundah itu ingin mencari jawaban penenangnya. Mataku tertuju pada ponselku yang tergeletak di atas kasur. Menimang-nimang sebentar lalu kemudian aku putuskan untuk menyalakan kembali sambungan data yang tadi sudah aku nonaktifkan.
.
Jemariku asal memencet icon Instagram dan pertama kali postingan yang aku lihat di timeline adalah dari postingan milik Kak Ata, kakak mentor tersayangannya aku dulu di rohis. Aku membaca captionnya dan tadaaa...aku seketika langsung menemukan jawaban yang aku cari. Allaah emang Maha Tahu dan Maha Baik deh :)
.
Inti dari captionnya itu sendiri adalah, kalau misalnya kita dikasih rasa jatuh cinta sama Allaah, kita harus minta dikuatkan benar-benar, jangan terlalu terperdaya atau lemah oleh salah satu nikmat dan ujian dunia itu. Dan sarannya adalah mencoba untuk merasa biasa saja, keep calm, and stay cool :)
.
Selepas dari Instagram, aku iseng membuka Whatsapp. Lalu menyasar ke kolom status. Aku ngga habis pikir, orangnya barusan dipikirin, dianya ternyata malah muncul. Maunya apa sih ini orang? Ngga sengaja sih, tapi bukan suatu kebetulan juga karena memang ngga ada yang namanya kebetulan kan di dunia ini? :)
.
Tidak ingin berlama-lama, aku memutuskan untuk tidur pada pukul 1 dini hari dengan pikiran yang sudah lumayan enteng. Terima kasih, Ya Allaah...
.
.
.
Merasa biasa saja? Sulitkah?
Tidak juga ah, walaupun kadang yang satu ini aku agak merasa berat menjalaninya. Kenapa? Karena akhir-akhir ini nama dia begitu sering mondar-mandir di pikiranku yang akhirnya jadi timbul perasaan rindu. Namanya sudah merasuki hatiku terlalu dalam. Tapi semoga aku bisa lebih 'ikhlas' pelan-pelan dalam menjalaninya. Doakan aku ya :)
.
Melupakan, merelakan, atau membiarkan?
.
.
.
Melupakan...
Bukan melupakan sih yang lebih tepatnya, tetapi mungkin memohon pada Allaah untuk membuat sirna atau menghilangkan cinta di hati ini untuk dia jika dia memang bukan jodoh yang ditakdirkan untukku.
.
Merelakan...
Untuk saat ini, aku tidak tahu. Mungkin tunggu sampai batas waktu penantian, apakah akan terbalaskan atau tidak (lagipula karena hatiku ada di tangan Allaah yang Maha Membolak-balikkan Hati, aku tidak tahu rasa ini akan bertahan sampai kapan). Kalaupun tidak terbalaskan, aku akan mencoba untuk rela dan ikhlas :)
.
Membiarkan...
Ya, membiarkan kamu menjadi bagian terindah dari cerita hidupku ini. Membiarkan namamu tetap tinggal di dalam hatiku. Biarkan ia tetap mengalir terbawa oleh arus waktu hingga menemukan ujungnya nanti.
.
.
.
Wahai kamu,
Seseorang yang menenangkan lagi menyesakkan.
.
.
.
Tulisan penutup di akhir tahun 2017.
.
.
.
Note:
Kata-kata ini bisa saja berubah seiring berjalannya waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story
RomanceKehadiranmu yang tak pernah kumau, kuinginkan, dan bahkan kuharapkan. Kau yang pernah mengisi hari-hari di hidupku. Kau yang pernah mengubah segalanya di hidupku. Namun, jika kisah indah itu harus berakhir disini begitu saja, tak apa. Aku akan ikhla...