chapter 32

2.3K 89 0
                                    

Sesampainya prilly di rumah ia langsung maduk ke kamarnya. Di dalam kamar prilly menangis. Menangisi ali yang tega menyakiti hatinya.

"Laki laki emang susah pekanya. Hiks" kata prilly sesunggukan. Setelah lama menangis, prilly pun tertidur. Mungkin karena lelah.

Skip!

Sinar matahari pagi telah mengganggu tidur nyenyak seorang gadis cantik. Prilly.

"Hoaaammm" prilly menguap lalu bangun merubah posisi tidurnya menjadi duduk. Prilly lalu masuk ke kamar mandi untuk bersiap siap ke sekolah.

Skip!

"Pagi bun pagi pah pagi bang" sapa prilly kepada papah,bunda dan abangnya.

"Pagi sayang"sapa papah dan bunda.

"Pagi nyil"sapa bang riko yang langsung membuat alis prilly mengernyit.

"Nyil ? Apaan tuh?" tanya prilly dengan muka polos nya sembari mengoles selai kacang kesukaannya ke roti yang ia pegang.

"Nyil itu kepanjangannya unyil. Lo kan kecil jadi cocok kalau dipanggil unyil"kata bang riko yang membuat prilly membulatkan matanya.

"WHAT!" Teriak prilly yang langsung membuat papah bunda dan bang rik (bang riko) menutup telinga.

"Apa apaan sih lo dek teriak teriak sakit nih kuping gue" omel bang rik sambil mengusap kupingnya yang pengang(?)

"Enak aja lo bang panggil gue unyi nama gue prilly nama yang bagus juga pakai diganti dan satu lagi gue gak kecil gue itu mungil tau" kata prilly yang tak terima bahwa ia dikatakan seperti itu sama abangnya sendiri. Kecil ama mungil bedakah (?)

"Ya sama aja dodol kecil ama mungil" kata bang rik tak mau kalah.

"Beda lah"kata prilly juga tak mau kalah.

"Sama"

"Beda"

"Sama!"

"Bed-"kata Prilly terpotong oleh bunda astrid yang melerai pertengkaran mereka.

"Sudah sudah kalian ini. Masih pagi loh udah berantem aja" kata bunda melerai antara Riko dan Prilly.

"Bing rik tuh bun yang duluan"kata Prilly yang tak mau dirinya disalahkan.

"Lo yang mulai duluan"kata bang rik juga tak mau disalahkan.

"Sudah sudah kalian ini udah di bilangin jangan berantem tetep gak mau denger. Papa pusing nih"kali ini papa yang angkat bicara. Ia sudah terlalu pusing mendengar kedua anaknya adu mulut.

******

Setelah adu mulut antara Prilly dan abangnya ia pun segera berangkat ke sekolah. Di sekolah masih sedikit murid yang datang. Yahh maklum masih pagi banget.

Prilly yang telah meletakkan tasnya di kursinya merasa bosan berada di kelas. Tak sengaja ia melihat tas ali yang sudah ada di bangkunya sendiri.

Kemana Ali? Tanya Prilly dalam hati.

Kemanakah Ali(?)

°
°
°
°
°

Maaf pendek. Udah menghampiri end nih

Cinta Yang Tak TerbalaskanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang