2. Perfect Imam-Kamu Istriku

2.4K 105 29
                                    

Sudah pukul 15.20 tapi Nayla belum kembali juga kerumah, Fadil mondar mandir tidak jelas sambil sesekali melihat jam dinding.

Clek, suara pintu terbuka.

Fadil mengalihkan pandanganya, langkahnya mendekati istrinya.

"Kemana aja kamu?" tanya Fadil.

Nayla mengerutkan alisnya, "Kenapa emangnya? Abis rapat Osis, kan gue bentar lagi udahan sekolahnya. Jadi kita mau adain pemilihan ketua MPK Osis."

Fadil membuang pandangannya, "Cepet mandi, ganti baju, terus masakin buat saya. Saya dari pagi belum makan."

Mata Nayla melotot, "Yang bener aja gue masak, GAK! Gue gak bisa masak."

Fadil menangkupkan tangannya dikedua pipi Nayla, "Sekarang kamu udah jadi Istri, dan saya suami kamu. Lagian waktu dirumah bunda kamu masak, masa sekarang gak bisa? Tugas kamu sekarang masakin untuk saya." Fadil mengecup sekilas bibir Nayla, tersenyum lalu pergi ke ruangan kerjanya.

Nayla diam mematung, ia merasakan panas dingin, lalu tangan kanan nya menyentuh bibirnya. Sedikit namun pasti senyuman terukir dibibir nya. Dengan cepat ia pergi ke kamar untuk mandi.

Terlihat Fadil yang bersembunyi dibalik rak buku, Fadil melihat istrinya tersenyum, begitu hangat rasanya.

£

Nayla diam didepan pintu kulkas, sedari tadi ia memikirkan akan memasak apa.

Fadil datang, lalu duduk dimeja makan, "Masak apa aja, saya mah urusan makan gak ribet, kamu masak apa aja saya makan."

Nayla kaget, "Mie aja ya? Gakpapa kan? Soalnya selain itu gue belum bisa masak yang ribet-ribet, yaa belum ada apa-apa selain telur sama mie."

"Gakpapa kok."

Nayla mengangguk, "Gue masak nasi dulu ya."

Fadil mencekal pergelangan tangan Nayla "Bibi udah masak nasi tadi. Kamu tinggal masakin lauk nya aja."

Lagi, dan lagi Nayla dibuat melongo, "Ya.. Yaudah, tapi gakpapa kan gue masakin Mie doang?"

Fadil menggeleng, "Gakpapa, saya gak ribetkan."

Nayla dibuat diam lagi, setelah itu ia segera membuat Mie Instan, untuk dirinya dan Fadil. Setelah selesai dihidangkan Nayla menyajikannya dengan teh.

"Alasin saya nasi." ucap Fadil nyaris tanpa ekspresi.

"Hah, sendiri!" ucap Nayla.

"Saya ajarin kamu, jadi istri yang baik. Ketika suami makan, piring suami diisi nasi oleh istri, istri mau makan apa eggak, temenin suami." jelas Fadil.

Nayla pun mengalasi nasi untuk Fadil dan dirinya.

Disela-sela makan, terlihat Fadil yang lahap memakan mie dan nasi itu. Bahkan sampai duakali nambah.

Fadil mengelap tangannya, "Tadi saya nelpon kamu, mengirim pesan juga. Kenapa tidak dibalas?"

Nayla menggebrakan meja makan yang terbuat dari kayu itu, "Bego sih, tadikan hp gue diambil sama lo. Mana sini balikin."

Fadil menatap Nayla datar, ia malu kenapa ia tidak ingat bahwa ponsel istrinya ia rampas.

"Oh, bentar saya ambil dulu." Fadil pergi menuju nakas didekat komputer meja kerjanya.

Fadil menatap ponsel istrinya itu, membuka kuncinya, melihat notif yang terlihat dilayar.

'15 messages from Fadil Tua'
'10 Call missed from Fadil Tua'
'25 messages from Marco'
'30 call missed from Marco'
'300 orang lainnya menyukai foto anda difacebook'
'2 messages from Mom'

Perfect ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang