Abu berterbangan mengikuti angin di laut. Angin meniupkan abu-abu yang ditebarkan Sylvia. Air mata terus mengucur membasahi pipinya. Rasa menyesal, bersalah, sedih dan marah semua bersatu padu menjadi satu di dalam benak Sylvia. Ia merasa kini hidup benar-benar tak berarti. Tanpa kakeknya, tiada semangat bagi Sylvia menjalani hidupnya.
"Kakek, aku sangat menyayangimu..."
...
Mary datang ke rumah Alec dengan keadaan mabuk. Alec membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan Mary masuk. Begitu masuk, Mary terjatuh di ruang tamu rumah Alec. Alec yang terkejut memapahnya masuk ke kamar Alec. Ibunya dan Jesslyn sedang menginap dirumah neneknya Alec, karena harus menjaga nenek Alec yang tengah sakit keras. Karena kondisi tubuh Alec sedang lemah, ia tidak di perbolehkan ikut oleh ibunya. Karena rumah neneknya berada di luar kota. Tinggal Alec di rumah sendiri mengurus dirinya.
"Mary kamu kenapa?" tanya Alec.
Mary yang mabuk, menggelengkan kepalanya asal.
"Tidurlah, agar besok kamu merasa lebih baik."
Tiba-tiba Mary menampar Alec dengan keras. Alec terkejut karena mendapat tamparan yang sangat keras dari Mary tanpa sebab. Ini pasti karena Mary sedang mabuk.
"Ini adalah ganjaran yang tepat untukmu! Kamu tahu?! Hidupku menderita karenamu tahu?!" Mary meracau tidak jelas.
Alec hanya berusaha merebahkan tubuh Mary ke ranjang Alec.
"Hentikan! Eh Alec? Yuk kita minum!" ucapan Mary mulai tidak konsisten.
"Kamu ini kenapa sampai mabuk seperti ini?" tanya Alec khawatir.
"Apa pedulimu?! Kuberitahu padamu ya! Jangan lagi kamu mengganggu hidupku! Mengerti?!" pekik Mary asal.
"Mary... kamu ini kenapa sih?"
Tiba-tiba Mary mendorong Alec dengan kencang hingga Alec jatuh dan kepalanya terantuk lemari dengan keras. Alec memegangi kepalanya yang terasa sakit tak terperih. Alec melihat tangannya, darah segar memenuhi tangannya. Kepala Alec berdarah akibat terantuk lemari. Mary kembali menarik paksa Alec untuk berdiri berhadapan dengannya.
"Ma-mary?! A-ada apa sih?!"
Mary menangis dan memeluk Alec. Alec merangkul Mary dengan hangat. Mary sedang dalam pengaruh alkohol, ia pasti sangat menderita karena berpisah dengan Calvin. Keadaan Mary sedang tidak stabil. Ia kembali mengamuk dan memukul dada Alec dengan sangat keras. Ia meluapkan kekesalannya pada Alec. Alec yang saat itu sedang lemah kondisinya berusaha menahan pukulan dari Mary. Mary berjongkok dan menangis. Alec berusaha menahan rasa sakit di dadanya dan menghibur Mary.
"Ada apa Mer? Kalau ada masalah, cerita saja padaku, aku siap mendengarkannya." ujar Alec sembari memegangi dadanya yang nyeri.
Mary menggeleng dan memeluk Alec. Tiba-tiba, dada Alec terasa semakin sakit dan semakin sakit. Rasa sakit yang sulit ditahan itu membuatnya menjadi kejang. Mary yang mulai sadar dari pengaruh alkohol, menjadi panik melihat Alec yang kejang-kejang memegangi dadanya dan menghentakan kepalanya ke lantai.
"Alec?!"
Tidak ada respon dari Alec. Mata Alec terbelalak ke atas. Mary berinisiatif menelepon Calvin. Tapi telepon dari Mary tidak dijawabnya. Mary mencoba menghubungi Sylvia. Dan Sylvia mengangkat teleponnya.
"Ha-halo?" suara Sylvia terdengar sesunggukan.
"Syl!! Ini aku Mary! Tolong Alec Syl! Please tolong Alec!"
"Alec kenapa?!"
"Alec kejang Syl! Aku sedang ada dirumahnya, Tolong Syl! Tolong!"
"Aku segera kesana!"
![](https://img.wattpad.com/cover/83711152-288-k499994.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness For 10,000 Years [√]
Romance{SELESAI} Setiap manusia memiliki cintanya masing-masing. Tak terkecuali Alec, seorang pria polos dan sederhana. hidupnya baik-baik saja hingga dia menyadari bahwa wanita yang dicintanya ternyata memiliki perasaan kepada pria lain yang tak lain adal...