Chapter 13 : Hard To Be Loved

31 8 9
                                    

Samar-samar sinar matahari mulai masuk melalui cela gorden. Seorang gadis cantik terbangun dari tidur lelapnya. Ternyata sudah pagi. Ia meluruskan otot-ototnya. Sekejap, Mary teringat kejadian semalam. Ia sempat berpikir itu mimpi, tapi ia yakin yang kemarin terjadi adalah nyata, bukan hanya mimpi semata. Ia tiba-tiba mengingat janjinya dengan Alec. Ia memutuskan makan malam dengan Calvin dan melupakan janjinya pada Alec. Kali ini Alec sudah pasti marah padanya.

...

6:30... jam ditangan Alec telah menunjukan hari sudah pagi. Sudah saatnya ia meninggalkan pantai. Alec berjalan meninggalkan pantai menuju halte bus. Di depannya, Alec melihat sebuah mobil yang sepertinya ia kenali. Alec melewati samping mobil itu dan melirik ke dalam mobil. Terlihat cukup jelas, sebuah gantungan kunci harimau yang menggantung di kaca spion mobilnya. Gantungan kunci itu adalah gantungan yang sama yang ia berikan kepada Mary sewaktu masih sekolah dulu.

"Bukankah ini mobil Mary? Jadi dia ada datang?"

Alec kembali ke pantai, berteriak memanggil nama Mary.

"Mary!"

Tapi di pantai, hanya ada Alec. Lalu kenapa mobil Mary ada disana? Apa mungkin orang yang datang kemarin itu Mary? Kenapa dia tidak menemuinya? Siapa orang yang di temui kemarin? Ah mungkin orang itu bukanlah Mary. Alec berlari menuju halte. Tak lama, bus datang. Alec menaiki bus dan meninggalkan pantai.

...

Bus berhenti. Seorang perempuan turun dari bus itu. Perempuan itu adalah Mary. Ia datang untuk mengambil mobilnya dan melihat ke rumah lama Alec, kalau-kalau Alec masih disana. Mary mengintip dari jendelanya yang dibiarkan terbuka. Tidak ada tanda-tanda ada orang di dalam rumah itu. Pastilah Alec sudah meninggalkan rumah ini. Mary berlari kembali menuju mobilnya dan segera pergi dari sana.

...

"Jadi, kurasa kamu harus ikut ke acaraku..."

Sylvia berbicara sepanjang jalan, namun Alec tidak mendengarnya sama sekali.

"Hei!" teriak Sylvia.

Alec tersadar dari lamunannya dan melihat ke arah Sylvia

"Jadi kamu ikut tidak?"

Sylvia mengadakan acara menginap bersama di villa miliknya bersama teman-teman. Dan Sylvia mengundang dan merayu Alec agar ikut acara yang dibuatnya. Alec hanya mengangguk saja.

"Bagus sekali! Akan kuajak juga Calvin." gumam Sylvia.

Calvin dan Mary yang sedang berjalan di koridor kampus berpapasan dengan Alec dan Sylvia.

"Hai Alec!" sapa Calvin.

Alec bingung. Kenapa Mary dan Calvin bersama. Apakah mereka sebenarnya sudah saling kenal? Mary merasa tidak enak hati pada Alec.

"Alec... soal kemarin..." Mary memulai perbincangan.

"Tenang saja." balas Alec seraya tersenyum.

"Kau... dan Mary sudah saling kenal?" tanya Alec kepada Calvin.

"Tentu saja! Ini dia gadis yang kubicarakan." jawab Calvin santai.

Alec kaget mendengarnya.

"Hei... berhasil! Aku kekasihnya sekarang!" bisik Calvin pada Alec.

Kekasih? Alec sungguh terkejut. Orang yang dimaksud Calvin adalah Mary. Dan itu kenapa Mary sering datang kemari. Bukan untuk menemuinya, akan tetapi karena ada Calvin disini. Alec mengubah ekspresi kagetnya menjadi tersenyum yang terlihat dipaksakan.

...

Kopi yang tadinya panas, dingin sudah. Tidak sedikitpun diminum.

"Hei! Diminum dong! Sudah dingin tuh kopinya." suruh Sylvia.

Happiness For 10,000 Years [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang