Vergi's POV
"Bagaimana bisa aku mebuktikannya?" Kata Amel sepertinya dia bingung.
"Bisa, kamu harus punya pacar atau kamu cari aja pacar pura-pura gitu, ayo lah Mel bantu aku" Kataku sambil memegang tangan Amel agar dia yakin bahwa dia pasti bisa membuktikan kepada Tasya. Dan Tasya akan kembali padaku.
Setelah selesai berbicara dengan Amel aku langsung pamit pulang. Sesampainya di rumah aku berfikir keras siapa yang akan menjadi pacar pura-pura Amel. Handphone ku tiba-tiba berbunyi, tidak mungkin itu pesan dari Tasya. Ya benar saja itu Ka Daffa. Aku segera menuju bandara untuk menjemput Ka Daffa.
"Hai Ver?" Seru suara itu dari belakangku. Ternyata itu adalah Ka Daffa. Dan seketika aku mendapatkan suatu ide cemerlang.
"Iya Ka. Kapan sampai kesini?" Tanyaku pada Daffa.
"Baru aja si. Soalnya mumpung libur panjang kaka milih pulang aja kangen sama Nenek Kakek." Kata Ka Daffa menjelaskan.
"Oh gitu, so gimana kabar kamu?" tanya ku mencoba memulai topik pembicaraan.
"Baik, kalo kamu?" Daffa balik bertanya.
"Kurang baik nih Ka. Bisa bantu aku ga?" aku langsung saja to the point ketimbang basa-basi karena itu hanya membuang waktu saja.
Setelah aku menjelaskan semuanya, Ka Daffa mengerti dan dia setuju untuk membantuku. Aku tau kenapa dia setuju untuk membantuku, karena Ka Daffa sepertinya tertarik dan penasaran dengan Amel. Ka Daffa bilang aku salah mengacuhkan Amel tapi aku tidak peduli karena di Hatiku hanya ada Tasya dan selalu Tasya.
Amel's POV
Setelah Vergi pulang dari rumahku. Aku berfikir keras apa yang harus aku lakukan. Mencari seseorang untuk aku jadikan pacar pura-pura. Siapa dia? Jika itu teman sekelasku tidak mungkin Tasya percaya. Aku harus mencari orang lain? Rasanya sulit. Keesokan harinya aku sangat penasaran apakah Vergi serius dengan rencananya ini. Aku berdiri melihat ke arah jendela menunggu sosok laki-laki yang begitu aku inginkan menjadi milikku.
Boom! Akhirnya Vergi datang. Tapi kali ini dia tidak sendirian dia bersama seseorang entah itu siapa. Aku pun pergi membuka pintu dan seperti biasanya, tanpa basa-basi Vergi langsung menjelaskan semuanya."Hai Mel, perkenalin ini Daffa dia kakaku. Tapi aku dan Ka Daffa hanya berbeda 1 tahun jadi kita terlihat seumuran" Kata Vergi yang baru saja sampai rumahku.
"Ka kenalin ini Amel, teman aku disekolah"
"Hai Amel" kata Daffa tersenyum ramah padaku.
Sejenak aku melihat ke arah senyuman Daffa. Dia seperti bukan seperti vergi yang dingin ini. Mereka sangat berbeda 190 derajat walaupun fisik mereka hampir mirip
"Hai juga Ka, ayo masuk dulu." Kataku mempersilahkan mereka masuk.
Lalu Vergi dan Daffa pun langsung masuk.
"Kamu pasti bingung kan kenapa aku datang kesini sama kaka aku?" Tanya Vergi.
"Gini loh Mel aku udah cerita semuanya ke kakaku tentang rencana kita terus dia bersedia jadi pacar pura-pura kamu." Kata Vergi dengan enteng.
"Dia yang jadi pacar pura-pura aku" kataku sambil melihat ke arah Daffa.
"Iya Mel, kakaku baru aja datang dari Jakarta dan Tasya tidak terlalu akrab dengan ka Daffa jadi kemungkinan Tasya akan percaya dengan rencana kita ini" Jelas Vergi lagi.
Sebenarnya Kaka Vergi tidak kalah ganteng dari Vergi karena mereka memang Adik dan kaka jadi tidak jauh beda. Tapi aku belum tau banyak tentang Daffa karena kata Vergi Ka Daffa pindah ke Jakarta saat dia lulus SMP kemaren. Aku berharap semoga saja dengan aku pura-pura pacaran dengan Daffa aku bisa melupakan Vergi dan Tasya percaya bahwa aku sudah bisa melupakan Vergi. Agar Vergi dan Tasya bisa bahagia tanpa memikirkan rasa sakitku.
"Kaka serius nih setuju sama rencananya Vergi? Kalo kaka keberatan kaka bilang aja." kata ku memastikan apakah Daffa memang setuju tanpa adanya paksaan dari Vergi.
"Iya aku setuju. Oh tapi maaf jangan panggil aku kaka. Kamu bisa panggil aku Daffa aja biar engga canggung." Kata Daffa tersenyum. Dan lagi-lagi dia tersenyum benar-benar sangat berbeda dengan Vergi yang sangat jarang tersenyum. Ah maksudku sangat jarang tersenyum padaku.
Author's POV
"Bagaimana sekarang kamu main kerumahku dulu? Agar kita bisa lebih dekat lagi dan membuat yakin Tasya dengan kedekatan kita?" Kata Daffa tersenyum ke arah Amel. Amel terdiam beberapa sasat dan mulai bicara lagi.
"boleh ka, eh maksud aku Daff." Jawab Amel kaku.
"baiklah, lebih baik sekarang kita langsung kerumahku saja dari pada keburu sore." Kata Daffa.
Amel pergi mengganti baju, meninggalkan Daffa dan Vergi di ruang tamu berdua.
"Ka? Ngapain kamu ngajakin dia kerumah?" bisik Vergi.
"Sans aja, kaka pengen kenal lebih dekat sama dia." Daffa balik berbisik.
Sesampai dirumahnya Vergi dan juga rumahnya Daffa. Amel seperti orang kikuk dia merasa yang terjadi padanya sekarang adalah sebuah mimpi.
"Boom. Amel kamu sekarang berada dirumah Vergi." Katanya dalam hati.
"Amel? Ko diem aja. Ayo masuk sini" kata Daffa mempersilakan masuk Amel.
Saat dirumah Vergi dan Daffa, Amel hanya ditemani Daffa. Sedangkan Vergi dia mengurung diri didalam kamar. Padahal yang Amel harapkan adalah duduk berdua dengan Vergi bukan dengan Daffa. Amel melihat album foto-foto Daffa dan Vergi. Dia sangat kaget karena Daffa adalah alumni di SMPnya dulu. Dan ada sesuatu yang aneh dia seperti mengenali potret Daffa sewaktu SMP. Dia seperti pernah bertemu dengan Daffa yang dulu.
"Aneh. Aku seperti mengenali orang ini. Ku kira foto ini milik Vergi tapi ternyata foto ini adalah potret Daffa sewaktu SMP dulu. Apa aku selama ini salah orang?" Kata Amel dalam hati.
"hey? Kenapa diam aja? Kamu bosen? Yaudah aku anter pulang aja ya" Kata Daffa menganggetkan Amel.
"Ah iya udah sore juga ini. Lebih baik aku segera pulang." jawab Amel.
Amel's POV
Rasanya ini semua mimpi aku berada dirumah Vergi. Ya Vergi laki-laki yang sangat aku sukai. Tapi sayang Aku disini bukan bersama Vergi melainkan dengan Daffa, kakanya Vergi. Tapi tidak apa yang penting aku bisa kerumah orang yang sangat aku sukai. Dirumah ini aku melihat album foto-foto Vergi dan Daffa. Ada satu potret di album Daffa sewaktu SMP yang membuat aku sedikit tercengang.
"Aneh. Aku seperti mengenali orang ini. Ku kira foto ini milik Vergi tapi ternyata foto ini adalah potret Daffa sewaktu SMP dulu. Apa aku selama ini salah orang?" Kataku dalam hati.
"hey? Kenapa diam aja? Kamu bosen? Yaudah aku anter pulang aja ya" Kata Daffa menganggetkanku.
"Ah iya udah sore juga ini. Lebih baik aku segera pulang." jawabku karena hari sudah mulai gelap.
Daffa pun mengantarkanku pulang. Sayang Vergi tidak ikut mengatarkan aku pulang. Padahal aku berharap dialah yang mengatakan aku pulang.
"Vergi, kapan kamu mengerti bahwa aku tidak akan mungkin bisa melupakan kamu." Kataku melihat ke arah rumah Daffa yang juga rumah Vergi.
cr : https://youtube.com/user/katelyntarver
-------------------------------------------------------------
Jangan terlalu yakin dengan sesuatu yang belum benar kepastiannya. Karena apa yang kita kira selama ini belum tentu sesuai dengan Fakta yang tertutup karena keyakinan yang salah.
-------------------------------------------------------------.
.
.
.
.
.
.MAKASIH UDAH MAU BACA CERITA AUTHOR ^-^
Revision on 20.25 WITA 19/05/2021
On Banjarmasin
![](https://img.wattpad.com/cover/76846875-288-k828806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan (COMPLETED {MASA REVISI})
RomanceCinta itu hadir untuk dirasakan. Cinta tidak mengenal batas. Bisa datang kapanpun dan pada siapa pun. Cinta hadir memenuhi setiap kesepian jiwa. Dirasakan dalam hati. Dengan cinta akan tercipta kedamaian dalam sebuah harmoni cinta. Namun cinta bukan...