Dislaimer : This story and fict is absolutely mine!
Happy Reading!
--------------------------------------------
"Driell, buku lo nih," ucap Farrel seraya memberikan."Thanks ya."
Adriell menerima dan hanya bergumam sebagai jawaban. Anak laki-laki itu sedang fokus menuliskan jawaban dari soal yang di berikan Bu Dian, selaku guru mapel Ilmu Kesehatan Masyarakat. Wanita paruh baya itu berhalangan hadir masuk kelas karena harus mendatangi beberapa rumah sakit untuk memastikan lagi, kalau rumah sakit tersebut bisa di jadikan tempat Praktek Kerja Lapang atau singkatnya PKL bagi murid-murid kelas sebelas yang akan melaksanakan kewajiban itu di semester empat ini, kurang lebih satu minggu lagi.
Maka itu, sebagai gantinya beliau memberikan tugas kelas. Lina, sang Sekretaris beberapa menit lalu baru saja menyelesaikan tulisannya berupa soal di papan tulis agar semua anak kelas tidak kesulitan menyalin soal.
Farrel baru akan kembali menghadap mejanya ketika ia kembali teringat sesuatu.
"Eh, Drill."
Tak ada sahutan.
"Driell!"
"Apaan si?" akhirnya Adriell menyahut meski hanya melirik sekilas.
"Lo parah gue nanya dikacangin mulu!" semprot Farrel tiba-tiba.
"Ngambekan kayak cewek you." Timpal Arul.
"Chat semalem? kan udah gue bales, Rel," jawab Adriell.
"Lo tau sendiri orang kepo tingkat nasional macem Farrel mana puas kalo cuma di bales iya," sahut Bimo.
Farrel langsung melirik sinis, "kayak sendirinya nggak kepo aja, pig!" sewotnya.
"Kemaren pas gue mau balik abis latihan, gue ketemu Ikhsan di parkiran." Farrel mengingat pertemuannya dengan Ikhsan di parkiran kemarin sore. "Dia bilang katanya dia ngeliat lo balik boncengin cewek, emang iya gitu?"
"Iya, kan udah gue bales gitu." Arul dan Bimo yang mendengar sahutan Adriell, membenarkan pertanyaan Farrel serempak menatap Adriell. Mereka pikir yang di chat semalam itu bukan kebenaran, hanya sekedar jawaban iya untuk memuaskan Farrel saja.
"Siapa Driell?" tanya Arul penasaran.
"Seinget gue lo belom ada deket sama cewek lagi deh," kali ini Bimo bersuara. "Lo sama Vinia, Driell?"
Kemudian Farrel memekik. "Heh lo balikan ya sama Vinia!" tebaknya sampai anak-anak, khususnya perempuan di kelas menatap mereka mendengar asumsi sembarang Farrel. Apalagi intonasi suara Farrel berbanding terbalik dengan suasana kelas yang tak terlalu ramai, karena sibuk mengerjakan soal IKM.
Mulai bisa dirasakan aura gossip girls di sana. Pertanyaan semacam; demi apa Adriell balikan sama Vinia--terlihat sangat jelas di wajah kaum perempuan. Bola mata Adriell bergerak seiring dengan pergerakan tangannya di atas kertas. Menyadari banyak pasang mata mulai memperhatikan, para telinga siap mendengar serta para hati yang mungkin hanya bisa pasrah setelah mengetahui jawabannya kalau ternyata ia ada balikan dengan Vinia.
Begitu pula Farrel, Arul dan Bimo. Penantian itu terasa panjang karena Adriell tak kunjung buka suara.
"Oi!" Bimo mendorong bahu temannya itu pelan.
Adriell menghentikan kegiatan menulisnya. Ia memutar mata, kenapa sih harus bawa-bawa Vinia terus. Kemarin Tami dan Nanda, sekarang teman-temannya. Memang wajahnya menunjukkan kalau ia masih sangat mengharapkan sosok perempuan itu kembali padanya apa?

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Feelings
Teen FictionYou just need to understand about these feelings. Copyright© September 2016 by justmyaidenlee