chapter 35

2.8K 104 0
                                    

1 bulan kemudian.....

Entah keajaiban apa yang Tuhan telah buat, fanesa dan prilly terbangun dari tidur panjangnya (read:koma) dengan waktu yang bersamaan.

Ali. Ya, sejak kejadian itu ali sangat membenci prilly. Ia mengira bahwa semua kejadian ini yang membuat fanesa kekasihnya koma selama 1 bulan itu prilly penyebabnya. Padahal prilly cuman bermaksud untuk menolong.

***

Sejak saat operasi 1 bulan yamg lalu prilly dinyatakan koma. Dan pada saat prilly sadar itu mengundang tangis bahagia dan syukur dari keluarga Margareta. Kemungkinan Prilly untuk bertahan hidup itu sangat kecil. Tapi berkat kuasa Allah prilly bisa kembali hidup.

Setelah tangis bahagia itu, tangis sedih dan kecewa yang terjadi. Prilly sangat sedih saat mengetahui ali sangat membenci dirinya.

Flashback on.

Saat itu prilly datang ke ruang dirawatnya fanesa. Tujuannya hanya ingin menjenguknya. Saat itu kondisi prilly sudah mulai membaik.

"Assalamualaikum" kata prilly saat membuka pintu kamar rawat fanesa.

"Waalaikumsalam" jawab semua orang yang ada di sana.

Ada mama dan papa fanesa. Saat itu fanesa menyambut prilly dengan senang. Prilly pun berjalan memdekat ke arah fanesa.

"Hai fan gimana keadaan lo?" tanya prilly.

"Seperti yang lo lihat prill."

"Hmm bagus lah cepat sembuh ya fan. Biar lo bisa jalan lagi sama ali." kata prilly yang sebisa mungkin menahan air matanya agar tak tumpah sekarang. Ia sekarang sudah ikhlas melepaskan ali untuk orang lain. Dia juga bahagia apabila ali juga bahagia.

Entah kapan orang tua fanesa keluar membiarkan mereka mengobrol berdua.

"Itu gak mungkin prill"kata fanesa dengan nada sedih.

"Maksud lo? Kenapa gak mungkin. Lo pasti bisa sembuh"

"Gak prill. Waktu gue gak lama lagi. Nanti dia udah gak berdetak lagi. Gue gue punya penyakit jantung dan sekarang jantung gue makin melemah. Dan itu artinya gue gak bisa lagi bersama ali nantinya" kata fanesa yang langsung membuat prilly kaget.

"Lo- lo gak bercandakan fan?" kata prilly yang masih tak percaya kenyataannya.

"Gue gak bercanda prill. Jadi gue minta sama lo kalau gue udah gak ada lagi tolong jaga ali ya"Kata fanesa yang disambut gelengan dari prilly.

"Gue gak bisa fan. Lo itu prioritas ali. Lo hidup ali. Kalau lo gak ada apa gunanya ali" kata prilly dengan air mata yang entah sejak kapan keluarnya.

"Tapi waktu gue udah gak lama lagi prill"

"Lo jangan menyerah fan. Lo pas-"

"Prill gue tau lo suka sama ali. Gue tau karena dari mata lo mandang ali itu udah beda"

"Gak fan gue gak bisa. Lo pasti bisa bertahan. Gue yakin. Dan gue- gue mau ngedonorkan jantung gue ke lo"

"Jangan gila prill. Jangan pentingin gue"

"Bukan itu maksud gue. Gue gak bisa hidup kalau gue ngelihat ali tiap harinya terpuruk. Lo hidup dia fan"

"Prill"

Mereka berdua pun berpelukan. Lalu tiba tiba pintu terbuka menampilkan sosok pria bak seorang dewa.

"Fan- elo!" ya orang itu ali. Rahang ali mengeras. Ali menatap tajam seseorang yang sedang berpelukan dengan fanesa.

"Ali" orang itu adalah prilly. Orang yang sangat dibenci oleh ali.

"Ngapain lo ke sini?!!" tanya ali dengan nada bentakan. Prilly yang dibentak pun kaget dan mengeluarkan air matanya.

"Cih! Lo gak usah nangis. Air mata lo itu ngebuat gue jijik tau gak!" kata kata ali langsung menohok hati prilly. Sangat dalam.

Fanesa. Dia sekarang sedang menangis dan mencoba menahan rasa sakit di bagian dadanya (read: jantung).

"Maksud lo apa li?" kata prilly sembari menangis. Ia bingung. Ia tak mengerti apa yang dimaksudkan oleh ali.

"Gue benci lo prill!"

DUAR!!

Serasa petir langsung menyambar hati prilly. Maksud ali apa? Kenapa dia tiba tiba sangat membenci prilly?


Haii readers ku tersayang aseekk. Hahahaha. Aku cuman mau ngasih tau cerita ini udah hampir end. Jadi aku minta sama kalian vote dan commentnya. Comment yang bawel. Terserahlah apa yang penting kalian bisa ngehargai karya orang. Gak jadi pembaca gelap.

Cinta Yang Tak TerbalaskanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang