"Nay udah lha, jangan pijetin aku terus. Kamu juga kan capek, sayang."
Nayla menggeleng, lalu tetap memijit kaki Fadil. "Kamu lebih capek. Udah gak apa-apa, lagian kamu kan suamiku."
Fadil tersenyum memperhatikan Nayla yang sedang memijit kakinya. Mereka berdua baru sampai di Belanda tadi malam, dan sekarang mereka masih merasakan jet lag. Tapi, Fadil yang meminta Nayla berhenti memijat kakinya tidak bisa menolak walaupun sudah meminta. Pijatan Nayla begitu nyaman dan memuaskan.
"Sekarang mana yang pegel?" Tanya Nayla.
Fadil menggeleng lalu menyilangkan kakinya. "Aku mau pesen makan dulu ya? Biar di anterin ke kamar kita aja. Setelah itu kita pergi jalan-jalan."
Nayla mengangguk, lalu berjalan ke arah kamar mandi. "Nay mau mandi? Bareng aja ya? Biar waktunya gak lama." Sahut Fadil.
"Eh? Emang kamu gak malu?" Tanya Nayla.
"Ngapain musti malu? Toh setiap malam aja kita gak pake apa-apa, he he he."
"Mas Fadil!!!"
*****
Nayla mengeratkan jemarinya pada jemari Fadil, ia tidak pernah merasakan kebahagiaan dari ini sebelumnya. Nayla tidak pernah membayangkan akan menikah dengan seorang Perfect Imam sebelumya.
Fadil adalah idaman semua wanita. Diusia muda Fadil telah menjadi CEO dan seorang pengusaha di bidang lainnya meneruskan usaha keluarganya.
Cabangnya sudah dimana-mana. Tinggal di Jerman pun dia hanya menjalankan perusahaan milik sang Kakek, yang maju di bidang Properti, Hotel dan Mall.
Fadil adalah idaman. Dia sukses di Dunia, tapi dia juga mengejar kesuksesan di Akherat. Buktinya, Fadil adalah lulusan Pesantren sewaktu sekolah di tingkat SMP-SMA. Meskipun, mendalami agama Islam di USA yang mayoritasnya nasrani tapi tidak menyulitkan Fadil untuk bisa menyelesaikan hafalan 30 Juz nya.
"Mau jajan?" Tanya Fadil.
Nayla terkekeh lalu mencubit hidung Fadil. "Nawarin jajan kayak ke anak kecil aja deh kamu ini."
"Kamu kan masih kecil Naylaa."
Nayla terkikik. "Mau kemana ini Mas?"
"Kanal Amsterdam. Kata Bunda kita wajib kesana soalnya indah banget." Jawab Fadil.
"Mas, sebelumnya pernah ke Belanda? Explore Belanda gitu lha maksud aku."
Fadil menggeleng. "Dulu aku cuman bisa lihat foto Bunda dan Ayah aja. Tapi aku sering minta ke Allah supaya bisa ke Belanda, jelajah Belanda gitu. Eh, lihat sekarang... Aku ke Belanda sambil gopong bocah."
Nayla cemberut. "Disamain sama bocah terus. Nanti April kan aku 18 tahun."
"Yaaa, terus?"
Nayla menggeleng. "Malesin ya kamu."
*****
Kanal Amsterdam sudah dibangun sejak abad ke-17 selama masa keemasan Belanda. Tiga kanal utama, Herengracht, Prinsengracht, dan Keizersgracht membentuk sabuk konsentris di sekitar kota, yang dikenal sebagai Grachtengordel.
Note : "Kanal atau terusan merupakan saluran air yang dibuat oleh manusia untuk berbagai keperluan."
"Ini kayak di dongeng-dongeng ya? Raja dan Ratu gitu." Seru Nayla, sambil berpose.
"Si Nayla lebay deh. Kamu Ratunya dan aku Rajanya." Kekeh Fadil.
"Ratu dari mana aku? Ha ha."
"Dari hatiku, boleh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Imam
RomanceBerawal dari masa kecil yang sering bermain nikah-nikahan. Dan sebuah janji akan menikahi ketika sudah kembali. Sama-sama berjuang diawal dengan orang tercinta sangat tidak disukai oleh Fadil, Fadil adalah laki-laki gentlemant yang ingin berjuang se...