Bertahan atau berhenti?
-------------------------------------------------------------
Amel's POVAku bingung apa yang harus aku lakukan sekarang. Rencana Vergi apalagi yang akan membuat aku sakit.
"hey? U okay? Dia ngomong apa tadi?"
Tanya suara itu yang membuat aku sadar bahwa masih ada Satria."I fine. Btw udah malam? Mending kamu pulang aja. Ga maksud ngusir emang udah malam"
Usir ku halus."Kalau ada masalah apa-apa cerita ya. Aku ga mau bikin orang lain juga kecewa."
Pernyataan nya tidak ku gubris. Aku langsung menutup pintu dengan lesu. Aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Perasaan yang berbelit ini membuat aku semakin sakit dan terbelenggu. Aku ingin menjadi seseorang yang tidak memusingkan perasaan. Tapi pada kenyataannya aku yang membuat semuanya semakin rumit.
Saat aku ingin mencoba tidur, seketika aku teringat dengan Vergi lagi. "Rencana apa yang akan dia buat. Entah apa itu yang pasti akan menyakitiku."
Aku menoleh kearah jam dinding yang sendari tadi bersuara menemaniku dikesunyian.
"TIK.TOK.TIK.TOK"
Sudah pukul 00.00
Aku masih saja belum bisa tertidur.
Aku memilih untuk memutar YouTube.
I hate you, I love you
I hate that I love you
Don't want to but I can't put
Nobody else above youI hate you, I love you
I hate that I want you
You want her, you need her
And I'll never be heri hate u, i love u - gnash ft olivia
Playlist yang bagus sesuai dengan perasaanku sekarang. Terkadang musiklah yang paling mengerti perasaan kita pada saat seperti ini.
Author's POV
"KRINGGGGGGGG!"
alaram itu berbunyi sangat keras membangunkan Amel. Seketika dia kaget. Sekarang sudah pukul 09.00 pagi.
"Untung minggu." Ucapnya sambil meraba-raba sekitar. Dia mencari handphone nya
Baru saja Amel membuka matanya. Dia harus merasakan perasaan yang bahkan dia tidak tau itu apa.
Kecewa?
Sakit?
Marah?
Amel hanya diam. Dia seperti sudah pasrah dengan semuanya.Vergi's POV
Saat bangun dari tidurku, aku langsung menghubungi Amel. Berharap dia tidak lupa bahwa nanti malam ada rencana besar yang harus dia selesaikan.
Kenapa sampai saat ini dia belum membalas bahkan meread chatku.
"Apa dia sakit lagi?" Pikirku.
Ah untuk apa aku memikirkan perempuan itu.
"Ver? Gimana kamu masih tetap mau disini aja? Ga kangen sama mama sama papa ?"
Tanya suara itu yang memecahkan lamunan ku."Masih belum tau. Jangan nanya itu dulu ya."
Suara itu tidak menjawab pernyataanku. Aku memilih bangkit dari tempat tidur dan menemui suara itu.
"Bang? Mau bantuin aku? Sedikit aneh si"
Ucapku kepada suara tadi. Ya dia bang Daffa. Kakak laki-lakiku yang sekarang memilih berlibur disini karena alasan ingin bertemu nenek.
"Sedikit aneh?" Dia menjawab dengan raut wajah bingung.
"Ya agak aneh sih. Tapi kalau ga gini aku bakalan nyesel seumur hidup." Ucapku lagi.
"Yaudah, mau kan? Nanti malam temenin aku ya." Ucapku berlalu.
"Hanya itu? Cuman minta temenin keluar kamu bilang aneh? Dasar" gerutu bang Daffa.
Sebenarnya bukan itu yang aku minta. Tapi nanti malam bang Daffa pasti tau apa rencana yang aku lakukan.
Aku memperhatikan chat yang sendari tadi tidak dibalas olehnya. Kenapa aku masih memikirkan nya lebih baik aku menyusun semuanya akan berjalan dengan lancar.Tasya's POV
Apa aku terlalu menyulitkan? Aku hanya berniat baik. Aku yakin Amel tidak akan menyanggupi apa yang ku minta. Dari awal aku ingin Vergi membuktikan Amel memiliki pacar adalah agar mereka berdua berpacaran. Tapi sepertinya aku malah menyulitkan semuanya.
Sampai saat ini aku tidak melihat tanda-tanda Amel menghubungiku. Apa dia akan marah lagi padaku. Apa seharusnya aku pergi saja.Ya seharusnya dari awal aku pergi.
-------------------------------------------------------------
Ini cerita tentang rasa yang kecewa bertahan terhadap luka.
-------------------------------------------------------------
.
.
.
.
.
.Hai maaf atas kehiatusanku:)
Im back meskipun ga ada yg nunggui hehe.
Bantu vote dan follow author's ya
Jangan lupa komen untuk membantu tulisan ini menjadi lebih baik lagi.Sekian terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan (COMPLETED {MASA REVISI})
RomanceCinta itu hadir untuk dirasakan. Cinta tidak mengenal batas. Bisa datang kapanpun dan pada siapa pun. Cinta hadir memenuhi setiap kesepian jiwa. Dirasakan dalam hati. Dengan cinta akan tercipta kedamaian dalam sebuah harmoni cinta. Namun cinta bukan...