18

225 4 0
                                    

Kututup mataku
Dari semua pandanganku
Bila melihat matamu
Kuyakin ada cinta
Ketulusan hati
Yang mengalir lembut

Penguasa alam
Tolonglah pegangi aku
Biar ku tak jatuh
Pada sumur dosa
Yang terkutuk
Dan menyesatkan cintaku

***

Pemotongan hewan kurban pada Idul Adha tahun ini bisa dilaksanakan di sekolah pada hari biasa di sela-sela jadwal kbm. Biasanya memang dilaksanakannya ketika hari libur. Kali ini, osis dan rohis bekerja sama kembali. Murid dan guru pun juga ikut menyumbang hewan kurban dan menyaksikan langsung pemotongannya di sekolah.

Aku kali ini menjadi panitia dokumentasi bersama Kevin dari anak osis. Aku turut berada di lapangan dan menyaksikan langsung sekaligus mengabadikan foto si sapi dan kambing yang sudah disembelih. Foto isi perutnya saja aku ada, walaupun aku antara geli dan ngeri sih, ya secara aku anak ipa, jadi harus berani melihat yang seperti itu.

Aku turut membantu panitia konsumsi yang sedang mempersiapkan untuk membuat masakan daging-daging itu untuk panitia guru dan murid di dapur kalau aku sedang istirahat sejenak. Siang harinya setelah zhuhur (hari itu aku tidak shalat karena sedang halangan, baru memasuki hari kedua haid kalau tidak salah), aku istirahat sejenak bersama beberapa temanku yang lain yang tampak kelelahan di masjid lantai atas, menidurkan diri sambil ngadem. Kepalaku mulai cenat-cenut kembali. Sebenarnya dari Senin kemarin (hari itu hari Selasa), aku sudah sempat merasakan tidak enak badan. Entah kenapa. Mana hari ini ditambah aku lagi haid dan perutku masih sakit sekali dan sekarang aku kelelahan, membuatku jadi lemas sekarang.

Ketika siswa dan siswi yang lain sudah pulang, kami seluruh panitia murid dan perwakilan dari panitia guru masih harus berkumpul di masjid untuk rapat evaluasi. Sehari sebelumnya, semua panitia cowok baik osis maupun rohis diharuskan mabit atau menginap di sekolah untuk persiapan. Karena menunggu rapat yang lama dimulai, kami yang sudah menunggu di dalam masjid lantai bawah menjadi malas-malasan dan banyak yang tidur-tiduran. Tetapi tak lama juga karena kami ditegur dan diberi semangat walaupun capek tetapi tidak boleh malas.

Tibalah giliran panitia dokumentasi yang memberikan laporan yang diwakili oleh Kevin.
"Tadi pas habis zhuhur ngga ada panitia dokumentasi di lapangan depan yang fotoin pas pembagian daging ke para warga. Trus ana dipanggil dan disuruh kesana" terang Kevin. Aku yang mendengarkan sambil memegang kepalaku yang pusing lantas tersentak kaget. Aku melewatkan suatu momen dokumentasi gara-gara istirahatku tadi di masjid dan Kevin menyelamatkanku.
"Dia juga kerjanya udah maksimal kok" puji Kevin yang ditujukan kepadaku. Alamak Kevin, apanya yang maksimal sih. Maafin gue ya, tadi bener-bener kelupaan banget dan ngga nyadar gara-gara kecapekan, pikirku dalam hati. Untungnya sih kami berdua sama-sama memegang kamera. Singkat cerita, laporan diterima dan rapat pun dilanjutkan lagi.

Bubaran rapat, aku langsung menghampiri Kevin untuk meminta maaf.
"Vin! Kevin!! Maafin gue ya tadi siang ngga ada di lapangan. Gue tadi di masjid lagi istirahat dan gue lagi rada ngga enak badan. Itu tadi gue bener-bener kelupaan banget. Maaf banget ya vin.." ucapku dengan sedikit memelas.
"Iya gapapa. Santai aja lagi." Jawabnya.
"Bener nih gapapa? Makasih banget loh ya vinn...!" aku ngga tau harus gimana lagi.
"Iya sama-sama. Yang penting foto-foto yang ada di lo jangan lupa dikasih ya!"
"Oke sip!" Tak jauh dari situ aku baru sadar dan melihat ada si pak ketu alias Fikri. Haduhh tambah malu saja aku ini.

Sebelum pulang, kami diberikan daging-daging yang sudah dipotong untuk dimasak di rumah. Aku segera menghampiri Fikri dan seorang lagi yang sedang mengabsen sambil memberikan dagingnya. Aku kebagian daging sapi kalau tidak salah.
"Ana udah dicatet kan? Udah ngambil nih" kataku sambil menunjukkan kantong plastik yang berisi daging milikku. Aku berjongkok dan aku baru sadar setelah beberapa detik aku berada disitu kalau jarak kami rada dekat.
"Udah yaa" katanya sambil menengok ke arahku. Mata kami bertemu. Aku cepat-cepat berdiri dan memalingkan pandangan darinya.
"Syukron!" aku mengucapkan terima kasih.
"Afwan ukh" balasnya.

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang