Chapter 28 : Love Is Pure

30 8 2
                                    

"Kenapa Mary?"

Mary terperangah menatap Alec. Bibirnya tidak bisa berkata-kata.

"Lalu Calvin... kenapa kamu memaksanya untuk menipuku?"

Calvin ternganga dan tak bisa berkata-kata.

"Kalian tahu aku... kalian sangat mengenalku, kalian bukan hanya mengenalku satu atau dua tahun... harusnya kalian paham, bahwa aku sangat benci di kasihani."

"A-alec... aku..." Mary tak bisa berkata-kata.

Alec tertawa pahit.

"Kalian anggap aku apa? Aku dikasihani seperti ini sungguh membuatku merasa tidak memiliki harga diri lagi. Aku memang sangat berharap bisa menjadi orang yang sangat penting di dalam hatinya, tapi tidak dengan cara seperti ini!"

Calvin berjalan dengan langkah penuh keraguan, menghampiri Alec. Calvin memegang bahu Alec, bermaksud menenangkannya. Dengan perlahan, Alec menepis tangannya.

"Calvin, kamu adalah sahabat yang paling mengerti diriku. Tapi kini, keputusan konyolmu ini, menunjukan bahwa kamu sama sekali tidak mengerti diriku."

Mary mulai menitikkan air mata.

"Aku tahu maksudmu baik... aku tahu kamu berkorban demi diriku... tapi... keputusanmu ini... sangat melukai harga diriku. Kurasa, bukannya kamu tidak tahu akan jadi seperti ini... lalu kenapa masih dilakukan? Kenapa di teruskan?"

Mary berjalan mendekati Alec perlahan. Alec merentangkan tangannya, menghentikan langkah Mary.

"Aku tahu, aku memang tidak akan pernah bisa mendapatkan hatimu Mary, aku memang tidak akan pernah bisa mencuri perhatianmu. Tapi saat itu, saat kamu memilih untuk bersamaku, aku berpikir, keajaiban telah mendatangiku. Akan tetapi, kenyataannya, semua sangat berbeda.. tidak seindah yang kubayangkan."

"Alec... aku... maafkan aku..." ujar Mary terbata-bata.

Alec berjalan pelan. Calvin dan Mary hanya menatap Alec dari belakang.

"Aku tidak ingin mendapatkan hatimu dari belas kasihan orang lain. Aku ingin dari usahaku sendiri. Bila memang tidak bisa, maka aku akan merelakannya. Seperti saat aku mengetahui bahwa kamu dan Calvin saling mencintai. Aku hanya bisa menyerah. Aku tahu, di hatimu tidak ada diriku. Tapi sungguh, saat kamu datang ke rumahku, dan memilih untuk bersamaku, aku berpikir, aku dapat membuat kamu mencintaiku walau hanya sedikit saja. Karena aku juga menyadari, bahwa peran Calvin di dalam hatimu sangat besar. Tapi aku berharap bisa ada ruang untukku, walau hanya sedikit."

Alec menahan air matanya, membuat matanya terlihat berkaca-kaca. Alec berbalik menghadap Calvin dan Mary.

"Calvin, jangan menyiksa hatimu lagi... juga jangan memaksa Mary lagi. Sudah cukup."

Alec tersenyum pada Calvin dan Mary, menunjukan bahwa dirinya baik-baik saja. Walau sesungguhnya, hati Alec telah hancur berkeping-keping.

"Aku tidak menyalahkan kalian... sudah... sudah... aku ingin lihat kalian baikkan dan kembali bersama. Aku tahu kalian saling mencintai. Lagipula aku juga sudah sembuh."

Mary dan Calvin saling melempar pandangan. Alec berjalan menghampiri Mary yang berada di belakang Calvin, dan menggenggam tangan Mary. Alec berjalan menghampiri Calvin sembari menarik Mary dengan lembut. Alec meraih tangan Calvin dan menyatukan tangan Calvin dengan tangan Mary. Alec tersenyum, seraya air matanya yang jatuh membasahi pipi.

"Aku sangat terharu..." Alec tertawa seraya menghapus air matanya.

Calvin dan Mary saling memandang.

"Alec... kami..." Calvin pun tak bisa berkata-kata.

"Sudah! Jangan bicara lagi... kalian pergi sana. Aku ingin bersenang-senang disini. Aku ingin berlibur."

Happiness For 10,000 Years [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang