Chapter 14 : Loving You

24 7 11
                                    

Jam kuliah selesai sudah. Mahasiswa dan mahasiswi bubar, pulang ke rumah mereka masing-masing. Sylvia berniat berkunjung kerumah Alec. Hari ini Alec tidak kuliah, dan itu adalah hal yang paling pantang bagi Alec, dan itu menunjukan bahwa ia sedang tidak baik.

"Sylvia!" panggil seseorang di belakangnya.

Sylvia menoleh ke belakang. Ia melihat Calvin yang berlari kearahnya.

"Syl, Alec absen hari ini. Kamu tahu tidak kenapa? Tidak biasanya." tanya Calvin.

Sylvia mengetahui alasannya, hanya saja itu bukanlah haknya untuk memberi tahu Calvin. Bagaimana kalau Alec semakin marah karenanya?

"Aku tidak tahu. Maka itu aku berniat mengunjunginya hari ini." jawab Sylvia.

"Kalau begitu aku ikut!"

Calvin ikut? Alec seperti ini juga karena Calvin dan Mary. Lalu apa jadinya bila Alec melihat Calvin disaat seperti ini? Bukankah itu hanya menambah penderitaannya?

"Cal, aku tahu kamu ingin menjenguknya, kamu khawatir. Tapi percayalah padaku, ini bukan saat yang tepat untukmu bertemu dengan Alec." jelas Sylvia.

"Memangnya ada apa sih? Memangnya ini ada kaitannya denganku?" tanya Calvin.

"Aku tidak bisa bilang, itu bukan urusanku. Bila nanti semuanya sudah kembali seperti sedia kala, kamu tanyakan saja itu pada Alec. Begini saja... kusampaikan pada Alec bahwa kamu khawatir padanya."

"Kalau begitu, itu artinya kamu mengetahui sesuatu dong Syl. Kenapa tidak bilang saja?"

"Itu bukan urusanku untuk memberi tahu masalah orang lain. Aku hanya bisa menjaga sesuatu. Kalaupun kamu ingin tahu, tanyalah pada yang bersangkutan." tukas Sylvia.

Calvin menunduk, ia bingung. Apa yang terjadi sebenarnya?

"Baiklah, Sampaikan salamku padanya."

Calvin pergi meninggalkan Sylvia disana. Sylvia hanya menunduk. Ia juga tidak tahu harus bagaimana.

...

Rumah sederhana bercat putih yang bersebelahan dengan pohon rindang, itu adalah gambaran yang tepat untuk rumah yang kini ditinggali Alec. Sylvia memarkirkan mobilnya didepan rumah Alec. Sylvia turun dari mobil. Kebetulan adik Alec, Jesslyn sedang ada diluar menyiram tanaman di dalam pot.

"Eh kak Sylvi.."

"Kok rumah sepi sekali Jess?"

"Mama baru saja pergi, katanya mau ketemu temannya atau apalah gitu." ujar remaja bertubuh kecil itu.

"Kalau kakak kamu?"

"Umm... Kalau kakak, dari pulang kemarin hanya di kamar. Makan pun tidak mau, mama saja sampai pusing. Bisa kakak bantu membujuknya?"

"Kakak coba ya."

Sylvia diantar Jesslyn ke kamar Alec. Keadaan kamar begitu gelap. Jendela dan gorden ditutup, lampu tidak dinyalakan. Alec hanya duduk diatas ranjangnya sambil merangkul kakinya. Ia hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kusut. Telihat diwajahnya, ia menyimpan beban berat di hatinya. Wajahnya sedikit lebih pucat dari kemarin. Mungkin karena ia belum makan. Sylvia duduk di tepi ranjangnya. Alec tampaknya tidak sadar dengan kehadiran Sylvia.

"Alec...?" panggil Sylvia lembut.

Alec tersadar dan menatap Sylvia.

"Sylvia?"

"Alec, kata adikmu, kamu hanya dikamar sejak kemarin, benar? Kenapa tidak mau makan juga?"

Alec hanya terdiam. Ia menunduk, memilih untuk tidak menatap Sylvia.

Happiness For 10,000 Years [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang