Chapter 29 : Two Soul, One Heart

44 7 6
                                    

Lonceng di gereja berdentang. Membuat merpati putih yang sedang singgah, berterbangan dilangit yang biru. Suasana serba putih di dalam aula gereja membuat semua terlihat begitu indah.

Alec berdiri di sebelah lilin-lilin yang menyala, mengenakan tuxedo putih, berjajar bersama dua pria lainnya yang juga mengenakan setelan tuxedo putih.

Calvin berdiri di tengahnya, mengenakan setelan tuxedo hitam. Senyumnya merekah persis seperti bunga mawar putih segar yang tersisip di saku jasnya.

Pintu besar di ujung sana terbuka. Cahaya surya yang begitu terang benderang menyeruak masuk ke dalam ruangan. Yang membuat semua pasang mata tertuju pada pintu itu.

Mary berjalan masuk secara perlahan dengan ayah tercinta di sampingnya. Diiringi oleh tiga gadis yang seragam mengenakan gaun putih panjang yang sangat elegan. Dengan gaun megah seputih mutiara yang dipakainya, membuat Mary terlihat seperti putri dari negeri dongeng. Samar-samar terlihat wajah Mary dari balik veil yang menutupi wajahnya, begitu cantik dengan riasan wajah yang begitu natural.

Mata Mary menatap ke depan, ke arah Calvin yang juga menatap ke arahnya. Langkah demi langkah dilewati Mary secara perlahan. Serangkaian bunga mawar putih yang digenggam oleh Mary menandakan cinta yang suci.

Langkah Mary terhenti di depan altar. Ayahnya melepas genggaman tangan Mary dilengannya. Tangan itu diserahkannya kepada Calvin yang berdiri di altar menunggu Mary sedari tadi.

"Kuserahkan putri tunggalku padamu. Kumohon jagalah dia."

Tangan yang dibalut sarung tangan putih mutiara itu diserahkan pada Calvin. Calvin menyambut tangan itu dengan lembut.

"Jangan khawatir. Mary akan kujaga dengan segenap jiwaku... Pa."

Ayah Mary tersenyum. Mary menaiki beberapa anak tangga menuju altar dengan hati-hati. Tangan yang saling bergandengan memiliki arti tersendiri. Setelah melihat dua sejoli itu sesaat, ayah Mary berlalu. Begitupun dengan tiga gadis pengiring Mary. Semua sudah pada posisinya masing-masing.

"Baiklah biar saya mulai acara ini." ujar sang pastur.

Mary dan Calvin berdiri saling berpandangan. Pastur yang berdiri di antara Mary dan Calvin mulai mengajukan pertanyaan.

"Calvin Vincent Algren... bersediakah anda menjadi suami dari Mary Gao Xia Yu... saling membantu, saling menyayangi, saling mencintai disaat bahagia maupun duka... menemaninya selamanya, dalam segala keadaan sampai maut memisahkan?"

"Saya bersedia." ucap Calvin dengan keyakinan penuh seraya menatap Mary.

Pastur pun melanjutkan mengajukan pertanyaan.

"Mary Gao Xia Yu... bersediakah anda menjadi istri dari Calvin Vincent Algren... saling membantu, saling menyayangi, saling mencintai disaat bahagia maupun duka... menemaninya selamanya, dalam segala keadaan sampai maut memisahkan?"

Mary menatap Calvin yang sebentar lagi akan sah menjadi suaminya itu.

"Saya..."

Semua memandang pasangan yang tengah mengucap janji suci itu. Bahkan ada yang menangis terharu melihatnya. Bila saja mereka tahu kisah perjalanan cinta mereka, mungkin mereka akan sedikit terkejut.

Mary menatap Calvin, dan mulai mengeluarkan air mata penuh keharuan.

"...bersedia."

Tepuk tangan yang meriah membuat suasana seketika menjadi riuh dan menjadi mengharu biru.

Mary menangis seraya tersenyum. Alec ikut bertepuk tangan mengiringi mereka. Air mata mulai terlihat di sudut mata Alec, namun ia terus tersenyum.

Happiness For 10,000 Years [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang