Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah semua rasa bersalahmu
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui
(Sherina-Pergilah Kau)***
Libur saat Ujian Sekolah kelas 12 sedang berlangsung. Aku memanfaatkan waktu ini dengan menceritakan uneg-unegku selama ini ke Adel. Aku cerita panjang lebar dan Adel dengan setia menunggu. Tetapi tiba-tiba dengan tumbennya Adel berkata ingin curhat juga kepadaku. Mungkin karena selama ini aku yang sering curhat, maka sekarang aku mempersilahkan ia untuk curhat tentang masalahnya yang mungkin niat dia ingin curhat karena ada kesamaan atau kemiripan seperti yang kualami. Dan ternyata benar. Tapi yang ia ceritakan benar-benar membuat aku sangat terkejut dan tak menyangka. Adel yang mengatakan kalau sepertinya Ka Ihsaan memang menyukainya membuat aku jadi berasumsi kalau jangan-jangan semua ini ada yang saling berhubungan, secara mereka berdua adalah teman sekelas.
Tak terasa kelas 12 sudah memasuki masa-masa kelulusan. Sekolah juga mengadakan upacara pelepasan mereka saat upacara bendera setiap Senin seperti biasanya. Selesai upacara, mereka masih ditahan di lapangan sejenak dan murid kelas 10 dan 11 diminta untuk langsung ke kelasnya masing-masing. Ketika aku sambil berjalan menuju ke kelasku, aku menengok ke arah lapangan sebentar lalu sambil mengucapkan kata perpisahan kepada dia dalam hati. Tak lama aku kembali memalingkan muka ke arah depan dan masuk ke dalam kelas.
Hari-hariku tanpanya memang jadi lebih terasa sepi dan sedikit aneh. Tetapi karena di awal sudah sempat terbiasa berada pada suasana ini jadi aku tidak terlalu mempermasalahkan itu. Lagipula, sekarang aku merasa lebih tenang tanpa ada gangguan dari orang-orang macam mereka dan aku harus mengumpulkan fokusku kembali untuk belajar menuju persiapan ujian kenaikan kelas.
Sekarang tak terasa pula aku sudah berada di pertengahan bulan puasa. Beberapa undangan berbuka puasa mulai berdatangan, termasuk dari rohis. Kali ini rohis mengadakan bukber bertempat di rumah temanku yaitu Dinda. Rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku. Kalau pergi-pulang sekolah pasti kami searah.
Ka Fajri adalah salah satu orang yang datang. Karena keterbatasan tempat, maka antara ikhwan dan akhwat jadi duduk berhadapan dengan tetap diberi jarak. Dia duduk tak jauh dari tempatku, jadi masih mudah untuk masalah berpandangan mata.
Salah satu rangkaian acara adalah menyebutkan pesan dan kesan atau pengalaman selama di rohis. Perwakilan dari ikhwan sudah ada Ka Ihsaan. Btw dia berada di dekat pintu tetapi agak keluar dan posisinya itu juga termasuk sederet denganku dan tidak jauh juga. Sedangkan Adel di dalam, jadi tidak bisa kelihatan. Masih lebih beruntung Adel dibanding aku. Ketika giliran akhwat, mic pertama diberikan kepadaku. Karena aku menolak maka aku berikan kepada Amel dan ia malah memberikannya lagi kepadaku. Dan aku meletakkan begitu saja mic itu karena aku tidak mau jika disuruh berbicara. Aku sempat melihat doi dan ada Fikri juga disebelahnya seperti sedang melihat ke arahku dan mereka seperti sedang berbisik-bisik entah apa. Aku hanya bisa menunduk atau memalingkan wajah saja. Begitu pun selepas shalat maghrib ketika rata-rata ikhwan memakan makanan beratnya alias nasi padang pada saat itu, tetapi aku sama sekali tidak nafsu makan. Maka aku memutuskan untuk memakannya nanti saja di rumah. Sekarang aku lebih memilih untuk memainkan ponselku saja, membuka line dan menongolkan diri di grup keputrian untuk menghilangkan rasa gugupku. Aku tak mau melihat mereka-mereka yang sedang makan itu.
***
Sekarang aku sudah duduk di kelas 12. Aku kembali bertemu dengan dia saat keesokan harinya setelah demo ekskul atau hari terakhir mpls (masa pengenalan lingkungan sekolah), yaitu saat pengenalan kir kepada anggota baru atau semacam open house yang bertempat di markas anak kir alias lab fisika. Waktu itu kami duduk dipisahkan berdasarkan kelompok yang telah dibagi sebelumnya. Aku berada di kelompok 1 dan kebagian duduk di depan. Saat Kak Thareqa yang sedang berbicara di depan, tiba-tiba ia berteriak menyebutkan nama Kak Fajri dan teman-temannya yang lewat di samping lab menggunakan motor untuk keluar ke arah gerbang depan sekolah. Dan saat ternyata Kak Thareqa menyebutkan kalau motornya Kak Fajri hampir masuk ke dalam got, aku refleks langsung menoleh ke arah luar jendela. Untung saja sepertinya dia tidak melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story
RomanceKehadiranmu yang tak pernah kumau, kuinginkan, dan bahkan kuharapkan. Kau yang pernah mengisi hari-hari di hidupku. Kau yang pernah mengubah segalanya di hidupku. Namun, jika kisah indah itu harus berakhir disini begitu saja, tak apa. Aku akan ikhla...