chapter 34

2.5K 98 0
                                    

Siang ini ali,fanesa dan juga prilly mempunyai janji untuk jalan bareng. Ali dan fanesa sudah ada di taman tempat janjian mereka. Tinggal prilly saja yang belum hadir. Tak lama prilly pun datang.

"Haii sorry yah kalian nunggu" kata prilly saat sudah sampai di depan kedua sepasang kekasih itu.

"Gak papa kok prill yuk kita jalan. Sekitaran sini aja ya" kata fanesa lalu mereka memulai jalan jalannya. Mereka mengelilingi taman. Mulai dari taman bunga lalu berjalan ke taman bermain dan sebagainya.

Di setiap tempat pasti mereka mengebadikan foto bersama. Tak jarang juga hanya ali dan fanesa yang berfoto. Prilly hanya di paksa oleh fanesa untuk ikut berfoto juga.

Hari sudah menjelang siang. Mereka bertiga terserang rasa lapar. Mereka bertiga pun mencari tempat yang ada di sekitaran taman tersebut.

Saat ingin menyebrang tiba tiba......

"FANESA AWAS!!!!" Teriak prilly saat sebuah truk besar yang menghampiri fanesa. Prilly kemudian mendorong tubuh fanesa ke pinggir jalan.

Tubuh fanesa terbentur di trotoar jalan. Kepala hidung dan mulut fanesa sudah mengeluarkan darah.

Prilly. Nasibnya sangat mengenaskan seluruh mukanya sudah terlumuri darah. Entah apa selanjutnya yang terjadi. Apakah prilly akan bertahan ataukah. Entahlah(?) hanya Tuhan yang tau akhirnya.

Ali yang melihat kejadian itu pun langsung berlari menuju kelasihnya yang terkapar. Ia langsing memangku kepala fanesa sambil terus memanggil nama sang kekasih.

"Fanesa bangun fan" teriak ali.

Prilly. Semua warga yang juga melihat kejadian itu langsung membawa prilly menuju ke rumah sakit. Ali pun juga sama membawa fanesa ke rumah sakit.

Rs Dahlia

Di depan ruang UGD ali terus saja mondar mandir kesana kesini. Di dalam sana sseorang tengah berjuang. Sang kekasih fanesa.

Begitu juga dengan prilly semua keluarga prilly mulai dari papa bunda dan bang riko sudah ada di depan ruang operasi yang lain juga. (Sebelumnya prilly nyampe di ugd duluan ya. Abis itu langsung di bawa ke ruang operasi)

*****

"Nak gimana keadaan fanesa" tanya mama fanesa yang baru saja sampai dengan papanya.

"Fanesa masih di dalam tan" kata ali lesu. Ia luruh kelantai dan menangis.

Semua ini karena prilly. Kalau saja prilly tak mendorongnya terlalu kuat, maka gak akan seperti ini. Batin ali.

Cinta Yang Tak TerbalaskanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang