Chapter 23 : You're The One And Only

24 8 3
                                    

Di ruang tamu, Alec dan Jesslyn sedang asyik menonton acara televisi kesukaan mereka. Ibunya senang melihatnya semangat. Ibunya duduk disamping mereka. Ia terus memperhatikan anak sulungnya itu.

"Alec, mama lihat... belakangan ini kamu dekat sekali sama Mary... kalian jadian ya?" tanya ibunya lembut.

Alec terkejut mendengar pertanyaan ibunya.

"Ih mama apaan sih... cuma berteman kok..." jawab Alec yang tersipu-sipu.

Ibunya tersenyum.

"Benar ma! Kakak pasti sudah jadian sama kak Mary! Ayo ngaku!" sergap Jesslyn yang kemudian berlari menjauh.

Alec geram.

"Awas kau yaaa!!!"

Alec berlari mengejar adiknya. Seisi rumah dipenuhi gelak tawa bahagia.

...

Sylvia berjalan pulang ke rumahnya. Ia berniat bertemu pada kakeknya. Baru saja ia turun dari taksi yang mengantarnya, ia sudah dikejutkan dengan tulisan tintah merah besar di gerbang rumahnya.

'RUMAH INI TELAH DISITA OLEH PIHAK BANK'

Apa yang telah terjadi selama ia pergi? Ia tahu sekali kakeknya sangat anti untuk mengutang pada bank. Lalu kenapa ini?

Sylvia menelepon ponsel kakeknya, tapi tidak ada jawaban. Lalu menghubungi ponsel salah satu orang kepercayaan kakeknya.

"Halo?" sapa orang diseberang sana.

"Halo, ini Sylvia, Tn.Vinz."

"Oh... Sylvia, kamu dimana? Kakekmu telah mencarimu berhari-hari."

"Saya ada di depan rumah, tapi kenapa ada tulisan rumah telah disita oleh bank? Apa maksudnya? Dan kakek tinggal dimana sekarang?"

"Masalah rumah disita itu panjang ceritanya, sekarang biar saya jemput kamu dan mengantarkan kamu ke rumah sakit. Kakekmu saat ini sedang koma dirumah sakit."

"Apa?! Koma?! Tolong cepat jemput saya! Saya mohon cepat!"

...

Selesai menjenguk kakeknya, Sylvia termenung sendiri di luar ruangan kakeknya dirawat.

"Sylvia..." panggil orang kepercayaan kakeknya itu.

Sylvia menoleh, menatapnya nanar.

"Selama kamu pergi, banyak sekali yang telah terjadi, entah harus mulai dari mana." ujar pria bertubuh tegap itu.

"Tolong ceritakan pada saya semuanya."

"Semua berawal dari Harrison yang mengatakan bahwa kamu bukanlah cucu aslinya." Tn.Vinz mulai menjelaskan pada Sylvia.

Sylvia tersenyum pahit.

"Masalah ini, saya sudah dengar Tn.Vinz."

"Ternyata kamu sudah dengar."

"Kakek sangat kecewa terhadap kehadiranku disisinya. Ia pasti membenciku." ujar Sylvia yang mulai menangis.

"Salah, ia sangat menyayangimu. Bahkan di malam hari setelah kamu pergi, ia pergi dari rumah disaat hujan hanya untuk mencarimu. Ia sangat khawatir karena kamu tidak pulang."

Mata Sylvia terbelalak mendengarnya. Benar kata Alec, ia pasti salah paham.

"Disitu, Harrison mulai mencari kesempatan untuk menguasai perusahaan kakekmu. Karena kakekmu sangat mempercayainya, ia menyerahkan perusahaannya untuk diurus oleh Harrison selama ia mencarimu. Setiap hari ia hanya fokus mencari, ia bertanya kesana kemari untuk menemukan cucu kesayangannya yang hilang."

Happiness For 10,000 Years [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang