1928 Ada Sumpah Pemuda ✊
2016 Kamu sama aku gak ada niatan bikin Sumpah apaaaaaaa gitu? Hihihi, #CurcolAuthor*****
Sepulang kemarin dari Jogja, dan memberikan oleh-oleh kepada tetangga terdekat dan kerabat juga keluarga.
Fadil baru terbangun dari tidurnya, senyumnya langsung tampak ketika melihat istrinya sedang tertidur pulas, Fadil memainkan tali kerudung Nayla lalu memasukan talinya ke hidung Nayla.
Nayla terusik dari tidurnya tangannya melayang menggampar pelan pipi Fadil. Fadil mengusap pipinya dan terkekeh mengusap puncak kepala Nayla.
"Lagi tidur aja galak ya istriku."
Fadil mengecup kening Nayla. Nayla mengerang lalu menggampar Fadil kembali.
"Haduh... Nayla, kenapa hobby banget sih gampar aku."
Dalam tidurnya Nayla tersenyum. Lalu mengusap pipi Fadil lembut. "Habisnya kamu mesum sih, cium-cium kening aku. Kesempatan saat aku sedang tidur, eh?"
Fadil terbahak-bahak. "Tau aja, biarinlah kan bakalan nambah pahala ini cium istri sendiri. Apalagi kalau ciumannya dibibir lalu dibalas dengan hot oleh istriku. Ahh... Pasti pahalanya berlipat-lipat."
Nayla tersenyum sangat manis mendengar ucapan Fadil. Lalu memanyunkan bibirnya, tapi.. Dalam hatinya terkekeh gemas.
"Menggoda aku, Nay?"
Fadil mengusap-ngusap bibir Nayla yang merah muda dan mungil itu.
"Tergoda, eh?"
"Nayla sayang... Aku juga laki-laki normal."
"Masa sih? Buktikan dong."
"Kamu mau memberikan hak aku sekarang, Nay?"
Nayla membuka matanya lalu segera beringsut dari tidurnya. Mengucek matanya, melihat ke arah Fadil dengan tatapan takut.
Fadil tertawa terbahak-bahak. "Tenang saja Nayla... Aku tidak akan melakukannya sebelum kamu mengizinkan aku."
"Hah?"
"Dan tenang saja istriku sayang. Aku ingin pelepasan pertama kita berdua itu sangat mengenangkan memori yang tidak akan terlupakan."
Fadil beranjak dari tidurnya lalu mengambil banyak brosur dari dekat nakasnya. "Pilih yang mana kamu mau... Semua rencana ini aku serahkan kepadamu, biar istriku saja yang memilih tempat. Jadi maunya kemana Nay?"
Nayla menatap binar brosur-brosur itu, wajahnya semakin memerah mendengar penuturan Fadil.
"Tidak ada yang seru, semua negara disini sudah aku datangi." Nayla membalik-balikkan brosur-brosur itu.
"Sombong sekali eh, kapan?"
"Ahh, sepertinya kamu lupa.. Papah 'kan seorang pilot, aku suka ikut terbang sama Papah."
Aahh... Iya Fadil ingat bahwa mertuanya Wira adalah seorang pilot, pantas saja jika Nayla sudah tidak aneh dengan brosur-brosur berbagai negara yang Fadil berikan.
"Lebih baik kita liburannya masih didalam Indonesia lah, aku yang menentu 'kan eh?"
Fadil mengangguk. "Pilih saja kemana. Tapi omong soal liburan ya you knowlah, bukan hanya liburan kitanya."
"Lalu?"
"Bakalan ada rintihan dan desahan duniawi dalam liburan kita nanti. Aku harap kamu segera mempersiapkan nya dengan baik, dan aku juga tentu akan memilih paket special dipenginapan nya."
Fadil menyeringai melihat Nayla yang tampak gugup dan gelisah.
"Nayla... Aku lapar, sepulang dari Jogja 'kan kita belum makan." Fadil mengusap perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Imam
RomanceBerawal dari masa kecil yang sering bermain nikah-nikahan. Dan sebuah janji akan menikahi ketika sudah kembali. Sama-sama berjuang diawal dengan orang tercinta sangat tidak disukai oleh Fadil, Fadil adalah laki-laki gentlemant yang ingin berjuang se...